Sukses

Taliban Rebut Kota Terbesar Kedua di Afganistan, 12 Ibu Kota Provinsi Jatuh

Taliban semakin agresif dan merebut kota-kota di Afganistan.

Liputan6.com, Kabul - Taliban semakin agresif dalam merebut kota-kota di Afganistan. Terkini, mereka merebut Kandahar yang merupakan kota terbesar kedua di Afganistan.

Dilaporkan AP, Jumat (13/8/2021), kota Kandahar yang merupakan kota terbesar kedua di negara itu jatuh pada Kamis waktu setempat. Dua kota lain yang direbut adalah Herat dan Ghazni. 

Herat merupakan kota terbesar nomor tiga di Afganistan, sementara Ghazni adalah lokasi strategis antara Kabul dan Kandahar.

Taliban semakin agresif di tengah rencana mundurnya Amerika Serikat (AS) dan sekutu. Totalnya, 12 dari 34 ibu kota provinsi Afganistan sudah jatuh dikuasai Taliban.

AP menyebut Kabul belum menghadapi ancaman langsung, tetapi cengkraman pemberontak Afganistan semakin kuat.

Di Kandahar, Taliban merebut kantor gubernur, sementara pejabat provinsi melarikan diri. Taliban juga membebaskan narapidana di penjara.

Sementara, pejabat provinsi Ghazni melarikan diri usai menyerah. Seorang anggota dewan provinsi Ghazni menuding bahwa gubernur provinsi dan kepala polisi membuat kesepakatan dengan Taliban sebelum kabur.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nasib Kabul

Intelijen AS menyebut kemungkinan Kabul bisa berada di bawah tekanan dalam 30 hari. Apabila tren seperti ini terus berlanjut, maka Taliban bisa kuasai Afganistan dalam beberapa bulan.

Pemerintah Afganistan bakal terpaksa menarik pasukan untuk melindungi ibu kota dan beberapa kota saja jika Taliban terus mempertahankan momentum mereka.

Ribuan warga Afganistan telah kabur dari rumah mereka karena takut Taliban akan menerapkan pemerintahan yang brutal dan represif.

Jebolnya pertahanan pasukan Afganistan juga memunculkan pertanyaan sebab Kementerian Pertahanan AS telah menggelontorkan hingga US$ 830 miliar untuk pertempuran hingga pelatihan di negara itu.

Pemerintah Afganistan juga menghindari pertanyaan jurnalis. Mereka hanya merilis video-video yang menunjukkan seakan ekspansi Taliban bukan isu serius.

Jubir Kementerian Dalam Negeri Afganistan, Mirwais Stanekzai, menyebut gubernur dan deputi-deputinya telah ditahan terkait kabar tersebut.

AS rencananya akan mengirim 3.000 pasukan untuk membantu evakuasi beberapa personel dari Kedutaan Besar di Kabul. Inggris juga akan mengirim sekitar 600 pasukan jangka pendek untuk membantu warga Inggris keluar dari negara itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.