Sukses

Paris Peace Forum 2020, Wadah Proyek Kreatif yang Berani Tawarkan Solusi bagi Dunia

Paris Peace Forum 2020 bisa menjadi wadah bagi organisasi-organisasi non-pemerintah yang bisa mempresentasikan proyek yang memberi solusi bagi dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Paris Peace Forum (PPF) pertama kali muncul pada tahun 2018 sebagai pendukung multilateralisme dan katalisator bagi gerakan kolektif global. PPF menawarkan untuk memberikan solusi bagi tantangan dan masalah paling mendesak di dunia.

Pandemi COVID-19 semakin menegaskan komitmen PPF untuk berpikir ke depan, membuka jalan bagi komunitas global untuk merespons COVID-19, dan yang paling penting, membentuk lanskap multilateralisme di dunia pasca-COVID-19.

Untuk acara ketiga Paris Peace Forum pada November 2020, Sekretariat PPF sedang mencari proyek dan inisiatif dari seluruh dunia yang telah menangani krisis COVID-19. Sekretariat PPF secara khusus mencari mereka yang proyeknya dapat meningkatkan ketahanan kolektif dan membangun dunia yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Dalam konteks ini, mereka yang menangani masalah-masalah berikut ini sangat setuju untuk diterapkan: tata kelola kesehatan; penggunaan dan pengaturan alat serta platform digital untuk merespons krisis; dan dukungan masyarakat sipil dan aktivitas ekonomi di masa pandemi.

Selain solusi terkait COVID-19, Sekretariat PPF juga mempertimbangkan proyek-proyek lain yang menangani berbagai masalah dalam pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim dan lingkungan, pendidikan, dan kesetaraan gender. Proyek dan inisiatif yang dipilih akan memiliki peluang unik untuk menerima mekanisme dukungan proyek dari Komite Peningkatan PPF.

Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI) sebagai salah satu anggota pendiri PPF dipercaya untuk memperkenalkan semangat Forum di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara yang lebih luas. Maka dari itu, FPCI pun menggelar diskusi virtual bertajuk "The Road to Paris Peace Forum 2020: Calling for Innovative Projects in Response to a COVID-19 World" pada Rabu 10 Juni 2020. 

"Kegiatan yang akan kita laksanakan pada bulan November 2020 akan memberi kesempatan secara kolektif untuk membangun dunia yang lebih berkelanjutan," ujar Olivier Chambard selaku Duta Besar Prancis untuk Indonesia. 

Ia kemudian menambahkan bahwa PPF merupakan salah satu bentuk upaya dalam mengatasi masalah di tengah pandemi COVID-19 terlebih kebutuhan untuk berkoordinasi, kebutuhan untuk berkooperasi, serta kebutuhan untuk solidaritas. 

"Kami mencari para organisasi non-pemerintah yang dapat menanggulangi masalah-masalah tersebut," tambah Chambard. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Selesaikan Berbagai Masalah

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar RI untuk Prancis yakni Armanatha Christiawan Nasir juga berpartisipasi. Ia mengatakan bahwa acara ini merupakan salah satu bentuk inovatif untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan yang dihadapi dunia.

"Saya melihat cara unik tentang bagaimana acara ini dapat membawa orang-orang yang memiliki pikiran terbuka dari latar belakang yang beragam, yang siap untuk menangani tantangan lokal dan global," ujar Dubes Armanatha. 

Masalah-masalah yang ia harapkan bisa ditangani oleh para peserta adalah seperti masalah lingkungan, perdamaian, ekonomi inklusif, pembangunan berkelanjutan dan pendidikan hingga pengembangan teknologi. 

"Forum ini menekankan pentingnya inovasi," tegas dubes yang karib disapa Tata.

Selain para duta besar, Direktur General PPF, yakni Justin Vaisse, juga ikut hadir dalam pertemuan virtual ini. 

"Indonesia sangat dikenal dengan baik dalam forum ini, salah satunya karena ibu Yenny Wahid yang ikut berkontribusi dalam memberikan masukan di kepanitiaan kami," ujar Justin Vaisse. 

Ia menyampaikan bahwa acara ini juga nantinya akan melibatkan sejumlah pemimpin dunia, seperti Presiden Vladimir Putin, Kanselir Angela Merkel hingga Ketua WHO Tedros Adhanom. 

Seperti disebutkan oleh Justin Vaisse, Yenny Wahid pun ikut hadir dalam pertemuan ini. Sebagai salah satu penasihat dalam Paris Peace Forum, ia menyampaikan bahwa acara ini terbuka untuk siapa saja yang punya kapasitas dalam kriteria tersebut. 

"Acara ini berorientasi pada aksi nyata, karena nantinya akan berinteraksi langsung dengan banyak pihak," ujar Yenny Wahid. 

3 dari 3 halaman

Pengalaman Salah Satu Peserta

Yasir Sani, merupakan salah satu peserta Paris Peace Forum tahun lalu dari Indonesia. Ia pun membagikan cerita dan pengalamannya dalam keikutsertaannya dalam forum tersebut. 

Proposalnya waktu itu memiliki tujuan untuk mendorong perdamaian untuk disiapkan tidak hanya di level yang rendah, tetapi juga hingga tingkat komunitas. 

Ia juga memberikan saran bagi para calon peserta forum ini pada tahun 2020 di bulan November mendatang.

"Untuk teman-teman yang ingin mencoba, mungkin jika ingin berpartisipasi dalam PPF akan sangat menguras energi karena tidak ada waktu untuk santai atau rekreasi tetapi betul-betul untuk berdiskusi dengan peserta lainnya di sana," ujar Sani. 

Ia menilai forum ini akhirnya menjadi wadah untuk saling berdiskusi antar peserta dari berbagai negara.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini