Sukses

Kenapa Gempa Turki Sangat Mematikan? Ini 5 Faktor Penyebabnya

Liputan6.com, Gaziantep - Turki (Turkiye) sedang berkabung. Sudah lebih dari empat ribu orang kehilangan nyawa akibat terjadinya dua gempa besar pada Senin 6 Februari 2023. Gempa terasa hingga ke Israel.

Pusat gempa berada di sekitar kota Gaziantep yang berlokasi di provinsi Gaziantep. Banyak korban yang tertimbun di reruntuhan gedung-gedung, dan ketika proses evakuasi masih berlangsung, ada gempa besar lain yang terjadi. 

WHO menyebut jumlah korban akan terus bertambah hingga berkali-kali lipat. Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan hari berkabung selama sepekan di negaranya. Gempa yang terjadi pada Senin kemarin adalah yang terbesar di Turki sejak tahun 1939. Lebih dari 30 ribu orang meninggal pada bencana tersebut. 

"Ada potensi terus terjadi keruntuhan lebih lanjut sehingga kami sering melihat peningkatan delapan kali lipat pada jumlah awal," ungkap petugas darurat senior WHO untuk Eropa Catherine Smallwood seperti dikutip The Guardian.

WHO memprediksi pekan depan jumlah banyaknya akan mulai terlihat. Selain itu, ada juga korban yang berada di Suriah. Para WNI di Turki sejauh ini masih dinyatakan aman karena jauh dari pusat gempa.

Ada sejumlah faktor mengapa gempa Turki bisa menyebabkan banyak korban. Turki sebetulnya merupakan area rawan gempa, namun ada sejumlah faktor lain seperti waktu dan infrastruktur gempa. 

5 Faktor yang Meyebabkan Gempa Turki Mematikan

Berikut lima faktor yang berkontribusi kepada parahnya dampak gempa di Turki, 6 Februari 2023, serta penjelasannya:

  • Zona Gempa
  • Waktu Kejadian
  • Lokasi Kejadian
  • Gedung Tak Tahan Gempa
  • Gempa Dangkal

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Turki Zona Gempa

Negara Turki berada di area Lempeng Anatolia. Para ahli menyebut Turki memang adalah salah zona paling rawan gempa di dunia. 

Menurut laporan Al Jazeera, area Turki berada di Patahan Anatolia Utara yang melalui Lempeng Anatolia dan Lempeng Eurasia di bagian utara Turki. Ada juga Patahan Anatolia Timur yang melalui Lempeng Arabia yang berada di tenggara Turki. 

Pada gempa besar tahun 1939, gempa terjadi di Erzincan yang sisi utara (timur laut) Turki. Pada 1999 juga terjadi gempa di timur laut. Warga Istanbul ikut terdampak pada gempa tahun 1999.

Sementara gempa 2023 terjadi di bagian selatan atau tepatnya di Gaziantep yang berada di tenggara Turki. 

Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha pada Selasa 7 Februari 2023 menyebut gempa yang terjadi tidak berdampak ke kota-kota besar seperti Istanbul dan Ankara. 

 

3 dari 6 halaman

2. Waktu Kejadian

Berdasarkan laporan Phys.org, pakar dari British Geological Survey, Roger Musson, turut menyorot waktu terjadinya gempa yang terjadi pagi hari. Gempa terjadi di Turki pada pukul 04.17 pagi waktu setempat ketika waktu masyarakat sedang tidur.

Musson berkata hal itu mengakibatkan orang-orang "terjebak saat rumah mereka runtuh", ujar Musson kepada AFP.

Ketika gempa besar kedua terjadi pada siang hari, warga juga masih sibuk melakukan evakuasi para korban yang tertimbun reruntuhan karena gempa awal.

4 dari 6 halaman

3. Lokasi Kejadian

Lebih lanjut, Musson meyorot bahwa lokasi gempa dekat Gaziantep mirip dengan gempa yang terjadi pada 1882. Puluhan ribu orang meninggal akibat gempa tersebut.

Menurut Musson, gempa pada Februari 2023 karena gerakan patahan tektonik Arabia yang bergerak ke arah utara, sehingga menggesek Turki. Gerakan patahan tersebut tidak berjalan dengan lancar, sehingga menyebabkan gempa besar.

Sebelumnya, United States Geological Survey (USGS) menyorot lokasi gempa pada Senin pagi berada di area pertigaan tempat lempeng Afrika, Arabia, dan Anatolia bertemu.

5 dari 6 halaman

4. Bangunan Tak Tahan Gempa

Hal lain yang menjadi sorotan adalah bangunan yang tak tahan gempa. Bangunan di daerah Gaziantep disebut berbeda dari bangunan di kota seperti Istanbul. 

Pakar insyinyur struktural dari USGS, Kishor Jaiswal, berkata gedung-gedung baru di Istanbul didesain tahan gempa, sementara bangunan-bangunan di selatan Turki ini banyak yang bangunan lama, sehingga rapuh, jelas Jaiswal seperti dilansir PBS.

Sementara, vulkanolog Carmen Solana dari Porstmouth University menyebut infrastruktur tahan  gempa adalah hal yang krusial di area gempa, namun di bagian Turki selatan infrastruktur seperti itu tidak banyak, ujarnya seperti dikutip Phys.org.

Video-video juga banyak beredar di media sosial yang menampilkan momen kehancuran bangunan-bangunan di area terdampak gempa. Bangunan bisa amblas dalam hitungan detik.

Ribuan bangunan dilaporkan hancur di Turki akibat gempa Senin 6 Februari 2023. Pihak KBRI Ankara menyebut rumah dan asrama WNI juga ikut hancur. Para WNI terdampak gempa akhirnya dijemput oleh KBRI.

6 dari 6 halaman

5. Gempa Dangkal

Gempa di Turki terjadi di daratan, dan kedalamannya dangkal. Gempa yang dangkal bisa memicu kehancuran yang lebih parah. 

Menurut USGS, gempa di Turki pada Senin pagi hanya memiliki kedalaman 10 kilometer. 

Dilaporkan NBC News, Direktur dari Pacific Northwest Seismic Network dan profesor dari University of Washington, Harold Tobin, menyebut bahwa gempa yang terjadi termasuk "gempa kontinental yang terbesar". 

"Skalanya luar biasa," ujar Tobin.

Setelah melihat video-video kehancuran gedung di Turki, Tobin juga mengakui bahwa bangunannya tidak memenuhi standar tahan gempa. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.