Sukses

Kebakaran Hutan di California Masih Berlanjut, Asapnya Sampai ke Wilayah Eropa

Kebakaran hutan di California, Amerika Serikat masih terus terjadi hingga saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - California tengah menghadapi banyak kerusakan akibat kebakaran hutan yang melanda Pantai Barat, dengan angin kencang dan panas kering diperkirakan akan menyalakan api dari puluhan kobaran yang mengamuk di seluruh negara bagian.

Mengutip laman Channel News Asia, Kamis (17/9/2020), Gubernur Gavin Newsom mengatakan bahwa meskipun petugas pemadam kebakaran telah membuat kemajuan dalam perjuangan mereka untuk mengatasi kebakaran hutan besar di sejumlah tempat, apa yang disebut angin Santa Ana dapat memicu kobaran api tanpa henti.

"Dengan kejadian angin yang kami alami saat ini dan apa yang kami antisipasi dalam beberapa hari mendatang, kami harus berhati-hati bahwa bahkan dengan jumlah penahanan yang tinggi, kebakaran itu tidak ada apa-apanya selain kami," katanya dalam jumpa pers.

Menyoroti skala bencana yang sedang terjadi, Newsom mengatakan negara bagiannya sejauh tahun ini telah mengalami 7.606 kebakaran dibandingkan dengan 4.972 pada 2019.

Dia mengatakan api telah melahap hampir 2,3 juta hektar - 1,5 juta di antaranya sejak pertengahan Agustus - dibandingkan dengan 118.000 tahun lalu.

“Angka-angka ini menghasilkan pernyataan bahwa ini bersejarah,” katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kecam Trump

Newsom juga mengecam Presiden AS Donald Trump, yang mengunjungi negara bagian itu pada awal pekan ini, dengan mengatakan dia "tidak memiliki kesabaran untuk penyangkal perubahan iklim" yang menolak bukti ilmiah yang semakin meningkat merupakan peristiwa cuaca ekstrem terkait dengan pemanasan global.

Selama kunjungannya, Trump meremehkan kekhawatiran iklim atas kebakaran hutan, dengan mengatakan bahwa pemanasan global akan berbalik dengan sendirinya.

"Skala dan besarnya kebakaran ini berada pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada 18 tahun yang dicakup data pemantauan kami" sejak 2003, kata Mark Parrington, ilmuwan senior dan pakar kebakaran di Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS) Eropa.

Dia menambahkan bahwa api mengeluarkan begitu banyak polusi sehingga asap tebal terlihat lebih dari 8.000 kilometer jauhnya di Eropa utara, menggarisbawahi kehancuran dari kobaran api.

Asap terberat dari kebakaran masih tersisa di Pantai Barat AS, dengan kota-kota seperti Los Angeles dan San Francisco mencatat beberapa kualitas udara terburuk di dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.