Sukses

Mahkamah Agung Pakistan Putuskan Penangkapan Mantan PM Imran Khan Ilegal, tapi Tetap Diminta Tinggal di Wisma Polisi

Imran Khan yang merupakan mantan bintang kriket sekarang akan berada di bawah perlindungan Mahkamah Agung Pakistan.

Liputan6.com, Islamabad - Mahkamah Agung Pakistan memutuskan bahwa penangkapan terhadap mantan Perdana Menteri Imran Khan atas tuduhan korupsi pada Selasa (9/5/2023) adalah ilegal. Pengadilan pun memerintahkan pembebasan segera Khan.

Sedikitnya 10 orang tewas dan 2.000 lainnya ditangkap saat protes diwarnai bentrokan dengan aparat keamanan terjadi sejak penangkapan Khan.

"Penangkapan Anda tidak sah, sehingga seluruh prosesnya harus mundur," kata Ketua Mahkamah Agung Pakistan Umar Ata Bandial di hadapan Khan seperti dilansir BBC, Jumat (12/5/2023).

Khan yang merupakan mantan bintang kriket sekarang akan berada di bawah perlindungan Mahkamah Agung.

Partai Khan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), menegaskan bahwa rentetan kasus terhadap pemimpin mereka bermotif politik.

Tujuh pemimpin senior PTI, termasuk mantan Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi, termasuk di antara mereka yang juga ditangkap. Dia dituduh menghasut kekerasan.

Meskipun Khan berulang kali meminta untuk diizinkan tinggal di rumahnya, pengadilan memutuskan atas alasan keamanan, Khan harus tetap tinggal di wisma polisi. Namun, dia akan diizinkan untuk mengundang siapa pun yang dia terima sebagai tamunya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menyerukan Protes Damai

Saat persidangan di Mahkamah Agung selesai, Khan meluangkan waktu selama 15 menit untuk menjawab pertanyaan dari media. Dia mengaku, tidak tahu bahwa protes menentang penangkapannya menelan korban jiwa atau bahwa anggota senior partainya telah ditangkap.

Dia mengatakan, ketika ditangkap di kompleks Pengadilan Tinggi Islamabad dia dipukul di kepala dan berdarah.

Ketika lanjut ditanya apakah dia sekarang akan meminta para pendukungnya untuk menghentikan protes yang diwarnai kekerasan, Khan menegaskan bahwa dia selalu menyerukan agar protes dilakukan secara damai.

Pendukung Khan tentu menyambut baik keputusan pengadilan.

"Pembebasan Imran Khan membuktikan bahwa kita tahu yang sebenarnya," kata seorang pria, yang telah menghabiskan beberapa hari terakhir berkumpul di luar kediaman Khan di Lahore.

Yang lain mengatakan putusan Mahkamah Agung telah menghidupkan kembali harapan mereka kepada negara.

Banyak analis percaya bahwa kemenangan Khan dalam pemilu 2018 terjadi dengan bantuan militer. Namun, kabar itu dibantah oleh kedua belah pihak. 

Khan kemudian berselisih dengan militer, yang memiliki pengaruh sangat kuat di Pakistan. Setelah serangkaian pembelotan dan di tengah memuncaknya krisis ekonomi, Khan kehilangan dukungan mayoritasnya di parlemen.

Sejak digulingkan pada tahun 2022, Khan menjadi salah satu kritikus militer paling vokal sekaligus dihantam rentetan kasus hukum yang diarahkan kepadanya.

Pada November 2022, Khan ditembak di kaki saat memimpin pawai protes. Dia menuduh seorang pejabat intelijen senior melakukan serangan itu. Namun, militer membantah keras bertanggung jawab.

Sehari sebelum penangkapannya, militer memperingatkan Khan agar tidak membuat "tuduhan tidak berdasar" setelah dia kembali menuduh seorang perwira senior berencana membunuhnya.

Pengamat melihat Pakistan menghadapi serangkaian krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengingat gejolak politik yang kunjung usai, ekonomi yang berada di ujung jurang, dan meningkatnya kekerasan oleh militan Islam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini