Sukses

2-1-1980: Presiden Jimmy Carter Minta Hubungan Diplomatik AS dan Uni Soviet Berhenti

Pada 2 Januari 1980, Presiden Jimmy Carter meminta agar hubungan baik antara AS dan Uni Soviet berhenti.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 2 Januari 1980, sebagai reaksi keras terhadap invasi Uni Soviet Desember 1979 ke Afghanistan, Presiden Jimmy Carter meminta Senat untuk menunda tindakan terhadap perjanjian senjata nuklir SALT II dan memanggil duta besar AS untuk Moskow. 

Tindakan ini mengirimkan pesan bahwa masa penahanan sekaligus hubungan diplomatik dan ekonomi yang lebih bersahabat yang dibangun antara Amerika Serikat dan Uni Soviet selama pemerintahan Presiden Richard Nixon (1969-74) telah berakhir, seperti dikutip dari laman History.com, Sabtu (2/1/2021). 

Carter khawatir invasi Uni Soviet ke Afghanistan, di mana sekitar 30.000 pasukan tempur memasuki negara itu dan membentuk pemerintahan boneka, akan mengancam stabilitas negara-negara tetangga yang strategis seperti Iran dan Pakistan hingga dapat menyebabkan Uni Soviet mendapatkan kendali atas sebagian besar wilayah yang jadi pemasok minyak dunia. 

Tindakan Soviet diberi label "ancaman serius bagi perdamaian" oleh Gedung Putih. 

Carter meminta Senat untuk menunda pembicaraan ratifikasi tentang SALT II, ​​perjanjian senjata nuklir yang telah dia dan Perdana Menteri Soviet Leonid Brezhnev telah tandatangani. 

Selain itu, presiden juga memanggil duta besar AS untuk Moskow Thomas J. Watson kembali ke Washington untuk "berkonsultasi," dalam upaya untuk memberi tahu Kremlin bahwa intervensi militer di Afghanistan tidak dapat diterima.

 
 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Respons Uni Soviet

Ketika Soviet menolak mundur dari Afghanistan, Amerika menghentikan ekspor utama tertentu ke Uni Soviet, termasuk biji-bijian dan teknologi tinggi, dan memboikot Olimpiade musim panas 1980, yang diadakan di Moskow.

Amerika Serikat juga mulai diam-diam mensubsidi pejuang anti-Soviet di Afghanistan. Selama masa kepresidenan Ronald Reagan pada 1980-an, CIA diam-diam mengirim dana senilai miliaran dolar ke Afghanistan untuk mempersenjatai dan melatih pasukan pemberontak mujahidin yang memerangi Soviet.

Taktik ini berhasil membantu mengusir Soviet, tetapi juga memunculkan rezim Taliban yang menindas dan organisasi teroris al-Qaida milik Osama bin Laden.

Pada 1980, Jimmy Carter kehilangan kursi kepresidenan dari Ronald Reagan yang menyukai kebijakan luar negeri anti-Komunis yang lebih agresif.

Reagan menjuluki Uni Soviet sebagai "kerajaan jahat" dan percaya itu adalah tanggung jawab Amerika untuk menyelamatkan dunia dari penindasan Soviet. Dia secara dramatis meningkatkan pengeluaran pertahanan AS dan meningkatkan perlombaan senjata nuklir dengan Soviet, yang ekonominya yang goyah akhirnya menghalangi mereka untuk mengimbangi.

Uni Soviet pun runtuh pada 1991.

 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.