Sukses

AS Tuduh Rusia Bikin Film Propaganda untuk Invasi Ukraina

Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia sedang membuat-buat alasan untuk menyerang Ukraina.

Liputan6.com, Moskow - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menuduh bahwa Rusia berusaha mengarang alasan untuk bisa menyerang Ukraina. AS berkata salah satu taktik Rusia adalah film propaganda.

Dilaporkan BBC, Jumat (4/2/2022), AS curiga bahwa Rusia akan berbohong dengan cara menuduh pasukan Ukraina menyerang pasukan separatis pro-Rusia. Rusia pun dituduh akan membuat film yang menampilkan serangan palsu.

Pejabat-pejabat senior AS menuding film tersebut direncanakan oleh para pejabat keamanan Rusia, serta akan menunjukkan adanya korban sipil di Donba, area timur Ukraina.

Film penyerangan fiksi itu disebut akan menampilkan jenazah-jenazah dan lokasi-lokasi yang rusak, peralatan palsu militer Ukraina, drones buatan Turki, lengkap dengan aktor yang akting berduka.

Tujuannya agar timbul kemarahan terhadap pemerintah Ukraina. Hal itu pun bisa digunakan sebagai preteks untuk melakukan invasi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantahan Rusia

Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss percaya pada informasi dari AS dan menyebut hal itu merupakan "bukti yang jelas dan mengejutkan" dari agresi Rusia.

"Niat jahat ini terhadap negara demokrasi yang berdaulat sungguh tak bisa diterima dan kami mengecamnya dengan istilah-istilah paling yang tegas," ujar Truss.

"Inggris dan sekutu-sekutukami akan terus mengekspos tipu daya dan propaganda Rusia, dan menguak hal tersebut apa adanya," lanjut Truss.

Juru bicara pemerintahan Rusia berkata bahwa laporan-laporan seperti itu tidaklah kredibel. Ia menyebut tudingan provokasi itu bukan yang pertama.

"Ini bukan pertama kalinya ada yang seperti itu," jelas Dmitry Peskov kepada kantor berita Tass. "Sesuatu yang mirip juga diucapkan sebelumnya, tetapi tidak ada yang terjadi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.