Sukses

Geger Video TikTok Tutorial Bulu Mata, Kritik China Soal Isu Uighur di Xinjiang

Video remaja AS mengkritik China soal kamp penahanan Muslim Uighur Xinjiang ini bikin geger media sosial, sampai klip tersebut dicabut oleh TikTok.

Liputan6.com, Jakarta - Jutaan Muslim Uighur berada di kamp-kamp pengasingan di Xinjiang, China hingga kini. Ketika banyak yang mencoba membawa genosida etnis ini ke mata publik, sejumlah besar orang masih tidak menyadari kejadian yang sedang terjadi di Tiongkok.

Adalah Feroza Aziz, penduduk AS berusia 17 tahun yang mencoba mengungkapkan cobaan yang dialami kelompok minoritas Muslim di Tiongkok, melalui aplikasi berbagi video TikTok. Tak ada yang menduga bahwa ia akan menerima 500 ribu likes. Tapi gara-gara unggahan tersebut, akunnya pun ditangguhkan.

Mengutip India Today, Kamis (28/11/2019), pada 16 November, sebuah paparan New York Times mengungkapkan bahwa Tiongkok mengorganisir penahanan massal terhadap Muslim. Pihak berwenang disebut membentuk kamp-kamp penahanan di mana minoritas Muslim dikirim.

Bukan itu saja. Untuk menghindari kenyataan bahwa kamp-kamp ini tidak bocor ke dunia, yang akan memberi citra buruk terhadap China, kamp-kamp itu digambarkan sebagai pusat pelatihan kerja yang menggunakan cara-cara halus untuk mengusir ekstremisme Islam.

Sementara itu, orang-orang menggunakan semua bentuk media sosial untuk mengungkap apa yang sedang terjadi di China. Salah satunya adalah Jurnalis Rob Schmitz.

Melalui akun Twitter miliknya, ia membagikan video tentang remaja AS Feroza mengajarkan cara membuat bulu mata yang lebih panjang. Beberapa detik setelah video, barulah disadari topik video tersebut bukanlah soal bulu mata.

"Saya jarang memposting twit trik untuk bulu mata yang lebih panjang, tapi ini layak ditonton, mungkin saja TikTok China menangguhkan akun ini setelah menyadari yang sebenarnya," tulis Schmitz.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Isi Video

Klip itu berisi Feroza, yang memulai video dengan mengatakan bahwa dia akan mengajari pemirsa cara mendapatkan bulu mata panjang. Ketika dia menempatkan penjepit bulu mata merah mudanya di bulu mata untuk melengkungkannya, terjadi perubahan pada mimik wajahnya.

"Gunakan teleponmu untuk mencari, apa yang terjadi di China," katanya.

Remaja 17 tahun itu kemudian terus menggunakan penjepit bulu mata. Lalu mengatakan, "Bagaimana mereka mendapatkan kamp konsentrasi, menjebloskan Muslim yang tidak bersalah di sana, memisahkan keluarga mereka satu sama lain, menculik, membunuh, memperkosa mereka."

Feroza juga mengatakan dalam video, "Memaksa mereka makan daging babi dan minum. Memaksa mereka untuk pindah agama yang berbeda; jika tidak, mereka tentu saja akan dibunuh. Orang-orang pergi ke kamp konsentrasi sehingga mereka akan keluar hidup-hidup."

"Ini adalah Holocaust model lain, namun tidak ada yang membicarakannya. Sadarilah dan tolong sebarkan kesadaran."

Setelah itu, ia kembali dengan penjepit bulu mata.

Pertama kali Feroza mengunggah video di TikTok, lalu menyebar dengan cepat dan mengumpulkan hampir 500 ribu likes. Video itu kemudian dicabut oleh aplikasi berbagi video TikTok. Akunnya juga ditangguhkan.

Mengetahui hal tersebut, Feroza pun membuat akun lain dan membagikan ulang video, yang sekarang sudah dilihat lebih dari 1,5 juta kali.

3 dari 3 halaman

Bukan Pemblokiran Pertama Kalinya

Ini bukan pertama kali TikTok melakukan pemblokiran padanya. Feroza, yang dikenal menyebarkan kesadaran melalui video TikTok-nya, juga pernah diblokir akunnya setelah dia memposting sebuah klip memuat gambar Osama bin Laden.

Video Feroza soal kritik untuk China ini memiliki dua bagian lagi. Orang-orang di TikTok kemudian berkomentar ' bagaimana mereka dapat membantu situasi di Tiongkok'.

Dalam salah satu klip, Feroza juga mengatakan bahwa dia memalsukan video ini sebagai tutorial make-up, dengan penjepit bulu mata di tangan, agar TikTok tidak mencabut videonya.

Dia juga mengatakan kepada para pengikutnya bahwa menyebarkan kesadaran sangat membantu, dan bahwa inilah saatnya PBB membantu Sudan.

"Kami memiliki teknologi sekarang, kami dapat menjangkau begitu banyak orang, orang-orang yang memiliki kekuatan dan dapat membantu orang-orang di China," katanya dalam salah satu video.

Ia juga meminta dukungan serupa pada video ketiga yang beredar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini