Sukses

Laporan DFW: 13 Awak Kapal Indonesia Terlantar di Somalia Selama 8 Bulan

Saat ini ke-13 orang awak kapal perikanan tersebut terlantar di salah satu pulau negara Somalia.

Liputan6.com, Jakarta - 13 awak kapal Indonesia dilaporkan terlantar di Somalia selama kurang lebih delapan bulan. Laporan ini disampaikan oleh Destructive Fishing Watch (DFW).

Selain penelantaran, juga terdapat satu orang jenazah ABK Indonesia dan satu orang yang hilang.

Mereka sebelumnya bekerja di kapal ikan berbendera Tiongkok yang berbeda-beda tapi dalam satu grup usaha yaitu Liao Dong Yu, demikian disebutkan dalam rilis yang diterima Liputan6.com dari DFW Indonesia, Senin (16/7/2021).

Kontrak kerja mereka satu tahun yaitu Desember 2019-Desember 2020. Setelah berakhirnya masa kontrak, pihak agen perekrut di Indonesia dan perusahaan perikanan tempat mereka bekerja di Tiongkok tidak memberikan kepastian tentang status kontrak yang sudah berakhir.

Saat ini ke-13 orang awak kapal perikanan tersebut terlantar di salah satu pulau negara Somalia.

Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh Abdi Suhufan mengatakan bahwa penelantaran awak kapal perikanan Indonesia di Somalia ini telah dilaporkan kepada pemerintah Indonesia melalui Kemlu, Kemenaker dan Kemhub sejak 29 Juni 2021.

"Sudah ada upaya pemerintah Indonesia namun sejauh ini belum berhasil mengevakuasi AKP Indonesia yang terjebak di Somalia" kata Abdi.

Abdi berharap pemerintah Indonesia meminta bantuan lembaga internasional untuk mengeluarkan mereka sebab posisi awak kapal perikanan tesrebut berada di lokasi yang sulit dan sulit dijangkau.

"Para awak kapal perikanan tersebut menginformasikan jika agensi kapal China bekerjasama dengan pihak tertentu di Somalia untuk bekerjasama menjaga mereka agar tetap terkurung pada lokasi yang terisolasi," kata Abdi.

Abdi menambahkan bahwa posisi saat ini makin sulit karena ABK Indonesia perikanan tersebut telah terisolasi dalam kurun waktu yang cukup lama dan tanpa kepastian.

"Mereka dalam kondisi stress, ketakutan, sakit dan ditakutkan akan mengambil tindakan nekad seperti melarikan diri atau melompat ke laut," kata Abdi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berada di Kapal Tiongkok

Ke-13 awak kapal perikanan tersebut bekerjka di lima kapal ikan Tiongkok grup Liao Dong Yu.

"Berdasarkan pemantauan citra satelit yang kami peroleh saat ini terdapat dua kapal ikan yang berada di area 1 mil perairan Bandar Bayla, patut diduga mereka terisolasi di kapal ini," kata Abdi.

Adapun korban hilang dan meninggal dilaporkan terjadi pada kapal ikan Tiongkok bernama Liao Dong Yu 571.

"Meninggal akibat kecelakaan kerja yang terjadi pada hari jumat, 9 Juli 2021 menyebabkan korban meninggal 1 orang inisial FM dan 1 orang hilang di laut atas nama RS," kata Abdi.

Korban awak kapal perikanan yang terlantar dan hilang sebagian besar diberangkat oleh PT RCA yang saat ini sudah tidak beroperasi.

Belum ada pihak yang bertanggungjawab atas serangkaian peristiwa dan kejadian yang menyebabkan korban awak kapal Indonesia yang meninggal, hilang dan terlantar ini.

"Pemerintah Indonesia perlu melakukan tindakan penyelamatan dan pemulangan 13 orang dan 1 mayat yang saat ini berada di Somalia," tutup Abdi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.