Sukses

Hirup Gas Beracun di Kamar Mandi, 2 Pekerja Korea Selatan Meninggal

Dua pekerja di galangan kapal di Busan, Korsel, meninggal karena gas beracun.

Liputan6.com, Busan - Dua pekerja di Busan, Korea Selatan, meninggal dunia di kamar mandi galangan kapal (shipyard). Diduga, mereka menghirup gas beracun yaitu hidrogen sulfida dan amonia.

Dilansir Yonhap, Senin (28/6/2021), satu korban keracunan berusia 48 tahun, dan satu lagi 28 tahun. Mereka ditemukan tak sadar pada Sabtu lalu pukul 11 siang.

Kedua korban dilarikan ke RS, namun korban yang lebih tua meninggal kurang dari setengah jam kemudian. Korban yang lebih muda tutup usia pada Minggu.

Hasil tes menunjukan bahwa level hidrogen sulfida yang ada di TKP mencapai 250 ppm. Jumlah itu 16 kali lebih tinggi ketimbang level maksimul 15 ppm.

Polisi akan melakukan autopsi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab kematian dua korban.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Korsel Siapkan Rp 880 Miliar demi Vaksin COVID-19 Lokal

Pemerintah Korea Selatan (Korsel) all out dalam memberikan dukungan pada vaksin COVID-19 buatan dalam negeri. Anggaran tahun ini juga ditambah.

Ada lima calon vaksin COVID-19 yang sedang melalui uji klinis di Korsel. Ada yang menggunakan metode DNA serta berbasis antigen sintetis. 

Dilaporkan Yonhap, Minggu (27/6), Korsel akan menggenjot dukungan kepada kandidat vaksin lokal agar bisa segera masuk uji klinis tahap akhir pada akhir tahun ini. Korsel memang sudah memesan jutaan vaksin COVID-19 dari luar negeri, tetapi pemerintah juga mendukung program pengembangan vaksin lokal untuk melawan pandemi COVID-19.

Tahun ini, Korsel menyiapkan 68,7 miliar won (Rp 880,6 miliar) untuk pengembangan vaksin. Jumlah naik dari tahun sebelumnya sejumlah 49 miliar won.

Lima vaksin yang saat ini masuk uji klinis Korsel belum memakai teknologi mRNA yang dipakai vaksin Pfizer dan Moderna. Korsel ingin ada vaksin yang memakai teknologi tersebut karena dianggap efektif. Sejauh ini, ada sekitar 10 perusahaan lokal yang berencana melakukan uji klinis untuk vaksin mRNA.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.