Sukses

Bikin Geger, Kota Berusia 300 Tahun Muncul Lagi Akibat Filipina Kekeringan

Sebuah kota berusia 300 tahun di Filipina, yang terendam puluhan tahun lalu untuk membangun bendungan muncul kembali setelah megalami kekeringan yang menyebabkan air surut.

Liputan6.com, Nueva Ecija - Sebuah kota berusia 300 tahun di Filipina, yang terendam puluhan tahun lalu untuk membangun bendungan muncul kembali setelah negara itu mengalami kekeringan yang menyebabkan air surut.

Kota Old Pantabangan di Nueva Ecija ini belum pernah terlihat lagi sejak tahun 1970-an, tetapi dikarenakan kurangnya curah hujan di beberapa bagian Asia Tenggara menyebabkan tingkat air di waduk bendungan di sana turun secara signifikan.

Ketika penduduk setempat dan turis berbondong-bondong ke reruntuhan kota yang muncul kembali tesebut, beberapa orang yang percaya takhayul meyakini itu adalah tanda harapan bagi Filipina setelah dianggap sebagai salah satu negara Asia yang paling parah terkena dampak Virus Corona COVID-19.

"Saya dibesarkan di tempat itu. Sebelum kota itu tenggelam untuk membangun bendungan, kami dipaksa untuk mengungsi dan menemukan tempat tinggal lain. Jadi saya senang bisa kembali ke sana dan mengingat bagaimana hidup saya sebelum kota tersebut menghilang di bawah air," kata salah satu penduduk, Alexander Agustin kepada Associated Press yang dikutip Selasa (4/8/2020).

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemandangan yang Jarang Dilewatkan

Penduduk lain, Joergen Cruz Mandilag, mengatakan orang-orang yang berbondong-bondong ke tempat itu tetap mementingkan keamanan dan melakuan jarak sosial, tetapi kesempatan untuk melihat kota itu sangat jarang untuk dilewatkan.

"Ketika berita tersiar bahwa kota yang tenggelam itu sekarang terlihat kembali, kami memutuskan untuk melihatnya sendiri. Penduduk setempat di sana juga mengatakan bahwa mungkin butuh bertahun-tahun bagi kami untuk dapat melihatnya lagi," katanya.

Melansir informasi 9news.com, pada tahun 1970-an, penduduk kota mengorbankan rumah mereka di kota kuno tenggelam yang terletak di kaki Bendungan Pantabangan atau Pantabangan Dam tersebut, untuk memungkinkan terjadinya pembangunan. Saat ini merupakan salah satu bendungan terbesar di Asia Tenggara.

Sementara banyak yang harus pindah, irigasi dari bendungan memungkinkan Provinsi Nueva Ecija menjadi produsen beras terbesar di negara itu.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.