Sukses

Dubes Ukraina Kecewa dengan Pernyataan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Terkait Invasi Rusia

Gubernur Sumut sempat menyampaikan pernyataan jika ia menjadi Putin, maka ia sudah menyerang Ukraina sejak tiga tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Ukraina untuk RI Vasyl Hamianin menyampaikan kekecewaanya atas pernyataan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi terkait invasi Rusia jika ia adalah presiden Vladimir Putin.

"Tak ada pembenaran apapun soal peperangan. Kami menyampaikan kekecewaan hal ini disampaikan oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang juga seorang tentara," ujar Dubes Ukraina Vasyl Hamianin dalam press briefing secara online pada Rabu (8/6/2022).

"Jika tak ingin merasakan apa yang orang lain rasakan, jangan merasa sosok yang punya jiwa kemanusiaan," tambah dubes Vasyl.

Sebelumnya, Gubernur Sumut tersebut menyampaikan pernyataan jika ia menjadi Putin, maka ia sudah menyerang Ukraina sejak tiga tahun lalu.

Pernyataan ini disampaikan oleh Edy Rahmayadi dalam sebuah kesempatan saat menjadi pembicara di sebuah forum.

"Tidak ada pembenaran untuk peperangan. Bahkan di pembukaan UUD Indonesia disebutkan menolak segala bentuk penjajahan," kata Dubes Vasyl.

"Saya ingin mengingatkan Gubernur Edy bahwa Indonesia juga pernah berjuang dalam perang. Kini mayoritas orang Ukraina terjerumus perang dan banyak yang tewas."

Dubes Vasyl juga menyebutkan, apa yang dilakukan Gubernur Edy telah mendapat kritikan dari Juru Bicara Kementerian Pertahanan RI.

Dalam pernyataannya, Dubes Vasyl mengutip pernyataan Jubir Kemenhan Dahnil Anzar Simanjuntak; "... pernyataan pak Edy tak pantas dan tak perlu disampaikan."

Dubes Vasyl mengingatkan kembali pernyataan Presiden RI Joko Widodo yang turut menolak peperangan. Dalam pernyataannya, Jokowi menanggapi bahwa perang harus segera dihentikan.

Jokowi menyebut, "Perang itu menyengsarakan umat manusia," tertulis di akun Twitter Jokowi.

"Saya harap pak Edy bisa membaca ini," kata Dubes Vasyl.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

100 Hari Invasi Rusia, Dubes Vasyl Hamianin Ungkap Situasi Terkini di Ukraina

100 hari sudah invasi Rusia ke Ukraina, membuat situasi di negara tersebut kian menyedihkan. Hal itu disampaikan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin dalam wawancara dengan Liputan6.com, Jumat (3/6/2022).

"Konsekuensinya sangat besar dan sangat, sangat menyedihkan. Dan skala kerusakan dunia, menurut saya, belum pernah terjadi sebelumnya sejak Perang Dunia Kedua," ujar Dubes Vasyl Hamianin.

"Kami memiliki sekitar 15 juta orang menjadi pengungsi atau terlantar di Ukraina. Kami memiliki puluhan ribu orang yang mengalami luka-luka dan puluhan ribu orang terbunuh dalam hal ini, maksud saya, warga sipil."

"Kami juga memiliki ratusan anak yang terbunuh dan lebih dari 200 ribu anak dideportasi secara paksa ke Rusia."

Duta Besar Vasyl Hamianin juga menyampaikan bahwa ratusan korban juga mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh tentara Rusia di wilayah Ukraina.

"Kota-kota hancur rata dengan tanah. Kota-kota seperti Novara, pusat Donetsk, Mariupol dan kota-kota lain. Gereja hancur besar-besaran, dari museum masjid dan segalanya."

Apa yang terjadi hari ini menurut Dubes Vasyl Hamianin, benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya terhadap dunia.

Ia menekankan bahwa dunia turut merasakan krisis pangan, krisis nuklir dan keamanan dunia.

3 dari 4 halaman

Volodymyr Zelensky: Rusia Rebut 20 Persen Wilayah Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Rusia telah merebut 20 persen wilayahnya. Invasi Rusia ke Ukraina telah berlangsung sejak Februari 2022.

Dilaporkan BBC, Jumat (3/6/2022), hal itu diungkap Presiden Zelensky dalam video kepada anggota-anggota parlemen Luksemburg.

"Semua formasi-formasi militer Rusia yang siap tempur sedang terlibat di agresi ini," ujar Presiden Zelensky.

Ia menyorot serangan yang makin intensif di kota Severodonetsk di wilayah timur Donbas. Sementara, pejabat pertahanan Inggris berkata Rusia telah merebut banyak kota-kota dan terus unggul berkat konsentrasi berat artileri mereka.

Severodonetsk adalah kota Ukraina yang paling timur. Ukraina masih mencoba mempertahankan kendali di kota tersebut dari serangan Rusia dari berbagai penjuru.

Gubernur Serhiy Haidai yang memimpin Severodonetsk menyebut tentara Ukraina berusaha melakukan serangan balik dan mendapatkan tawanan. Namun, pertempuran di jalan yang sengit membuat evakuasi sulit dan sangat berbahaya. 

Volodymyr Zelensky berkata tak ada perubahan drastis di wilayah Donbas, tetapi ia berkata prajurit Ukraina mencetak sejumlah "keberhasilan" di pertempuran Severodonetsk. Masih ada 15 ribu orang yang terperangkap di kota itu. 

Sebelumnya, Presiden Ukraina menuduh Rusia melakukan "kegilaan" karena menyerang pabrik kimia Azot yang berukuran besar. Pabrik itu menjadi shelter bagi para pengungsi perang di Ukraina.

Di selatan, Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko berkata Rusia mengeksekusi sejumlah warga sipil di Mariupol. Boychenko berhasil evakuasi sebelum kota itu jatuh ke tangan Rusia. 

4 dari 4 halaman

Uni Eropa Sepakat Larang 90 Persen Impor Minyak Rusia

Dalam upaya paling besar untuk menghukum Rusia atas serangannya di Ukraina, Uni Eropa setuju untuk melarang sebagian besar impor minyak Rusia setelah perundingan tegang yang menguji seberapa jauh blok itu bersedia untuk mengucilkan Moskow.

Dalam langkah yang tidak terpikirkan beberapa bulan lalu, para pemimpin Uni Eropa hari Senin malam setuju untuk memotong sekitar 90% dari semua impor minyak Rusia dalam enam bulan ke depan, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (2/6).

Uni Eropa menyetujui larangan yang mempengaruhi semua ekspor minyak Rusia melalui laut ke UE, tetapi tidak melalui jalur pipa utama ke beberapa negara Eropa Tengah dan Timur termasuk Hongaria. UE belum memberlakukan embargo terhadap gas Rusia.

Para pemimpin Uni Eropa hari Selasa (31/5) memusatkan perhatian pada bagaimana membantu Ukraina mengekspor jutaan ton biji-bijian yang terhambat oleh perang.

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa negara-negara UE membentuk dan sedang melakukan jalur solidaritas yang akan memungkinkan mereka mengekspor sebagian gandum itu melalui jalur darat dan kereta api menuju pelabuhan Uni Eropa.

"Khusus gas kini kami membentuk satuan tugas bersama untuk pembelian gas bersama, karena kekuatan pasar dari seluruh 27 negara anggota di Uni Eropa jauh lebih besar daripada setiap negara anggota dan kami akan mencapai kondisi yang lebih baik," ujar von der Leyen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.