Sukses

Top 3: Demam Misterius di India yang Menewaskan 32 Anak Jadi Sorotan

Berita terpopuler edisi Jumat (3/9/2021) meliputi demam misterius yang terjadi di India hingga menewaskan 32 orang dan juga Korea Utara yang menolak tawaran vaksin pemberian China.

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit demam misterius tengah melanda India, bahkan hingga menewaskan 32 anak dan tujuh orang dewasa. Parahnya, kejadian ini hanya terjadi dalam waktu selama sepekan. 

Berita ini pun menjadi yang terpopuler di kanal Global Liputan6.com edisi Jumat (3/9/2021). 

Selanjutnya, viral berita soal Taliban yang menggantung orang di helikopter Black Hawk. Helikopter tersebut miliki AS yang ditinggalkan di Afghanistan. 

Beralih ke berita menarik lainnya adalah Korea Utara yang menolak tawaran vaksin COVID-19 dari China. 

Simak ketiga berita paling populer di kanal Global Liputan6.com edisi Jumat (3/9/2021):

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Demam Misterius Landa India, 32 Anak Meninggal

Sedikitnya 32 anak-anak dan tujuh orang dewasa meninggal karena "demam misterius" di Firozabad, Distrik Uttar Pradesh, India dalam sepekan terakhir, kata kepala menteri Yogi Adityanath pada Senin 30 Agustus 2021, saat bertemu dengan beberapa pasien dan keluarga mereka.

Simak berita lengkapnya di sini...

3 dari 4 halaman

2. Viral Taliban Gantung Orang di Helikopter Black Hawk? Begini Faktanya

Taliban sudah bisa menerbangkan helikopter Black Hawk buatan Amerika Serikat (AS) yang tertinggal di Afghanistan. Sempat beredar video mereka menerbangkan helikopter itu.

Berita lengkapnya di sini...

4 dari 4 halaman

3. Korea Utara Tolak Terima Tawaran 3 Juta Dosis Vaksin COVID-19 dari China

PBB melaporkan bahwa Korea Utara telah meminta agar hampir tiga juta dosis vaksin COVID-19 yang ditawarkan kepadanya dialihkan ke tempat lain.

Seorang juru bicara mengatakan negara itu telah meminta agar dosis vaksin dipindahkan ke negara-negara yang terkena dampak lebih parah mengingat kekurangan vaksin global.

Berita lengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini