Sukses

Tornado Pasir Hantam Kota di Provinsi Mekah Arab Saudi, Puing-Puing Berserakan

Tornado pasir besar menyapu daerah Taif, meninggalkan kehancuran setelahnya. Hantaman angin super besar itu telah membuat penduduk di Arab Saudi terkejut.

Liputan6.com, Taif - Tornado pasir besar menyapu Kota Taif, Provinsi Mekah meninggalkan kehancuran setelahnya. Hantaman angin super besar itu telah membuat penduduk di Arab Saudi terkejut.

Melansir Al Arabiya, Rabu (15/3/2023), video yang beredar di media sosial menunjukkan saat tornado bergerak melintasi lapangan, melahap bebatuan di jalurnya dan mengirimkan debu besar ke langit.

Video lain menunjukkan puing-puing berserakan di jalan-jalan setelahnya dan kendaraan yang tampaknya hancur.

"Rekaman yang menakjubkan itu menunjukkan tornado menghancurkan pedesaan dekat Taif, Arab Saudi, mendatangkan malapetaka," komentar pengguna Twitter Mir Bilal. 

National Center of Meteorology (Pusat Meteorologi Nasional) negara kerajaan itu mengeluarkan peringatan pada Minggu 12 Maret 2023 tentang badai petir dengan berbagai intensitas yang diperkirakan akan melanda sebagian besar wilayah Arab Saudi selama pekan depan.

Menurut peringatan tersebut, hujan lebat dan badai petir, disertai badai pasir dengan kecepatan angin melebihi 50 km per jam, hujan es, dan banjir bandang, diperkirakan akan melanda provinsi-provinsi di Kerajaan tersebut pekan ini.

Pusat Meteorologi Nasional tersebut juga memperingatkan potensi hujan lebat, yang mengakibatkan jarak pandang rendah, dan mendesak warga untuk tetap mengetahui informasi cuaca melalui layanan komunikasi dan saluran media sambil mengikuti instruksi dari otoritas terkait.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Video Tornado Pasir Viral

Menurut informasi dari situs Saudi Moment, tornado pasir besar menyapu Taif di Provinsi Mekah, Arab Saudi dan tornado itu terekam dalam sebuah video yang menjadi viral di media sosial pada Senin 13 Maret 2023.

Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi memperkirakan pada hari Minggu bahwa badai petir dengan intensitas berbeda akan melanda banyak wilayah di Kerajaan selama minggu ini.

Pusat meteorologi Nasional Arab Saudi mendorong penduduk setempat untuk tetap mengetahui berita cuaca terbaru melalui saluran media dan layanan komunikasinya.

3 dari 4 halaman

Arab Saudi Jadi Ladang Lavender Cantik, Fenomena Langka Terjadi hingga 20 Hari

Sebelumnya, mekarnya bunga lavender berwarna ungu di gurun pasir tandus Arab Saudi tengah jadi sorotan. Sebab pemandangan yang tercipta begitu indah, orang-orang bahkan berdatangan untuk menikmati momen langka tersebut.

Apa penyebab fenomena tersebut?

Mengutip AFP, Selasa (21/2/2023), berubahnya padang pasir tandus menjadi ladang lavender ungu yang cantik di Arab Saudi disebutkan telah dipicu oleh winter rain. Hujan musim dingin yang lebih lebat dari biasanya itu telah menyelimuti pasir Arab Saudi bagian utara dengan bunga-bunga ungu, menarik para wisatawan dari seluruh Jazirah Arab.

Seseorang bernama Muhammad al-Mutairi bahkan rela berkendara hampir enam jam dari kampung halamannya di tengah negara kerajaan demi melihat semburan warna ungu yang langka di lanskap yang menjemukan: si bunga lavender.

"Tidak ada yang menyangka adegan ini terjadi di Arab Saudi," kata pensiunan guru berusia 50 tahun itu kepada AFP saat dia mengamati 'lautan' ungu yang membentang sejauh mata memandang di padang pasir di sekitar Rafha, dekat perbatasan Irak.

"Aroma dan pemandangannya menyegarkan jiwa," katanya tentang tumbuhan yang dikenal di Arab sebagai lavender liar.

Winter rain atau hujan musim dingin membawa banjir yang mematikan ke bagian barat Arab Saudi akhir tahun lalu, tetapi di wilayah utara membawa kehidupan di padang pasir.

Nasser al-Karaani juga rela melakukan perjalanan 770 kilometer (480 mil) dari ibu kota Riyadh untuk melihat bunga berwarna ungu ini sebelum layu.

"Pemandangan ini berlangsung dari 15 hingga 20 hari dalam setahun, dan kami datang ke sini khusus untuk menikmatinya," kata pengusaha Saudi berusia 55 tahun itu.

Dia menurunkan tenda dari kendaraan roda empatnya dan mendirikan tempat istirahat dengan sekelompok teman sebelum berkumpul di sekitar api unggun untuk minum teh panas.

"Suasana ini membuat saya merasa nyaman," kata Karaani yang mengenakan jaket tebal di atas gaun thobe tradisionalnya.

Di seberang padang pasir, para pengunjung mendirikan tenda dan memasak makanan di atas api terbuka.

Penduduk di daerah itu menjauhkan unta untuk mencegah mereka memakan bunga yang telah menarik perhatian para wisatawan.

Hamza al-Mutairi, yang sedang berkemah bersama teman-temannya, mengatakan bahwa dia merasa recharged atau terisi kembali oleh tontonan alam.

"Ini memberi seseorang motivasi baru untuk hidup,” kata pria Saudi berusia 56 tahun itu.

Di dekatnya, Abdul Rahman al-Marri mengatakan dia telah berkendara jauh-jauh dari negara asalnya Qatar untuk melihat sekilas bunga yang semarak itu.

"Pemandangan itu sepadan" dengan perjalanan lebih dari 12 jam, katanya. "Seolah-olah Anda berada di surga." 

 

4 dari 4 halaman

Pegunungan Makkah Arab Saudi Menghijau

Sebelumnya, kabar pegunungan di wilayah Mekah Arab Saudi yang menghijau juga jadi sorotan. Fenomena tak biasa saat wilayah tersebut berubah warna menjadi hijau subur, karena sebelumnya tandus dan gersang.

Netizen menyorot pemandangan hijau yang tak lazim bagi sebagian orang itu.

Netizen di luar Arab Saudi, seperti Pakistan dan Indonesia, yang mengaitkan fenomena tersebut dengan kiamat. 

"Ini adalah salah satu tanda-tanda qayammat bahwa Mekah dan Madinah akan hijau lagi," ujar seorang netizen Pakistan bernama Saqib seperti dikutip dari The New Arab.

Netizen Indonesia bernama Irfan menyebut "hari akhir sedang datang" dan saat ini adalah "zaman kegelapan."

Beberapa orang menghubungkan penghijauan yang tiba-tiba di Mekah dengan sebuah hadis Nabi Muhammad (SAW) yang mengatakan: "Kiamat tidak akan datang sampai tanah Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai."

Namun, seorang pengguna memperingatkan agar tidak membuat kesimpulan prematur, menunjukkan bahwa fenomena tersebut bersifat sementara dan telah terjadi sebelumnya.

Hujan deras di negara itu kabarnya terjadi setelah seruan Raja Salman pada November 2022 bagi orang-orang untuk melakukan doa khusus untuk hujan yang dikenal sebagai istisqa.   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.