Sukses

E-mail Departemen Keuangan AS Diretas, Pemerintah Rusia Diduga Terlibat

Peretasan yang dilakukan terhadap e-mail departemen keuangan AS menggunakan perangkat lunak kantor NTIA, Microsoft Office 365.

Liputan6.com, Jakarta - Peretas yang diduga didukung oleh pemerintah Rusia telah memantau lalu lintas email internal di Departemen Keuangan AS dan Departemen Perdagangan selama berbulan-bulan.

Menurut laporan Daily Mail, Senin (14/12/2020), peretasan tersebut melibatkan perangkat lunak kantor Administrasi Telekomunikasi dan Informasi Nasional, Microsoft Office 365. Email staf di agensi tersebut dipantau oleh peretas selama berbulan-bulan, menurut laporan salah satu sumber.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Ullyot mengatakan: "Pemerintah Amerika Serikat mengetahui laporan ini dan kami mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang mungkin terkait dengan situasi ini."

Peretasan tersebut dilakukan oleh sebuah kelompok yang dikenal sebagai APT29 atau Cozy Bear dan bekerja untuk SVR, dinas intelijen luar negeri Rusia.

Ada kekhawatiran dalam komunitas intelijen AS bahwa para peretas yang menargetkan Departemen Keuangan dan NTIA menggunakan alat serupa untuk masuk ke lembaga pemerintah lainnya, menurut tiga orang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peretasan Jadi Masalah Krusial

Peretasan itu dinilai sangat serius sehingga para Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih pun harus mengadakan pertemuan. 

Seorang juru bicara Microsoft tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Para peretas yang 'sangat canggih' dan telah mampu mengelabui kontrol otentikasi platform Microsoft, menurut seseorang yang mengetahui kejadian tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak diizinkan untuk berbicara kepada pers.

Sumber mengatakan bahwa pelanggaran itu terkait dengan kampanye luas yang juga melibatkan peretasan yang baru-baru ini diungkapkan di FireEye, perusahaan keamanan siber besar AS dengan kontrak pemerintah dan komersial. 

Selasa lalu, FireEye mengatakan bahwa peretas pemerintah asing dengan 'kemampuan kelas dunia' masuk ke jaringannya dan mencuri alat ofensif yang digunakannya untuk menyelidiki pertahanan ribuan pelanggannya. Pelanggan tersebut termasuk pemerintah federal, negara bagian dan lokal serta perusahaan global teratas. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.