Sukses

Warga Australia Bisa Rapid Antigen COVID-19 di Rumah Per November 2021

Warga Australia akan bisa melakukan tes antigen untuk COVID-19 di rumah masing-masing, setelah peralatan yang hendak dipakai tes disetujui oleh Badan Pengawasan Obat-obatan Australia (TGA).

, Victoria - Tes uji Virus Corona COVID-19 secara cepat bakal bisa dilakukan warga Australia di rumah. Mengutip ABC Indonesia, Kamis (30/9/2021), proses tersebut berlaku mulai bulan November.

Saat itu warga Australia akan bisa melakukan tes antigen untuk COVID-19 di rumah masing-masing, setelah peralatan yang hendak dipakai tes disetujui oleh Badan Pengawasan Obat-obatan Australia (TGA).

Tes antigen cepat, atau rapid antigen, sudah luas digunakan di berbagai negara di Eropa, Amerika Serikat, juga di Indonesia, dengan hasil yang bisa diketahui dalam waktu 20 menit, meski dianggap kurang akurat dibandingkan dengan tes PCR.

Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt mengatakan perusahaan pembuat tes bisa mengajukan permohonan agar tes ini bisa digunakan di rumah dan persetujuan diperkirakan akan dikeluarkan di bulan Oktober.

"Peralatan tes yang bisa dilakukan di rumah akan tersedia sejak 1 November, tentu saja dengan syarat peralatan tes tersebut sudah mengalami peningkatan mutu keamanan dan tingkat efektivitas," kata Menteri Hunt.Belum ada keterangan berapa harga alat tes antigen cepat, tapi rencananya akan tersedia di supermarket atau apotek.

Di negara lain harga alat rapid antigen relatif murah.

Di Singapura, misalnya, harganya sekitar Rp100 ribu, bahkan Pemerintah Singapura baru-baru ini memberikannya gratis bagi siapa pun yang membutuhkan.

Di Inggris harganya berkisar antara Rp 400 ribu sampai Rp 1 juta, sementara di Amerika Serikat sekitar Rp 400 ribu.

Vaksinasi di Victoria Capai 80 Persen

Munculnya berita mengenai penggunaan tes antigen cepat di Australia bertepatan dengan naiknya angka vaksinasi di beberapa negara bagian dengan rencana akan lebih banyak pelonggaran aturan COVID-19.

Di negara bagian Victoria dengan ibu kota Melbourne, misalnya, Menteri Utama Daniel Andrews mengatakan tingkat vaksinasi dosis pertama diperkirakan mencapai angka 80 persen, hari Selasa 28 September.

Ia mengatakan angka 80 persen merupakan "pencapaian penting'", sementara tingkat vaksinasi dua dosis sudah mencapai 48 persen.

Mulai Selasa malam, pergerakan warga di Melbourne yang sebelumnya hanya boleh 10 kilometer dari rumah masing-masing akan diperluas menjadi 15 kilometer.

Warga juga kembali boleh melakukan kegiatan olahraga yang tidak mengadakan kontak badan langsung di luar ruangan, seperti berlayar, tenis atau golf.

Di kawasan regional Victoria, masker boleh dibuka ketika berada di salon atau tempat potong rambut, atau di tempat kecantikan lainnya.

Sementara para pelajar sekolah menengah yang sedang mempersiapkan ujian akhir bisa kembali belajar di kelas.

Penularan menurun di NSW Sementara itu di negara bagian New South Wales (NSW) dengan ibu kota Sydney, jumlah kasus positif COVID-19 mulai menurun dan angka vaksinasi semakin tinggi.

Sampai hari Selasa, sekitar 85,7 persen warga NSW di atas usia 16 tahun sudah mendapatkan vaksin dosis pertama, sementara yang sudah mendapat dua dosis mencapai 60,4.

Jumlah kasus baru di NSW pada hari Selasa adalah 863 orang dan angka kematian bertambah tujuh orang. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belum Vaksin COVID-19, Tak Bisa Aktivitas Publik Hingga Desember 2021

Dalam keterangan persnya, Menteri Utama NSW, Gladys Berejikilian mengatakan mereka yang tidak divaksinasi COVID-19 tidak akan bisa mengikuti kegiatan normal sampai bulan Desember.

Padahal permodelan yang dilakukan lembaga Doherty mengatakan ketika tingkat vaksinasi di sebuah kawasan mencapai 80 persen, maka warga bisa kembali berkegiatan dengan normal, termasuk yang belum divaksinasi.

Sebaliknya, warga NSW yang belum divaksinasi sama sekali tidak diizinkan melakukan kegiatan apapun, seperti datang ke pub atau restoran.

"Laporan Doherty memberikan rekomendasi bahwa kalau sudah 80 persen, mereka yang belum divaksinasi pun bisa berkegiatan. Namun kami mengatakan tidak, kami bersikap lebih konservatif," ujar Gladys.

"Saya memperkirakan dalam beberapa pekan kami akan mencapai tingkat vaksinasi 90 persen bagi mereka yang sudah menerima satu dosis. Dan ketika anda sudah mendapatkan dosis pertama, silakan langsung daftar untuk dosis kedua."

Dalam wawancara dengan jaringan televisi Channel 7, Premier Gladys juga mengatakan "kehidupan akan sulit selamanya" bagi mereka yang tidak divaksinasi.

"Meski Pemerintah sudah mengatakan mereka yang tidak divaksinasi akan memiliki hak lain setelah 1 Desember, banyak maskapai penerbangan mengatakan tidak akan mau mengangkut mereka yang tidak divaksinasi," katanya."Banyak bisnis yang mengatakan mereka tidak akan menerima yang tidak divaksinasi.'

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.