Sukses

Menlu AS dan Rusia Bakal Bertemu di Tengah Tensi dengan Ukraina, Jadi Penengah?

Di tengah ketegangan yang memburuk antara Rusia dan Ukraina, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.

Stockholm - Di tengah ketegangan yang memburuk antara Rusia dan Ukraina, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Demikian menurut seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS hari Rabu 1 Desember 2021 waktu setempat.

Pembicaraan antara kedua menlu tersebut rencananya akan berlangsung di Stockholm hari Kamis (2/12/2021) waktu setempat.

Mengutip DW Indonesia, Kamis (2/12/2021), rencana tersebut diungkapkan saat Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba bergabung dengan para menteri luar negeri NATO yang sedang bertemu di ibu kota Latvia, Riga, hari Rabu 1 Desember.

Dalam beberapa hari terakhir, NATO telah menyatakan keprihatinannya karena Rusia mengumpulkan pasukan di perbatasan ke Ukraina.

Sementara itu, pihak Moskow mengatakan hal itu dilakukan untuk menggelar latihan militer skala besar di lebih dari 30 tempat pelatihan di enam wilayah berbeda.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ukraina Cari Dukungan NATO

Kyiv saat ini sedang mencari kerja sama yang lebih erat dengan NATO.

"Kami yakin bahwa jika kami bergabung dalam upaya serta tindakan yang terkoordinasi, kami akan dapat menghalangi Presiden Putin dan meredam motivasinya untuk memilih skenario terburuk, yaitu operasi militer," kata menlu Dmytro Kuleba sebelum pertemuan.

Ukraina telah lama berharap untuk bergabung dengan NATO, namun usaha itu ditentang keras oleh Rusia. Para petinggi NATO saat ini sedang menggelar KTT dua hari di Riga. Salah satu tema pembahasan mereka adalah kekhawatiran bahwa Rusia sedang membangun pasukan di perbatasannya dengan Ukraina, dan bagaimana aliansi itu akan merespons jika ada pengerahan militer yang lebih besar ke wilayah Ukraina.

Pada hari Selasa (30/11), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan, Rusia akan membayar "harga tinggi" jika meluncurkan operasi militer terhadap Ukraina.

Rusia Balik Tuduh NATO dan Ukraina Tingkatkan Ketegangan

Rusia mengatakan, pasukannya saat ini tetap berada di dalam wilayah kedaulatan Rusia. Moskow justru menuduh NATO telah meningkatkan ketegangan.

Juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada konferensi pers di Moskow hari Rabu, Ukraina telah mengerahkan setengah dari militernya, atau 125.000 tentara, ke wilayah Donbass di Ukraina timur, di mana Moskow telah mendukung pejuang separatis. Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, gerakan militer NATO dan Ukraina mengancam keamanan Rusia.

Rusia tahun 2014 mengerahkan pasukannya menduduki semenanjung Laut Hitam Krimea dan kemudian menganeksasi kawasan itu serta mendukung militan separatis di timur Ukraina untuk memisahkan diri dari negara itu.

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Tips Ajarkan Anak Pakai Masker Cegah COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.