Sukses

Inspirasi Pernikahan Ramah Lingkungan di India, Pakai Baju Bekas dan Kendaraan Listrik

Di India, pesta pernikahan lazimnya digelar besar-besaran dan menghasilkan banyak sampah. Namun, pasangan Nupur Agarwal dan Ashwin Malwade menginspirasi pernikahan yang lebih ramah lingkungan.

Liputan6.com, New Delhi - Pesta pernikahan identik menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Terlebih di India, itu biasanya menjadi perayaan besar-besaran dan menghasilkan banyak sampah.

Nupur Agarwal dan Ashwin Malwade bertekad melangsungkan pernikahan yang berbeda. Pasangan yang mengikat janji suci pada tahun 2019 itu pun menggelar pesta ramah lingkungan.

Keduanya memang pegiat lingkungan. Pertemuan pertama mereka, bahkan terjadi dalam kegiatan bersih-bersih pantai di Mumbai. 

"Kami tahu kami akan mengadakan pernikahan tanpa sampah karena kami tidak mungkin menghasilkan sampah seperti yang kami ambil di pantai," kata Agarwal, seperti dikutip DW, Kamis (16/3/2023). 

Namun, mereka gagal menemukan wedding organizer yang dapat membantu mereka mengatur pernikahan ramah lingkungan saat itu, hingga akhirnya mereka memutuskan melakukannya sendiri.

Sejumlah elemen ramah lingkungan yang dipakai dalam pernikahan mereka termasuk kendaraan listrik dan baju bekas.

Ya, Nupur Agarwal, mengenakan gaun pengantin bekas ibunya, dengan tambahan tulisan #saynotoplastic dan #climatecrisisreal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Industri Pernikahan di India

Pesta pernikahan ramah lingkungan tersebut ternyata berlangsung sangat sukses, hingga banyak pasangan mulai menghubungi mereka untuk meminta saran bagaimana menggelar acara serupa. 

Menyadari peluang bisnis, mereka kemudian mendirikan perusahaan perencanaan dan konsultasi acara ramah lingkungan bernama Greenmyna.

Dalam tiga tahun terakhir, Nupur Agarwal dan Ashwin Malwade telah merencanakan tujuh pernikahan dan memberi nasihat kepada lebih banyak pasangan. Mereka membanggakan bahwa Greenmyna telah menetralkan lebih dari dua ton karbon dan membuat kompos dari lebih dari lima ton sampah.

Tetapi, hal tersebut masih tidak sebanding lantaran industri pernikahan di India diyakini sebagai sektor ekonomi terbesar keempat, dengan 10 juta pernikahan diperkirakan berlangsung setiap tahunnya.

"Biasanya pernikahan selama tiga hari menghasilkan sekitar 700 hingga 800 kilogram sampah basah dan 1.500 kilogram sampah kering. Emisi karbon untuk pernikahan semacam itu mencapai sekitar 250 ton," ujar Ashwin Malwade.

3 dari 4 halaman

Bukan Hal Mudah

Pooja Devani dan Arjuna Thakker, yang bukan warga asli India, juga ingin melakukan pernikahan ramah lingkungan yang rencananya diselenggarakan di Kota Pune, India barat. Namun, mereka telah mengundang 140 tamu dari Inggris.

"Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa menjadi ramah lingkungan saat kita menerbangkan orang ke India?" kata Pooja Devani.

Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mengimbangi hal itu dengan menanam pohon lewat bantuan Greenmyna. 

 

4 dari 4 halaman

Sisa Makanan

Studi pada tahun 2017 oleh Kementerian Urusan Konsumen India di wilayah New Delhi menunjukkan bahwa tidak jarang hidangan prasmanan di pesta pernikahan di India menyajikan 200 hingga 300 hidangan berbeda.

Fenomena tersebut menyebabkan seringnya terdapat sisa makanan yang tidak hanya berbahaya bagi lingkungan, namun juga seharusnya bisa disalurkan ke orang-orang yang kurang beruntung.

"Rata-rata, kelebihan makanan yang tersisa dari pernikahan bisa memberi makan hingga 100 orang," kata Abdul Wahid, sukarelawan Robin Hood Army, sebuah LSM yang mendistribusikan makanan ke masyarakat yang kurang beruntung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.