Sukses

Sering Bepergian? Lakukan Trik Ini Agar Halaman Paspor Anda Tak Cepat Habis

Bagi seseorang yang memiliki hobi ke luar negeri atau perjalanan bisnis, maka masalah halaman paspor yang mulai menipis selalu jadi kendala.

Liputan6.com, Jakarta - Kehabisan ruang atau lembar di paspor Anda bukanlah masalah terburuk yang dihadapi sebagai turis, tetapi ini dapat memperumit rencana perjalanan Anda secara serius. Kebanyakan visa membutuhkan satu halaman penuh untuk menjadi valid, dan beberapa negara membutuhkan lebih, demikian dikuttip dari laman Mentalfloss.com, Rabu (16/9/2020).

Itu berarti setiap kali petugas imigrasi menandai halaman baru alih-alih menemukan halaman yang sudah dicap, mereka membuang-buang ruang visa yang berharga yang tidak bisa Anda dapatkan kembali.

Untungnya, Chris Chamberlin dari Australian Business Traveller memiliki tip untuk melakukan perjalanan negeri yang menggunakan paspor.

Sebelum menuju ke bandara untuk penerbangan internasional Anda berikutnya, keluarkan kertas tempel. Tuliskan catatan sopan yang mengatakan sesuatu seperti "cap di tempat lain" atau "menghemat ruang untuk visa".

Trik ini dapat menghemat waktu dan uang Anda. Wisatawan di Amerika Serikat dulunya dapat meminta paket halaman tambahan untuk paspor mereka, tetapi pada tahun 2016, Departemen Luar Negeri mengubah aturan untuk mewajibkan pelancong yang kehabisan ruang untuk visa baru untuk mendapatkan paspor yang baru.

Selain permasalahan di atas, hal yang kerap membuat kita bertanya-tanya adalah soal warna pada paspor yang hanya itu-itu saja. Mengapa hal ini terjadi?

Simak video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada 4 Warna Paspor yang Digunakan Banyak Negara di Dunia

Paspor yang dipegang oleh warga sipil di seluruh dunia hanya ada empat warna. Yaitu biru, merah, hijau dan hitam.

Banyak asumsi menyebut ini terjadi karena ada peraturan tentang warna paspor mana yang bisa digunakan, demikian dikutip dari laman Mentalfloss.com.

Tetapi sebenarnya tidak ada aturan resmi yang digunakan sebuah negara.

Faktanya, tidak ada aturan tentang seperti apa paspor seharusnya -- hanya saran. Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) membuat rekomendasi tentang jenis huruf, ukuran jenis, dan font dalam panduan mereka untuk dokumen perjalanan yang dapat dibaca mesin (MRTD), kategori yang mencakup paspor.

Namun, ada beberapa peraturan keras dan cepat dalam dokumen ini: Paspor harus terbuat dari bahan yang tertekuk (tidak kusut) dan tetap dapat dibaca mesin pada suhu mulai dari 14 hingga 122 derajat Farenheit dan pada kelembaban udara relatif mulai dari lima hingga 95 persen .

Meskipun paspor hanya ada dalam empat warna ini, ada banyak variasi dalam hal warna sebenarnya. Banyak negara memilih warna biru, merah, dan hijau yang lebih gelap. Negara memilih warna-warna sederhana dan gelap ini karena terlihat resmi.

Pink milenial tidak akan terlihat sangat birokratis. Warna gelap juga cenderung menunjukkan paspor tak mudah kotor.

Anthony Philbin, kepala komunikasi ICAO, mengkonfirmasi bahwa; "Tidak ada yang menentukan warna sampulnya."

Pada dasarnya, tidak ada yang mampu menghentikan Amerika Serikat (negara adidaya sekalipun) untuk membuat paspornya hijau limau -- jika mereka mau.

William Waldron, wakil presiden produk keamanan di Holliston, LLC (yang membuat paspor untuk lebih dari 60 negara) mengatakan bahwa mereka dapat memproduksi "warna apa saja yang ada di buku Pantone."

Seringkali ada makna di balik empat warna yang dipilih suatu negara. Sebagai contoh, sebagian besar negara Islam menggunakan paspor hijau karena warnanya signifikan dalam agama mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.