Sukses

Pesan Singkat Pilot Susi Air Minta Indonesia Akui Kemerdekaan Papua Merdeka

Dalam potongan video ketiga yang beredar, pilot Susi Air asal Selandia Baru ini diperintahkan oleh para pemberontak untuk menyampaikan pesan terkait kemerdekaan Papua.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar video seorang pilot Selandia Baru yang disandera oleh pemberontak bersenjata busur dan anak panah di wilayah terpencil Papua, Indonesia.

Phillip Mehrtens, seorang pilot perusahaan penerbangan Indonesia Susi Air, dikabarkan diculik minggu lalu oleh pemberontak separatis, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, yang menyerbu pesawat bermesin tunggal tak lama setelah mendarat di landasan kecil.

Kelompok Tentara Pembebasan Papua Barat, sayap bersenjata United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), menangkap Mehrtens sebelum membakar pesawatnya di landasan pacu di Paro, distrik terpencil Nduga pada 7 Februari.

Baru-baru ini mereka merilis rekaman yang menunjukkan pilot Mehrtens berdiri di hutan dikelilingi oleh orang-orang yang bersenjatakan senapan, tombak, busur dan anak panah.

Dalam rekaman yang juga dimuat Daily Mail dan dikutip Kamis (16/2/2023), pemimpin kelompok pemberontak Egianus Kogoya mengatakan pilot yang berasal dari Christchurch tidak akan dibebaskan sampai wilayah Papua merdeka dari Indonesia.

Namun sejauh ini pemerintah Indonesia berdiri teguh, mengatakan Papua akan 'selamanya tetap menjadi bagian yang sah' dari Indonesia.

Penyanderaan Bagian dari 'Pembebasan Papua' (kemerdekaan Papua) dari Indonesia

Salah satu video yang beredar menunjukan sang pemimpin, Kogoya duduk di kokpit pesawat, mengatakan dia menyandera pilot sebagai bagian dari perjuangan mereka 'membebaskan Papua' dari Indonesia.

Video lain menunjukkan Pilot Mehrtens berdiri di hutan yang dikelilingi oleh pemberontak bersenjata lengkap.

Dalam potongan video ketiga yang beredar, pilot asal Selandia Baru itu terlihat diperintahkan oleh para pemberontak untuk menyampaikan pesan.

"Militer Papua yang menawan saya untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua, mereka meminta militer Indonesia untuk pulang ke Indonesia dan jika tidak, saya akan tetap menjadi tawanan selamanya," demikian pesan singkat Mehrtens.

Dalam pesannya yang menggunakan bahasa Inggris, pilot Mehrtens menambahkan: 'Indonesia harus mengakui Papua merdeka.'

"Saya menyandera dia untuk kemerdekaan Papua, bukan untuk makanan atau minuman," imbuh pemimpin pemberontak Kogoya dalam video saat Pilot Mehrtens berdiri di sampingnya.

"Dia akan aman bersamaku selama Indonesia tidak menggunakan senjatanya, baik dari udara maupun dari darat."

Papua dimasukkan ke dalam Indonesia pada tahun 1969 setelah pemungutan suara yang disponsori PBB yang secara luas dianggap palsu. Sejak itu, pemberontakan tingkat rendah membara di wilayah kaya mineral yang terbagi menjadi dua provinsi, Papua dan Papua Barat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Evakuasi Berujung Penyanderaan

Mehrtens telah mendaratkan pesawatnya, dengan lima penumpang, di landasan pacu kecil di Paro dan dijadwalkan untuk mengevakuasi 15 pekerja konstruksi yang membangun pusat kesehatan di distrik tersebut setelah pemberontak separatis mengancam akan membunuh mereka.

"Rencana kami untuk mengevakuasi para pekerja membuat marah para pemberontak, yang membalas dengan membakar pesawat dan menangkap pilotnya," kata Bupati Nduga Namia Gwijangge, salah satu penumpang. 'Kami sangat menyesali kejadian ini.'

Terbang adalah satu-satunya cara praktis untuk mengakses banyak bagian daerah pegunungan.

"Para pemberontak membebaskan kelima penumpang karena mereka adalah penduduk asli Papua," kata juru bicara pemberontak Sebby Sambom sebelumnya.

Sambom membagikan video dan foto pada Selasa 14 Februari, yang menunjukkan sekelompok pria bersenjata membakar pesawat di landasan.

 

3 dari 4 halaman

Pernyataan Selandia Baru Respons Foto dan Video Penyanderaan Pilot Susi Air

Sebelumnya, polisi membenarkan kabar penyanderaan usai sebuah video dan foto pilot Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY, Kapten Philips M sedang bersama Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) beredar di media sosial.

"Benar, foto dan video tersebut diduga diambil pada saat insiden pembakaran pesawat Susi Air," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo saat dihubungi, Rabu (15/2/2023).

Dengan beredarnya foto tersebut, maka dipastikan bahwa pilot Selandia Baru yang bekerja untuk Susi Air itu dipastikan disandera oleh KKB.

"Kami mengetahui foto dan video yang beredar, tetapi tidak akan berkomentar lebih lanjut pada tahap ini," demikian pernyataan Selandia Baru melalui Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan kepada CNN yang dikutip hari ini.

 

4 dari 4 halaman

Pencarian Pilot

Tim gabungan TNI-Polri sejauh ini masih mencari pilot Susi Air yakni Philip Mark Mehrtens di wilayah Nduga, Papua,  dan sekitarnya. 

"Upaya-upaya pencarian pilot Susi Air terus dilakukan," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman dalam keterangannya.

Dia menuturkan, untuk mengoptimalkan pencarian, Tim Gabungan TNI Polri kini bergabung dengan Satgas Damai Cartenz. Adapun semuanya terus berkoordinasi dengan sejumlah tokoh dan oihak pemerintah daerah.

"Tim Gabungan TNI Polri telah menyiapkan Tim Evakuasi apabila sewaktu-waktu diketahui keberadaan Pilot tersebut," kata Herman.

Dia menegaskan, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa bersama Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri dan yang lainnya juga berada di Mimika memimpin dan bergabung bersama-sama dengan Para Prajurit TNI Polri untuk melakukan proses pencarian dan evakuasi pilot Susi Air tersebut.

"Benar Bapak Pangdam XVII/Cenderawasih bersama Kapolda Papua, Pangkoopsud III dan Danrem 172/PWY berada di Mimika bergabung memimpin dan bersama-sama dengan para Prajurit TNI Polri," ungkap Herman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.