Sukses

Taliban Tunjuk Ex Tahanan Guantanamo Kasus 9/11 Jadi Menteri Pertahanan Afghanistan

Taliban menunjuk Mullah Abdul Qayyum Zakir untuk mengambil peran sebagai penjabat menteri pertahanan. Ini sepak terjangnya.

Liputan6.com, Jakarta Menurut sebuah laporan Afghanistan terkini, Taliban telah menunjuk seorang mantan tahanan penjara Guantanamo sebagai penjabat menteri pertahanan.

Saluran berita Al Jazeera yang berbasis di Qatar melaporkan Selasa 24 Agustus 2021, mengutip sebuah sumber di kelompok militan itu, menyebut Mullah Abdul Qayyum Zakir telah dipilih untuk mengambil peran itu. 

Zakir, juga dikenal sebagai Abdullah Gulam Rasoul, ditangkap oleh pasukan AS setelah insiden serangan 11 September 2001 atau dikenal dengan tragedi 9/11 dan dipenjarakan di pusat penahanan di Kuba.

Dia dipindahkan kembali ke Afghanistan pada tahun 2007 dan tak lama kemudian dibebaskan.

Setelah dibebaskan, seperti dibeberkan New York Post, Kamis (26/8/2021), Zakir menjadi komandan operasi Taliban di Afghanistan selatan. Dia disalahkan karena mendalangi gelombang serangan pinggir jalan terhadap pasukan Amerika dan mengorganisir serangan terhadap pesawat AS di Afghanistan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Evakuasi oleh Pasukan AS Dipercepat

Sementara itu, ribuan warga Afghanistan yang lega terus berdatangan di Amerika Serikat ketika AS mempercepat upaya untuk mengevakuasi mereka yang terdampar di Kabul, setelah Taliban menuntut semua pasukan asing keluar dari negara itu pada 31 Agustus.

Setelah tiba di Virginia, para pengungsi diangkut ke Dulles Expo Center, di mana mereka ditempatkan sebelum dikirim ke berbagai fasilitas militer AS.

Sekitar 4.000 orang Amerika telah dievakuasi dari Afghanistan sejak jatuhnya pemerintah yang didukung AS pekan lalu. Perkiraan AS menempatkan jumlah warga di negara itu sekitar 8.000 hingga 15.000.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.