Sukses

Media Rusia Kutip Sri Mulyani, Sebut Pemimpin Negara G20 Termasuk Vladimir Putin Diundang KTT di Indonesia

Media Rusia TASS mengutip ucapan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani perihal kehadiran Vladimir Putin yang menuai kontroversi. Melalui artikel bertajuk "All G20 leaders, including Putin, invited to Indonesia summit - minister".

Liputan6.com, Jakarta - Media Rusia TASS mengutip ucapan Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani perihal kehadiran Vladimir Putin yang menuai kontroversi. Melalui artikel bertajuk "All G20 leaders, including Putin, invited to Indonesia summit - minister", yang diterbitkan pada Jumat (22/4/2022).

"Sekarang semua negara di G20 telah menerima undangan mereka," kata Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati, demikian yang dimuat dari TASS.

Media Rusia TASS menyebut Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada hari Kamis bahwa semua para pemimpin negara G20 telah diundang ke KTT mendatang di Indonesia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

Ketika ditanya apakah Putin akan hadir pada KTT G20 yang dijadwalkan berlangsung di pulau wisata Bali di Indonesia, menteri menjawab: "Ya, kami [telah] mengundang." Dia menambahkan bahwa undangan ke acara tingkat atas dikirim sebelumnya.

"Sekarang semua negara di G20 telah menerima undangannya," tambahnya.

"Dalam hal mengatur pertemuan itu sendiri, seperti yang kita lakukan kemarin, itu tidak mudah, tetapi, pada akhirnya, mereka semua berada di ruangan yang sama. Tetapi jika Anda tidak setuju dan ingin mengungkapkan ini <… >, Anda walk out," katanya, tampaknya mengacu pada keputusan beberapa delegasi untuk meninggalkan pertemuan para menteri keuangan dan kepala Bank Sentral G20 hari Rabu selama pidato Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov, yang berpartisipasi dalam acara tersebut melalui tautan video.

"Itu ekspresi politik yang lain, tapi tidak menghalangi kita bicara substansi yang penting," demikian ucapan Menkeu Sri Mulyani yang juga dikutip. "Jadi ini harus dapat dikelola dan dilakukan.

Bloomberg melaporkan sebelumnya, mengutip sumber sendiri, bahwa Amerika Serikat telah menuntut agar Indonesia mengecualikan Presiden Rusia Vladimir Putin dari partisipasi dalam KTT G20 mendatang, memperingatkan bahwa jika tidak, beberapa negara mungkin mengirim delegasi tingkat yang lebih rendah ke pertemuan tersebut.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa keputusan tentang partisipasi Putin dalam KTT akan tergantung pada situasi dan Kremlin sebagian besar akan dipandu oleh posisi negara tuan rumah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sri Mulyani Tegaskan Agenda Dibahas Berpegang ke Kooperasi dan Multilateralisme

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 memiliki peran besar dalam memimpin aksi global menuju pemulihan yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif.

Hal itu ia sampaikan dalam acara Debate on the Global Economy, pada Jumat (22/04/2022). Ia juga menyampaikan, kondisi perekonomian global dan tensi geopolitik menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi Indonesia dalam Presidensi G20.

"Karena G20 didasarkan pada konsensus, kami berkonsultasi dengan seluruh negara anggota. Mereka percaya dan menginginkan kerjasama, kolaborasi, dan koordinasi. Ini sebenarnya yang mereka ingin untuk dilestarikan, terlepas dari perbedaan,” kata Menkeu Sri Mulyani, dikutip dari kemenkeu.go.id, Jumat (22/04/2022).

Sebagai informasi, forum G20 merupakan forum multilateral dengan semangat kerjasama untuk membahas upaya bersama dalam menghadapi permasalahan dunia, termasuk pandemi, perubahan iklim, upaya perlindungan untuk negara miskin yang rentan dari dampak ekonomi global, serta dampak rambatan dari konflik geopolitik.

Adapun praktik tata kelola forum G20 yang berdasarkan konsensus dan konsultasi dengan tujuan meningkatkan kerja sama di sektor ekonomi dan keuangan terhadap agenda global strategis.

"Maka, tanggung jawab kita dalam memegang presidensi ini adalah berusaha untuk terus menjalin kolaborasi dan kerja sama yang baik. Mencoba untuk menyelamatkan sepotong aset terpenting di dunia yaitu koordinasi dan kolaborasi," ujar Menkeu.

