Sukses

Laut China Selatan hingga Taiwan, Asia Diselimuti Potensi Perang Menghancurkan

Menteri pertahanan Singapura memperingatkan bahwa perang di Asia akan menghancurkan tidak hanya bagi benua itu, tetapi juga bagi seluruh dunia.

Liputan6.com, Munich - Menteri pertahanan Singapura pada Jumat (17 Februari) memperingatkan bahwa perang di Asia akan menghancurkan tidak hanya bagi benua itu, tetapi juga bagi seluruh dunia --mengutip berbagai isu mulai dari aliansi pertahanan di Asia, isu Laut China Selatan hingga Taiwan.

Berbicara di Konferensi Keamanan Munich ke-59, Dr Ng menyoroti bahwa kekuatan dunia telah meningkatkan kehadiran militer mereka di Asia.

Dia mengutip formasi pengelompokan strategis seperti Quad (Amerika Serikat, India, Australia, Jepang) dan AUKUS (AS, Australia, Inggris).

AS mendapatkan lebih banyak akses ke pangkalan di Filipina, serta latihan pertahanan rudal di Korea Selatan sebagai contoh dari apa yang akan ditafsirkan China sebagai "langkah persiapan".

Demikian pula, Beijing juga telah meningkatkan kehadiran militernya di kawasan itu, demikian ungkap Dr Ng - mulai dari patroli di Laut China Selatan yang disengketakan hingga jet Tiongkok yang secara teratur melintasi garis median di Selat Taiwan.

Meski begitu, "genderang perang belum mulai berdetak", kata Dr Ng.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Simak video pilihan berikut:

3 dari 4 halaman

Masalah Taiwan

Ketika dua pihak yang bertikai belum berada pada titik nadir konflik fisik, Menhan Singapura mengatakan bahwa Taiwan akan menjadi faktor penentu yang kuat.

Dia menunjukkan dua narasi: Satu, menempatkan Taiwan sebagai "lonceng kontes antara otokrasi dan demokrasi". Kedua, pertempuran untuk sumber daya strategis, mirip dengan cara negara-negara sebelumnya memperebutkan rempah-rempah dan minyak. Dalam konteks saat ini, sumber daya semacam itu akan menjadi chip kelas atas yang dipasok Taiwan ke dunia.

Dr Ng mengatakan China akan bertindak atau dipaksa untuk bertindak jika ada langkah menuju kemerdekaan Taiwan. "Ini akan dilihat sebagai bab lain dari perjanjian yang tidak setara yang dipaksakan kepada China, dan tidak ada pemimpin China yang dapat menerima itu," kata menteri itu.

 

4 dari 4 halaman

Masalah Laut China Selatan

Peristiwa kecil juga bisa menjadi pemicu konflik, kata Dr Ng, memberikan contoh bagaimana Perang Dunia I pecah.

Dia juga mengutip insiden yang lebih baru seperti pesawat militer China dan AS yang datang dalam jarak beberapa meter satu sama lain di atas Laut China Selatan, dan balon pengintai China yang beroperasi di atas wilayah AS.

Kesimpulannya, Dr Ng memperingatkan konsekuensi bencana perang di Asia dan bahwa ada "alternatif yang layak" di luar sana.

"Kami tidak berada di tempat yang nyaman," kata Dr Ng. "Suhunya tidak mendidih, tapi pasti naik. Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk mendinginkannya."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.