Sukses

Selain Myanmar, 3 Kontestan Miss Universe Turut Membawa Pesan Bagi Dunia

Panggung The Miss Universe 2021 menyala dengan protes warna-warni dari kontestan asal Singapura, Uruguay dan Myanmar akan isu-isu politik dan sosial.

Liputan6.com, Florida - Panggung The Miss Universe menyala dengan protes warna-warni oleh kontestan dari Singapura, Uruguay dan Myanmar yang menggunakan kehadirannya untuk mengungkap pesan-pesan tentang isu-isu politik dan sosial.

Selama segmen "kostum nasional" dari kompetisi tahunan tersebut, yang berlangsung pada Minggu (16/5) di Florida, ketiga kontestan mengungkapkan pesan yang menyinggung kebencian anti-Asia, diskriminasi terhadap komunitas LGBTQ dan krisis politik yang sedang berlangsung di Myanmar.

Di Seminole Hard Rock Hotel and Casino di Hollywood, Florida, pada Minggu (16/5/2021) malam, Thuzar Wint Lwin bukan satu-satunya yang kostumnya mengirimkan pesan sosial yang penuh makna.

Melansir CNN, Selasa (18/5/2021), Miss Universe Singapura dan Uruguay juga ikut menyampaikan pesannya melalui kostum mereka.

Di salah satu momen paling dramatis dalam kontes tersebut, Miss Universe Singapura, Bernadette Belle Ong, berjalan di panggung dengan mengenakan pakaian yang terinspirasi oleh warna bendera nasional Singapura sebelum berbalik mengungkap seruan untuk "Hentikan Kebencian Terhadap Warga Asia."

Sedangkan Miss Universe Uruguay, Lola de los Santos, menunjukkan dukungannya kepada komunitas LGBTQ dengan busana pelangi dan rok bertuliskan, "Tidak ada lagi kebencian, kekerasan, penolakan, diskriminasi."

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Hanya Saat Kontes, Namun Juga di Sosial Media

Tak hanya Thuzar Wint Lwin, kontestan Singapura Ong juga memposting serangkaian gambar pakaiannya ke Instagram, mengatakan itu adalah tanggung jawabnya untuk "mengirim pesan perlawanan yang kuat terhadap prasangka dan kekerasan" yang ditargetkan pada orang Asia.

Protes itu terjadi di tengah lonjakan sentimen anti-Asia di seluruh dunia, dengan para peneliti di California State University, San Bernardino, baru-baru ini melaporkan lonjakan 164 persen dalam kejahatan rasial terhadap orang Asia di 16 kota dan kabupaten terbesar di Amerika.

Bodysuit Ong yang berkilauan, lengkap dengan lengan kembung dan sepatu bot setinggi paha, dibuat oleh desainer Filipina Arwin Meriales dan Paulo Pilapil Espinosa hanya dalam dua hari, tulisnya di Instagram.

De los Santos Uruguay, yang memasangkan pakaian pelangi yang berani dengan mahkota bunga dan sepatu bot hitam, telah lama menjadi pendukung vokal untuk hak-hak LGBTQ. Selain kerap memposting pesan solidaritas di media sosial, ia pernah menjadi juri di Miss Trans Star Uruguay, kontes kecantikan untuk wanita transgender.

Terakhir ada Amanda Obdam dari Thailand yang menyuarakan kesehatan mental di negaranya. Hal itu ia sampaikan di akun Instagram miliknya.

 

Reporter: Lianna Leticia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.