Sebagai Presidensi G20, Indonesia menjamin penyelenggaraan pembahasan agenda G20 berdasarkan semangat kooperasi dan multilateralisme.

Hal ini selaras dengan prinsip konstitusi Indonesia untuk berperan serta dalam ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial sesuai dengan hukum internasional.

Meski situasi global masih tidak menentu, Presidensi G20 Indonesia terus berupaya mengawal agenda-agenda utama pembahasan untuk mendorong pemulihan ekonomi yang adil, merata, dan berkelanjutan. 

3 dari 4 halaman

G20: Indonesia Ingin Ada Dana Global untuk Kebudayaan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyampakan hasil G20 First Culture Senior Officials Meeting. Unsur kebudayaan menjadi salah satu andalan Indonesia untuk melaksanakan kolaborasi bersama negara-negara G20. 

Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menyebut perlunya dana global (global fund) yang bisa diakses para pekerja di bidang seni. Ide itu akan dikembangkan pada G20 tahun ini.

"Adanya global fund satu dana bersama yang bisa diakses oleh para pelaku budaya," ujar Hilmar Farid dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/4/2022).

"Sumbernya (dana) dari negara anggota G20," jelasnya. 

Selain itu, Hilmar mengatakan kekuatan budaya digunakan di G20 Indonesia untuk mewujudkan slogan Recover Together, Recover Stronger. Budaya Indonesia yang majemuk dinilai memberikan pengalaman untuk menyatukan pandangan-pandangan berbeda, termasuk di G20.

"Maka kita lihat kekuatan kita di bidang kebudaaan sangat penting untuk dikomunikasikan di pembicaraan G20 secara keseluruhan," ucap Hilmar. 

Hilmar berharap diskusi mengenai kebudayaan di G20 dapat berlanjut di tahun-tahun mendatang. Isu budaya ini masuk ke working group G20 sejak G20 di Italia. Kerja sama budaya memang sudah terjadi pada level regional, bilateral, dan multilateral, dan diharapkan G20 bisa menunjang kerja sama itu. 

"Dalam konteks platform G20 memang baru presidensi Italia tahun lalu yang secara eksplisit membuat working group dan membuat budaya ini," jelas Hilmar. "Kita ingin di tahun ini hal tersebut bisa berlanjut. Agenda kebudayaan tetap menjadi bagian penting."

 

4 dari 4 halaman

Update G20: Kemlu RI Jawab Soal Kehadiran Rusia di Forum G20

Kementerian Luar Negeri RI kembali menjawab soal polemik yang terjadi. Soal kehadiran Rusia dalam forum G20 yang tahun ini diketuai oleh Indonesia.

Efek eskalasi senjata yang dilakukan Rusia di Ukraina memicu suara dari sejumlah negara, termasuk anggota G20, Amerika Serikat dan Australia misalnya yang menyuarakan agar Indonesia tak mengundang Moskow.

Menanggapi hal ini, Dian Triansyah Djani, Stafsus Program Prioritas Kemlu dan Co-Sherpa G20 Indonesia menyampaikan bahwa semua anggota akan tetap diundang.

"Pada berbagai pertemuan, tentunya kita menghadirkan semua anggota G20," ujar Triansyah dalam press briefing Kemlu RI bersama media Indonesia yang dilakukan secara virtual, Kamis (21/4/2022).

"Kalau KTT, waktu masih cukup lama, pembahasan dinamis," tambah Triansyah.

Dubes Triansyah memastikan bahwa Indonesia fokus pada berbagai kerja Sherpa Track, "Alhamdullilah cukup baik."

Soal pertemuan 2nd G20 Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting, yang turut menyebut isu Rusia-Ukraina, Dubes Triansyah menyebut bahwa acara itu telah berjalan lancar dan menghasilkan empat bahasan utama.

"Semua hadir dalam pertemuan tersebut dan dibahas empat agenda utama, global economy and risk, global health issue, international financial architecture dan sustainable finance," ujar Triansyah.

"Dan tentunya, di pertemuan tersebut, ibu menteri keuangan lakukan press briefing hasilnya bisa dilihat dari press briefing tersebut."

"Tapi assesment yang kami terima dari temen diplomat, pertemuan berjalan lancar. Isu yang jadi susbtansi Indonesia yang diharapkan dibahas dari pertemuan tersebut lancar dan catatan kaki yang perlu kita apresiasi."

Selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.