Sukses

Krisis Tigray: PM Ethiopia Klaim Rebut Ibu Kota Mekelle

Tentara Ethiopia sebelumnya memasuki Mekelle saat meningkatkan ofensifnya terhadap Front Pembebasan Rakyat Tigray di kawasan itu.

Liputan6.com, Addis Ababa - Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan pasukan pemerintah berhasil "memegang kendali penuh" atas ibukota regional di wilayah Tigray utara.

Tentara Ethiopia sebelumnya memasuki Mekelle saat meningkatkan ofensifnya terhadap Front Pembebasan Rakyat Tigray di kawasan itu, demikian dikutip dari laman BBC, Minggu (29/11/2020).

Pemimpin TPLF mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya akan terus "mempertahankan hak kami untuk menentukan nasib sendiri" dan "memerangi penjajah ini sampai akhir".

Ratusan orang tewas dan ribuan mengungsi dalam konflik tersebut.

Upaya ini dimulai awal bulan November setelah Abiy mengumumkan operasi melawan TPLF, partai regional, yang menuduhnya menyerang markas komando utara tentara Ethiopia di Mekelle.

Apa yang dikatakan pemerintah tentang Tigray?

Dalam sebuah pernyataan di Twitter, Abiy mengatakan tentara memegang kendali penuh dan ini "menandai selesainya fase terakhir militer".

"Saya senang berbagi bahwa kami telah menyelesaikan dan menghentikan operasi militer di wilayah Tigray," katanya.

Tentara telah membebaskan ribuan tentara yang ditangkap oleh TPLF dan mengendalikan bandara dan kantor regional, kata Abiy, seraya menambahkan bahwa operasi itu dilakukan dengan "hati-hati terhadap keselamatan warga".

PM Ethiopia berkata: "Kami sekarang memiliki tugas penting untuk membangun kembali apa yang telah dihancurkan dan mengembalikan mereka yang telah melarikan diri."

Rincian pertempuran sulit untuk dikonfirmasi karena semua komunikasi lewat telepon, seluler dan internet.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bagaimana tanggapan TPLF?

Dalam pesan teks kepada Reuters, pemimpin TPLF Debretsion Gebremichael tidak secara langsung mengomentari situasi di lapangan, tetapi mengatakan tentang pasukan pemerintah: "Kebrutalan mereka hanya dapat menambah tekad kami untuk memerangi ini sampai akhir."

Dia menambahkan: "Ini tentang mempertahankan hak kami untuk menentukan nasib sendiri."

Pernyataan TPLF sebelumnya, yang dilaporkan oleh AFP, mendesak "masyarakat internasional untuk mengutuk serangan artileri dan pesawat perang serta pembantaian yang dilakukan".

Mereka juga menuduh pemerintah Eritrea terlibat dalam serangan di Mekelle.

Para pengamat mengatakan, TPLF sekarang bersiap untuk kembali ke pegunungan guna melancarkan perang gerilya melawan pemerintah federal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.