Sukses

Ini Alasan Maskapai Penerbangan Minta Penumpang Terapkan Airplane Mode

Seringkali sebelum pesawat lepas landas, kita mendapat instruksi untuk mematikan perangkat elektronik pribadi. Apakah hal itu benar wajib dilakukan? Simak penjelasan berikut untuk keselamatan Anda saat penerbangan.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap maskapai penerbangan pasti melakukan rutinitas pemberitahuan sebelum pesawat lepas landas.

"Perlu kami sampaikan bahwa penerbangan ini adalah tanpa asap rokok, sebelum lepas landas kami persilahkan kepada Anda untuk menegakan sandaran kursi, menutup dan mengunci meja-meja kecil yang masih terbuka dihadapan Anda, mengencangkan sabuk pengaman, membuka penutup jendela, dan mematikan perangkat elektronik Anda."

Pengumuman instruksi tersebut adalah salah satu upaya untuk menjaga keselamatan penumpang.

Misalnya, membuka penutup jendela bertujuan agar kita bisa melihat bila terjadi keadaan darurat seperti kebakaran. Kita juga perlu menutup meja agar penumpang dapat berjaga-jaga melarikan diri dengan cepat.

Dan perangkat elektronik perlu diatur menjadi "airplane mode" kan? Ini tergantung kepada siapa Anda bertanya.

Melansir dari CNN Travel, Kamis (20/4/2023), berikut adalah alasan mengapa harus mengatur smartphone Anda menjadi airplane mode:

Sejak tahun 1920-an, navigasi dan komunikasi penerbangan bergantung pada layanan radio, yang telah dikoordinasikan untuk meminimalkan interferensi.

Tetapi sekarang, teknologi digital yang saat ini digunakan sudah jauh lebih maju daripada beberapa teknologi analog lama yang digunakan bahkan 60 tahun yang lalu.

Penelitian telah menunjukkan bahwa perangkat elektronik pribadi dapat memancarkan sinyal dalam pita frekuensi yang sama dengan sistem komunikasi dan navigasi pesawat, dan ini menyebabkan adanya interferensi elektromagnetik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apakah Elektronik Pribadi Mengganggu Penerbangan?

Namun penemuan pada tahun 1992 oleh Otoritas Penerbangan Federal AS dan Boeing, mengatakan bahwa interferensi pesawat ternyata tidak ada masalah dengan komputer atau perangkat elektronik pribadi lainnya selama fase penerbangan yang tidak kritis.

Fase kritis yang berarti saat lepas landas dan pendaratan.

Komisi Komunikasi Federal AS juga mulai membuat bandwidth frekuensi yang dicadangkan untuk penggunaan yang berbeda – seperti telepon seluler dan navigasi komunikasi pesawat – sehingga keduanya tidak terganggu oleh satu sama lain.

Pemerintah di seluruh dunia ikut mengembangkan strategi dan kebijakan yang sama untuk mencegah masalah interferensi dengan penerbangan.

Seperti di UE (Uni Eropa), perangkat elektronik diizinkan untuk tetap menyala sejak tahun 2014.

3 dari 4 halaman

2,2 Miliar Penumpang

Lalu mengapa, dengan standar global ini, industri penerbangan terus melarang penggunaan ponsel? Karena salah satu masalah terletak pada sesuatu yang tidak terduga, yaitu gangguan ground.

Jaringan nirkabel dihubungkan oleh serangkaian menara, dan jaringan bisa menjadi kelebihan beban jika penumpang yang terbang di atas jaringan darat ini semuanya menggunakan ponsel mereka.

Jumlah penumpang yang terbang pada tahun 2021 itu melebihi dari 2,2 miliar, dan itu setengah dari jumlah penumpang tahun 2019.

Mengenai jaringan seluler, perubahan terbesar dalam beberapa tahun terakhir ini adalah perpindahan ke standar baru, 5G.

Jaringan 5G diinginkan untuk transfer data berkecepatan lebih tinggi, dan ini telah menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang dalam industri penerbangan.

Industri penerbangan menunjukkan bahwa spektrum bandwidth jaringan 5G itu sangat dekat dengan spektrum bandwidth penerbangan, dan ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem navigasi dekat bandara yang membantu pesawat untuk mendarat.

Bandwidth frekuensi radionya terbatas, namun mereka masih sedang mencoba menambahkan lebih banyak perangkat baru ke dalamnya.

Operator bandara di Australia dan AS telah menyuarakan masalah keamanan penerbangan terkait dengan peluncuran 5G, namun tampaknya sudah diluncurkan tanpa masalah di Uni Eropa.

Apa pun itu, sebaiknya batasi penggunaan ponsel di pesawat sementara masalah seputar 5G masih diselesaikan.

4 dari 4 halaman

Pengalaman Sosial Penerbangan

Sebagian besar maskapai penerbangan sekarang menyediakan pelanggan dengan layanan Wi-Fi yang berbayar ataupun gratis.

Dengan teknologi Wi-Fi baru, penumpang secara teoritis dapat menggunakan ponsel mereka untuk melakukan panggilan video dengan teman atau klien dalam penerbangan.

"Ini akan menjadi ketidaknyamanan bagi awak kabin untuk menunggu penumpang menyelesaikan panggilan mereka untuk menanyakan apakah mereka ingin minuman atau sesuatu untuk dimakan," kata seorang pramugari kepada CNN ketika ditanyakan pendapatnya tentang penggunaan telepon selama penerbangan.

Di pesawat dengan lebih dari 200 penumpang, layanan dalam penerbangan akan memakan waktu lebih lama jika semua orang melakukan panggilan telepon.

Bagi beberapa awak kabin, masalah penggunaan telepon itu lebih pada pengalaman sosial dengan ramainya penmpang pesawat, dan semuanya berpotensi berbicara sekaligus.

Di saat ada satu penumpang yang mengganggu, itu akan menjadi pemicu kemarahan orang lain, dan berdampak pada keseluruhan pengalaman penerbangan.

Kesimpulannya – penggunaan ponsel dalam penerbangan saat ini tidak mengganggu kemampuan pesawat untuk beroperasi. Namun awak kabin mungkin lebih memilih untuk tidak berlama-lama memberikan layanan penerbangan, ada banyak sekali penumpang.

Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menjawab pertanyaan jaringan 5G terkait gangguan navigasi pesawat selama pendaratan. Ingatlah bahwa saat kita membahas dua fase paling kritis dalam penerbangan, lepas landas bersifat opsional – tetapi pendaratan adalah wajib.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini