Sukses

Komet Langka Sekali dalam 50 Ribu Tahun Bisa Terlihat dari Bumi Awal 2023

Komet yang baru ditemukan dapat terlihat dengan mata telanjang saat melesat melewati Bumi dan Matahari dalam beberapa minggu mendatang untuk pertama kalinya dalam 50.000 tahun, kata para astronom.

Liputan6.com, Jakarta - Komet yang baru ditemukan dapat terlihat dengan mata telanjang saat melesat melewati Bumi dan Matahari dalam beberapa minggu mendatang untuk pertama kalinya dalam 50.000 tahun, kata para astronom.

Komet itu disebut C/2022 E3 (ZTF) setelah Zwicky Transient Facility, yang pertama kali melihatnya melewati Jupiter pada Maret tahun lalu.

Setelah melakukan perjalanan dari jangkauan es tata surya kita, ia akan datang paling dekat dengan matahari pada 12 Januari dan lewat paling dekat dengan Bumi pada 1 Februari 2023, AFP mewartakan seperti dikutip dari CGTN, Minggu (8/1/2023).

Akan mudah dikenali dengan sepasang teropong yang bagus dan kemungkinan bahkan dengan mata telanjang, asalkan langit tidak terlalu diterangi oleh lampu kota atau bulan.

Komet itu "akan menjadi paling terang ketika paling dekat dengan Bumi," kata Thomas Prince, seorang profesor fisika di California Institute of Technology yang bekerja di Zwicky Transient Facility.

Terbuat dari es dan debu serta memancarkan aura kehijauan, komet ini diperkirakan memiliki diameter sekitar satu kilometer, kata Nicolas Biver, seorang astrofisikawan di Observatorium Paris.

Itu membuatnya jauh lebih kecil dari NEOWISE, komet terakhir yang terlihat dengan mata tanpa bantuan, yang melewati Bumi pada Maret 2020, dan Hale–Bopp, yang menyapu pada tahun 1997 dengan diameter yang berpotensi mengakhiri hidup sekitar 60 kilometer.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lebih Dekat ke Bumi

Tetapi kunjungan terbaru akan datang lebih dekat ke Bumi, yang "mungkin menebus fakta bahwa itu tidak terlalu besar," kata Biver.

Sementara komet akan paling terang saat melewati Bumi pada awal Februari, bulan yang lebih purnama bisa membuat melihatnya sulit.

Untuk Belahan Bumi Utara, Biver menyarankan minggu terakhir bulan Januari, ketika komet melewati antara rasi bintang Ursa Minor dan Ursa Major.

Bulan baru selama akhir pekan 21-22 Januari menawarkan peluang bagus bagi para pengamat bintang, katanya.

"Kami juga bisa mendapatkan kejutan yang bagus dan objeknya bisa dua kali lebih terang dari yang diharapkan," tambah Biver.

Pangeran mengatakan kesempatan lain untuk menemukan komet di langit akan datang pada 10 Februari, ketika melintas dekat dengan Mars.

 

3 dari 3 halaman

Kunjungan Langka

Komet itu telah menghabiskan sebagian besar hidupnya "setidaknya 2.500 kali lebih jauh daripada Bumi dari matahari," kata Prince.

Biver mengatakan komet itu diyakini berasal dari Awan Oort, bola luas berteori yang mengelilingi tata surya yang merupakan rumah bagi benda-benda es misterius.

Terakhir kali komet melewati Bumi adalah selama periode Paleolitik Atas, ketika Neanderthal masih berkeliaran di Bumi.

Pangeran mengatakan kunjungan komet berikutnya ke tata surya bagian dalam diharapkan dalam 50.000 tahun lagi.

Tetapi Biver mengatakan ada kemungkinan bahwa setelah kunjungan ini komet akan "dikeluarkan secara permanen dari tata surya."

Di antara mereka yang mengawasi dengan cermat adalah Teleskop Luar Angkasa James Webb. Namun, itu tidak akan mengambil gambar, melainkan mempelajari komposisi komet, kata Biver.

Semakin dekat komet ke Bumi, semakin mudah bagi teleskop untuk mengukur komposisinya "saat Matahari mendidih dari lapisan luarnya," kata Prince.

"Pengunjung langka" ini akan memberi kita "informasi tentang penghuni tata surya kita jauh melampaui planet yang paling jauh," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.