Sukses

5 Fakta Kim Han-sol, Pria yang Diduga Jadi Target Pembunuhan Kim Jong-un

Kim Jong-un hilang dari publik beberapa minggu lalu. Ketidakhadirannya dalam peringatan hari kelahiran bapak pendiri Korea Utara Kim Il-sung menambah rasa curiga.

Liputan6.com, Pyongyang - Selain nama sang adik perempuannya, Kim Yo-jong, nama anak laki-laki dari Kim Jong-nam (pria yang dibunuh beberapa tahun silam) yaitu Kim Han-sol juga disebut-sebut mampu menggantikan posisi Kim Jong-un yang saat ini diisukan sakit parah dan bahkan meninggal dunia.

Kim Jong-un hilang dari publik beberapa minggu lalu. Ketidakhadirannya dalam peringatan hari kelahiran bapak pendiri Korea Utara Kim Il-sung -- yang juga kakeknya -- menambah kepercayaan banyak pihak yang menyebut Kim benar-benar dalam masalah.

Bukan hanya diisukan sakit parah, bahkan ada yang menyebut ia meninggal dunia. Meski demikian, inteligen Korea Selatan menyebut Kim Jong-un masih hidup dan sedang ada di suatu tempat.

Lalu, siapakah Kim Han-sol itu?

Berikut faktanya seperti dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (1/5/2020):

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Putra dari Kim Jong-nam

Ingatkah Anda dengan Kim Jong-nam?

Ia adalah kakak dari Kim Jong-un yang tewas dalam insiden pembunuhan yang terjadi pada 13 Februari 2017 di Malaysia.

Diduga kuat, rezim Kim Jong-un melakukan rencana pembunuhan tersebut. Kim Han-sol yang merupakan kelahiran 16 Juni 1995 adalah anak sulung Jong-nam dan Ri Hye-kyong.

Sosoknya pertama kali menjadi sorotan publik pada tahun 2011 ketika ia diterima oleh Li Po Chun United World College untuk menempuh pendidikan di Hong Kong. Namun visa pelajarnya ditolak oleh pemerintah setempat.

 

3 dari 6 halaman

2. Berani Mengkritik Sang Paman

Beberapa media Korsel pernah melacak sejumlah akun online yang dikelola Han-sol. Isi dari sejumlah akun tersebut tersebar di dunia maya, menunjukkan sikap Han-sol yang kontras dengan rezim sang kakek, Kim Jong-il.

Melalui akunnya di sejumlah media sosial seperti Twitter dan Facebook, pemuda itu mengungkapkan perasaan bersalahnya terkait peran keluarganya atas penderitaan rakyat Korut. Han-sol merasa bersalah mengetahui fakta ia makan dengan cukup sementara rakyat Korut kelaparan.

Dalam sebuah kesempatan, ia juga mengkritik Jong-un dengan menyebutnya sebagai diktator. Demikian seperti dikutip dari The New Daily.

 

4 dari 6 halaman

3. Mengakui Ayahnya Dibunuh

Kim Han-sol sempat mengaku bahwa ayahnya telah dibunuh. Hal itu ia sampaikan dalam rekaman video berdurasi 40 detik yang viral.

Dalam video tersebut, ia mengakui kematian Jong-nam merupakan pembunuhan--spekulasi yang berulang kali dibantah oleh Korut.

"Nama saya Kim Han-sol, dari Korut, bagian dari keluarga Kim. Ayah saya dibunuh beberapa hari lalu...," ujar pemuda tersebut sebelum menunjukkan paspornya.

"Sekarang saya bersama ibu dan saudara perempuan saya. Kami sangat berterima kasih kepada...," kata dia sebelum suaranya menghilang.

Pria itu menutup kemunculannya di video tersebut dengan mengatakan, "Kami berharap ini akan membaik."

 

5 dari 6 halaman

4.Lulusan SMA di Bosnia and Herzegovina

Pada tahun 2013. Kim Han-sol dinyatakan lulus dari sebuah SMA internasional di Kota Mostar, di Selatan Bosnia.

"Kim Han-sol adalah satu dari 71 siswa dari 28 negara yang mendapatkan gelar kelulusan," kata pejabat sekolah di Bosnia, yang menjadi bagian dari jaringan sekolah internasional United World Colleges (UWC), seperti dimuat News.com.au.

Saat tiba di Mostar tahun 2011 lalu, pihak sekolah menjamin Kim Han-sol tak mendapatkan perlakuan istimewa. Dan wajib melaui proses seleksi sebagaimana mestinya.

Selama dua tahu masa belajarnya, pihak sekolah melindunginya dari media.

 

6 dari 6 halaman

5. Ingin Kehidupan Rakyat Korea Membaik

Pada 2012 ia melakukan wawancara dengan mantan pejabat PBB Elisabeth Rehn, dan menyampaikan niatnya membuat kehidupan rakyat Korut lebih baik. Juga harapannya bagi reunifikasi dua Korea.

Lahir di Pyongyang pada tahun 1995, Kim menggambarkan masa kanak-kanaknya yang kesepian, sebagian besar dihabiskan bersama keluarga ibunya. Tak pernah bertemu kakeknya yang dianggap bak dewa di Korut.

"Saya selalu ingin bertemu dengannya. Saya hanya ingin tahu orang macam apa dia," kata dia dalam wawancara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.