Liputan6.com, Washington DC - SpaceX baru saja membuat sejarah baru, karena mereka akan melakukan program peluncuran roket berawak pertamanya pekan depan.
Perusahaan Elon Musk itu bersiap untuk peluncuran misi Demo-2 pada Rabu 27 Mei 2020 mendatang, dengan mengirim astronot NASA Bob Behnken dan Doug Hurley ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) melalui SpaceX Crew Dragon.
Baca Juga
Beberapa hari sebeulum hari-h, pada 22 Mei 2020, perusahaan ini telah melakukan tes "peluncuran statis" dari roket Falcon 9 yang akan meluncurkan Demo-2. Mereka menyalakan mesin percobaan tahap pertama di NASA Space Center, Florida, demikian seperti dikutip dari BBC pada Sabtu (23/05/2020).
Advertisement
Peluncuran statis terjadi hanya beberapa jam setelah tim NASA, ISS, dan SpaceX menyelesaikan tinjauan kesiapan penerbangan (FRR) dalam dua hari yang menyatakan bahwa awak kapal siap diluncurkan pada 27 Mei mendatang.
Simak video pilihan berikut:
Persiapan Lainnya
Masih ada beberapa persiapan yang harus dilakukan untuk beberapa hari kedepan. Pada Sabtu 23 Mei 2020, tim misi akan menjalankan latihan yang mensimulasikan banyak kegiatan yang akan dilakukan NASA dan SpaceX dalam persiapan peluncuran pada Rabu pekan depan. Menurut pekerja agensi tersebut, Behnken dan Hurley akan cocok untuk simulasi yang telah disiapkan.
Sedangkan hari Senin, 25 Mei mendatang mereka juga akan melakukan persiapan peluncuran terakhir, yang akan menggabungkan analisis data dari peluncuran statis serta simulasi latihan bersama dengan informasi lainnya, menurut pihak NASA.
Demo-2 dirancang untuk sepenuhnya memvalidasi Crew Dragon dan Falcon 9 untuk penerbangan misi pembawa astronaut operasional. SpaceX memiliki kontrak dengan Commercial Crew Program NASA untuk melakukan enam misi yang mirip pada masa mendatang.
Crew Dragon telah mencapai ISS satu kali sebelumnya, pada misi Demo-1 pada 2019 lalu, namun perbedaannya, mereka melakukan penerbangan tanpa awak kapal manusia. Demo-2 akan menjadi misi orbital manusia pertama yang diluncrukan Amerika sejak tahun 2011 silam.
Pasalnya sejak 2011 silam, awak penerbangan luar angkasa lebih mengandalkan roket dan pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia untuk membawa astronaut pergi dan pulang kembali ke Bumi.
Repoter: Yohana Belinda
Advertisement