Sukses

Korea Selatan Hadapi Lonjakan Kasus COVID-19 di RS dan Panti Jompo

Korea Selatan telah mencatat peningkatan kasus baru COVID-19 terbesar dalam lebih dari 40 hari.

Liputan6.com, Seoul- Korea Selatan telah mencatat peningkatan terbesar kasus Virus Corona COVID-19 dalam lebih dari 40 hari pada Jumat (23/10/2020).

Dikutip dari Channel News Asia, negara tersebut mencatat tambahan kasus COVID-19 di rumah sakit dan tempat perawatan lansia.

Sebuah panti jompo di Namyangju, wilayah timur Seoul, dikarantina setelah lebih dari 30 pekerja dan penghuninya dinyatakan positif COVID-19. 

Sementara itu, ada sekitar 120 infeksi COVID-19 yang terkait dengan sebuah rumah sakit di wilayah di dekat Gwangju.

Dari 155 kasus baru yang diumumkan oleh Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan pada hari Jumat, menjadikan total infeksi Virus Corona COVID-19 di negara tersebut mencapai 25.698, termasuk 455 kematian.

Badan tersebut juga melaporkan adanya 138 kasus baru yang merupakan penularan lokal, di mana kebanyakan dari mereka dilaporkan dari daerah ibu kota yang lebih besar.

Selain itu, terdapat 17 kasus baru COVID-19 yang terkait dengan kedatangan internasional, termasuk penumpang yang datang dari Prancis, Kuwait, Nepal, Bangladesh, dan Jepang.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyelidikan Soal Kasus Kematian dari Vaksin Flu

Selain pandemi Virus Corona COVID-19, Korea Selatan kini juga telah dilanda kekhawatiran setelah ditemukannya sejumlah kematian yang diduga akibat vaksin flu. 

Namun, badan forensik Korea Selatan tidak menemukan adanya hubungan antara kematian seorang remaja lelaki berusia 17 tahun dan suntikan flu yang dia terima, seperti dikutip dari Channel News Asia, yang mengutip laporan kantor berita Yonhap.

Menurut kantor berita Yonhap, yang mengutip laporan polisi, Badan Forensik Nasional Korea Selatan telah melakukan otopsi pada beberapa orang yang meninggal sebagai bagian dari penyelidikan pemerintah, dan menetapkan bahwa kematian remaja berusia 17 tahun itu tidak ada hubungannya dengan vaksin tersebut.

Remaja tersebut diketahui termasuk di antara kematian pertama yang dilaporkan. Ia mengambil bagian dalam kampanye pemerintah untuk memvaksinasi sekitar 30 juta dari 52 juta populasi untuk mencegah komplikasi Virus Corona.

Selama seminggu terakhir, jumlah korban meningkat menjadi 25 orang yang kemudian memicu panggilan dari dokter dan politisi untuk menghentikan program tersebut. 

Sementara pada Jumat 23 Oktober, Kantor berita Yonhap melaporkan ada tujuh kematian baru dalam semalam.

Kendati demikian, otoritas kesehatan telah menolak untuk menangguhkan kampanye pada hari Kamis, dengan alasan kurangnya bukti yang menunjukkan hubungan langsung antara kematian dan vaksin.

3 dari 3 halaman

Infografis Waspada Mutasi Virus Corona D614G dan Q677H

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.