Sukses

Iran: Israel Dalang Kematian Ilmuwan Nuklir Kami, Mohsen Fakhrizadeh

Iran mengatakan Israel bertanggung jawab atas kematian ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhri Zadeh.

Liputan6.com, Teheran - Iran mengatakan Israel bertanggungjawab atas kematian ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhrizadeh.

Iran menyebut "indikasi serius tanggung jawab Israel" dalam pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh dan berhak untuk membela diri, tulis negara itu dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB pada Jumat 27 November 2020.

"Peringatan terhadap tindakan apa pun oleh Amerika Serikat dan Israel terhadap negara kami, terutama selama sisa periode pemerintahan Amerika Serikat saat ini, Republik Islam Iran berhak untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela rakyatnya dan mengamankan kepentingannya," utusan Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi, menulis dalam surat itu, yang dilihat oleh Reuters, dikutip dari Antara, Sabtu (28/11/2020).

Ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh dibunuh oleh "teroris bersenjata" di dekat ibu kota Teheran pada Jumat (27/11), seperti diumumkan Kementerian Pertahanan Iran.

Media setempat melansir bahwa Fakhri Zadeh, kepala program nuklir Kementerian Pertahanan, diserang di desa Absard, 60 km timur laut Teheran, pada sore hari.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dikenal PM Israel

Nama Mohsen Fakhrizadeh sudah terkenal, bahkan dketahui oleh Benjamin Netanyahu. Pada 2018, Netanyahu menyebut nama Fakhrizadeh saat memberikan presentasi tentang program nuklir Iran.

Pada 2014, seorang diplomat AS pernah berkata bahwa jika Iran ingin mengembangkan senjata nuklir, maka Fakhrizaded akan menjadi "Bapak bom Iran."

Iran selama ini menegaskan bahwa nuklir mereka untuk tujuan damai.

Kementerian Pertahanan AS dan Israel belum berkomentar mengenai pembunuhan Fakhrizadeh.

AS dan Iran sebelumnya memiliki perjanjian nuklir JCPOA 2015, namun Donald Trump keluar dari kesepakatan itu. Presiden AS terpilih Joe Biden berjanji akan kembali berdialog dengan Iran terkait isu nuklir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.