Sukses

Sekjen PBB Akan Temui Putin di Moskow Rusia dan Zelensky di Kiev Ukraina

Guterres akan menemui Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk membahas langkah-langkah guna mewujudkan perdamaian kedua negara.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta para pemimpin Rusia dan Ukraina menerimanya di Moskow dan Kiev. Guterres akan menemui Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk membahas langkah-langkah guna mewujudkan perdamaian kedua negara.

Juru bicara sekjen PBB, Stephane Dujarric dalam pernyataannya pada Rabu (20/4/2022) mengatakan bahwa surat terpisah telah dikirim pada Selasa 19 April sore waktu setempat kepada perwakilan tetap Rusia dan Ukraina untuk PBB/ Surat itu meminta Vladimir Putin untuk menerima Guterres di Moskow dan Volodymyr Zelensky untuk menerimanya di Kiev.

"Sekjen mengatakan bahwa pada saat berbahaya dan berkonsekuensi besar seperti ini, dia ingin membahas langkah-langkah mendesak guna mewujudkan perdamaian di Ukraina serta masa depan multilateralisme berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional," kata Dujarric.

"Dirinya menekankan bahwa baik Ukraina maupun Federasi Rusia merupakan anggota pendiri PBB dan selalu menjadi pendukung kuat organisasi ini," tambahnya.

Pejabat tertinggi PBB tersebut pada Selasa menyerukan gencatan senjata kemanusiaan selama empat hari di Ukraina untuk memungkinkan pembukaan koridor bantuan kemanusiaan selama Pekan Suci Kristen Ortodoks.

Guterres menyatakan, selama gencatan senjata yang diusulkan tersebut, warga sipil akan dievakuasi dari "wilayah-wilayah konfrontasi saat ini atau yang berpotensi" dan bantuan kemanusiaan akan dikirimkan ke daerah-daerah yang membutuhkan seperti Mariupol, Donetsk, Lugansk, dan Kherson.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ajukan 4 Hari Jeda Perang

Perang Rusia Ukraina memasuki fase baru yang berbahaya. Melihat situasi tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, pada Selasa 19 April 2022 mengajukan empat hari jeda kemanusiaan minggu ini bertepatan dengan Paskah Ortodoks.

"Gencarnya serangan (Rusia) dan banyaknya korban jiwa yang mengerikan terhadap warga sipil yang kita saksikan sejauh ini bisa jadi tidak berarti, dibanding kengerian yang akan terjadi," kata Guterres.  

"Ini tidak bisa dibiarkan terjadi. Ratusan ribu nyawa dipertaruhkan."

Sekjen PBB itu mengatakan jeda singkat itu akan memungkinkan pembukaan rangkaian koridor kemanusiaan bagi warga sipil yang ingin meninggalkan daerah yang berbahaya. Dengan bantuan Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

Selain itu jeda kemanusiaan tersebut juga akan memungkinkan pasokan bantuan bagi mereka yang tinggal di daerah yang terdampak parah, termasuk Mariupol, Kherson, Donetsk dan Luhansk.

Guterres menyerukan jeda pertempuran dimulai pada 21 April yaitu Kamis Putih dalam kalender Kristen Ortodoks, hingga 24 April, ketika mereka merayakan Paskah. Baik Ukraina maupun Rusia merayakan Paskah selama periode tersebut.

3 dari 4 halaman

Batasi Hak Veto Anggota Tetap Dewan Keamanan

Invasi Rusia ke Ukraina yang hingga kini belum berakhir memicu sebuah ide lama, yang bertujuan untuk membuat lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB agar mengurangi penggunaan hak veto mereka kembali dihidupkan.

Hak veto yang dimiliki Rusia memungkinkan negara itu untuk "melumpuhkan" keputusan di Dewan Keamanan, seperti menjamin perdamaian global yang didefinisikan oleh Piagam PBB.

Mengutip DW Indonesia menurut diplomat, Selasa (19/4/2022), proposal yang diajukan Liechtenstein yang disponsori bersama oleh sekitar 50 negara termasuk Amerika Serikat, harus menjadi subjek pemungutan suara yang akan datang. Meskipun ide tersebut tidak didukung satu pun dari empat anggota tetap Dewan Keamanan lainnya seperti Rusia, China, Prancis, dan Inggris.

Dewan Keamanan juga memiliki 10 anggota tidak tetap, yang tidak memiliki hak veto.

Teks proposal mengatur pertemuan 193 anggota Majelis Umum "dalam waktu 10 hari kerja setelah pemberian veto oleh satu atau lebih anggota tetap Dewan Keamanan, untuk mengadakan pembahasan tentang situasi di mana hak veto diberikan."

4 dari 4 halaman

Rusia Didepak dari Dewan HAM PBB

Sebelumnya, United Nations General Assembly (UNGA) atau Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memilih untuk menangguhkan Rusia dari badan hak asasi manusia terkemuka organisasi itu, di tengah tuduhan bahwa tentaranya membunuh warga sipil saat mundur dari wilayah di sekitar ibu kota Ukraina.

Resolusi yang diprakarsai Amerika Serikat pada Kamis 7 April 2022 mencapai dua pertiga suara mayoritas anggota dalam pemungutan suara UNGA yang diperlukan untuk meloloskan resolusi tersebut. Dengan 93 suara mendukung dan 24 menentang.

Mengutip Al Jazeera, Jumat (8/4/2022), 58 negara memutuskan abstain, tetapi suara mereka tidak dihitung dalam penghitungan akhir.

Resolusi singkat tersebut menyatakan "keprihatinan besar atas krisis hak asasi manusia dan kemanusiaan yang sedang berlangsung di Ukraina, khususnya atas laporan pelanggaran dan pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran hukum humaniter internasional oleh Federasi Rusia, termasuk pelanggaran berat dan sistematis dan pelanggaran hak asasi manusia".

Pemungutan suara, yang menjadikan Moskow sebagai anggota tetap pertama Dewan Keamanan PBB dan membuat keanggotaannya dicabut dari badan PBB mana pun, segera disambut oleh Kiev tetapi dikritik oleh Moskow.

"Penjahat perang tidak memiliki tempat di badan-badan PBB yang bertujuan melindungi hak asasi manusia. Terima kasih kepada semua negara anggota yang mendukung resolusi UNGA yang relevan dan memilih sisi sejarah yang benar," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.