Sukses

Rencana Joe Biden Tarik Pasukan AS dari Afganistan Mundur ke Agustus 2021

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden berkata akan menarik pasukan pada 11 September 2021.

Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) kembali berjanji akan meninggalkan Afganistan. Presiden Joe Biden berkata operasi di Afganistan akan berakhir pada 31 Agustus 2021.

"Menambah satu tahun lagi bertempur di Afganistan bukanlah sebuah solusi," ujar Joe Biden seperti dilansir BBC, Jumat (9/7/2021).

Presiden Biden menyebut menambah pertempuran di Afganistan justru berpotensi membuat perang terus terjadi.

Keputusan mundur total di Afganistan pada Agustus lebih telat tiga bulan dari rencana mantan Presiden Donald Trump untuk mundur. Awalnya, Trump berencana mundur pada Mei 2021, namun terjadi pergantian kekuasaan.

Selain itu, Biden sebelumnya berjanji akan mundur pada 11 September. Tanggal itu secara simbolis mewakili peristiwa 11 September 2001 ketika teroris menyerang World Trace Center di New York.

Joe Biden juga tidak khawatir Taliban bakal mengambil alih Afganistan, sebab kekuatan militer Afganistan lebih kuat. Taliban memiliki sekitar 75 ribu petarung, sementara angkatan perang Afganistan memiliki 300 ribu personel.

Setelah AS keluar dari Afganistan, diperkirakan masih ada 650 hingga 1.000 pasukan yang disiagakan untuk menjaga Kedutaan Besar AS, bandara Kabul, dan lokasi-lokasi kunci lainnya milik pemerintah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rencana Perdamaian

 Taliban berencana mengajukan proposal perdamaian tertulis ke pemerintah Afghanistan pada bulan depan, demikian dikatakan juru bicara kelompok gerilyawan Islam itu. Rencana tersebut datang di saat Taliban sedang membuat keuntungan teritorial besar setelah pasukan asing meninggalkan wilayah Afghanistan.

Ratusan anggota militer Afghanistan telah melarikan diri ke negara tetangga Tajikistan, sejak melihat kemajuan Taliban setelah tentara Amerika Serikat (AS) ditarik dari negara itu. Tentara AS bermarkas di pangkalan utama Afghanistan, yang menjadi pangkalan pusat kekuatan AS dan NATO selama hampir dua dekade, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Selasa (6/7).

Saat pemindahan Pangkalan Udara Bagram ke tentara Afghanistan menambah momentum pada upaya Taliban untuk merebut kendali atas distrik-distrik baru, para pemimpin Taliban memperbarui pembicaraan lama yang terhenti dengan utusan pemerintah Afghanistan di ibu kota Qatar, Doha, pekan lalu.

"Pembicaraan dan proses perdamaian akan dipercepat dalam beberapa hari mendatang ... dan mereka diharapkan memasuki tahap penting, tentu saja tentang rencana perdamaian," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, kepada kantor berita Reuters, Senin (05/07).

"Mungkin akan memakan waktu satu bulan untuk mencapai tahap itu ketika kedua belah pihak nantinya berbagi rencana perdamaian tertulis mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa putaran terakhir pembicaraan berada pada titik kritis.

"Meskipun kami (Taliban) berada di atas angin di medan perang, kami sangat serius tentang pembicaraan dan dialog,‘" tambahnya.

Baca selengkapnya...

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.