Sukses

NASA Temukan Es di Bawah Permukaan Mars

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi baru yang diterbitkan pekan ini dalam jurnal Geophysical Research Letters, menunjukkan peta es yang kemungkinan hanya berjarak satu inci di bawah permukaan berdebu planet Mars. 

Ketika para astronot pertama mendarat di Mars, mereka tidak akan bisa membawa semua yang mereka butuhkan. Logistik dan beban dari mengangkut begitu banyak bahan pada satu pesawat ruang angkasa, bersama dengan kru, menentang teknologi saat ini.

Para ilmuwan di NASA telah membahas misi untuk mengirimkan bahan ke Planet Merah, mungkin ada sumber daya di Mars yang dapat digunakan.

Air adalah salah satu sumber daya utamanya, tetapi akses ke air sama pentingnya untuk menentukan. Bahkan dengan mengetahui lokasi air yang dapat diakses di Mars, dapat membantu menentukan lokasi pendaratan untuk misi yang memuat manusia ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terdeteksi Adanya Es di Bawah Permukaan

Dulunya, Mars adalah planet hangat yang berpotensi mendukung kehidupan dan air di permukaannya, namun ada sesuatu yang berubah sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu dan kehilangan sebagian besar atmosfernya. Demikian mengutip dari CNN, Kamis (12/12/2019). 

Yang ada saat ini hanya bagian yang tipis dan memungkinkan gas seperti uap air keluar. Dan jika air berada di permukaan sekarang, itu akan langsung menguap.

Data dari Mars Reconnaissance Orbiter NASA dan Mars Odyssey Orbiter juga telah dapat mendeteksi adanya tanda es di bawah permukaan.

"Anda tidak akan membutuhkan backhoe untuk menggali es ini. Anda bisa menggunakan sekop," kata Sylvain Piqueux, penulis studi di Jet Propulsion Laboratory NASA.

"Kami terus mengumpulkan data tentang es yang terkubur di Mars, menunjukkan tempat terbaik bagi astronot untuk mendarat." 

Meskipun begitu, air yang ada di Mars terletak dalam bentuk es di bawah permukaan, baik di kutub maupun garis lintang pertengahan planet.

Meteor bahkan membantu meningkatkan pemahaman es kutub karena mereka memberikan dampak sehingga memungkinkan pengorbit untuk mengambil gambar es yang terhalang.

 

 

3 dari 3 halaman

Penelitian Lebih Lanjut

Kedua orbital memiliki instrumen di atas kapal yang sensitif terhadap panas, yang relevan dengan es di bawah permukaan karena ia mengubah suhu permukaan di Mars. Para peneliti juga menggunakan Gamma Ray Spectrometer Odyssey untuk mengumpulkan data yang membantu memetakan area di mana es dapat ditemukan.

Seperti kutub, terdapat beberapa bagian Mars yang akan membuat planet membeku dan tidak ramah bagi para astronot. Tak hanya itu, faktor-faktor seperti suhu dan paparan sinar matahari harus dipertimbangkan.

Hal itu membuat bagian utara dan selatan wilayah khatulistiwa menarik. Belahan bumi utara juga lebih cocok sebagai tempat pendaratan untuk misi karena ketinggian lebih mudah dikelola dan ada lebih banyak atmosfer untuk membantu memperlambat pendarat.

Peta baru mengungkapkan es kurang dari satu kaki di bawah permukaan di wilayah belahan bumi utara yang disebut Arcadia Planitia. Ada juga bukti es sedalam dua kaki di bawah permukaan.

Para peneliti ingin mempelajari lebih lanjut tentang es di bawah permukaan dan jika itu bervariasi sepanjang musim Mars.

"Semakin kita mencari es di dekat permukaan, semakin banyak yang kita temukan," kata Wakil Peneliti Proyek Pengorbit Mars, Leslie Tamppari. "Mengamati Mars dengan beberapa pesawat ruang angkasa selama bertahun-tahun terus memberi kita cara baru untuk menemukan es ini."

 

Reporter: Jihan Fairuzzia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.