Sukses

Gempa dan Gunung Berapi Erupsi, Ring of Fire Sedang Aktif-aktifnya?

Mengapa banyak gempa dan erupsi gunung berapi yang terjadi secara bersamaan di Ring of Fire?

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 270 gempa bumi bermagnitudo 2-5 tercatat terjadi di berbagai penjuru dunia pada Minggu, 28 Juli 2019, selama 24 jam. Lindu-lindu ini terdeteksi oleh United States Geological Survey (USGS).

Dari laporan tersebut, yang dipublikasikan dalam volcanodiscovery.com, ada 10 negara yang diguncang gempa dengan kekuatan magnitudo 4 hingga 5. Kesepuluh negara tersebut antara lain:

1. New Ireland Region (Papua Nugini) - 5,2 (03.19 waktu setempat)

2. Selandia Baru - 5,1 (07.27 waktu setempat)

3. Pulau Jawa - 5,0 (14.25 WIB)

4. Pulau Solomon (Pasifik) - 4,9 (08.59 waktu setempat)

5. Jawa bagian selatan (Indonesia) - 4,8 (00.02 WIB)

6. Dekat Pantai Timur Kamchatka - 4,7 (09.53 waktu setempat)

7. Mona Passage (Republik Dominiko) - 4,7 (16.02 waktu setempat)

8. N of La Romana (Republik Dominiko) - 4,7 (16.02 waktu setempat)

9. Pulau Ryuku (Jepang) - 4,7 (17.50 waktu setempat)

10 Philippine Islands Region (Indonesia) - 4,7 (22.49 waktu setempat)

Wilayah-wilayah yang terkena gempa tersebut adalah daerah yang dilalui oleh Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik. Tak terkecuali Indonesia.

Seiring dengan datangnya gempa, sejumlah gunung berapi pun erupsi. Baru-baru ini terjadi di Indonesia, Tangkuban Perahu. Ada pula di Mexico dan Yellow Stone di Amerika Serikat.

Lalu, ada apa dengan Cincin Api Pasifik belakangan ini? Mengapa begitu banyak gempa terjadi di banyak negara dalam waktu serempak dan bersamaan dengan erupsi banyak gunung berapi?

Sekilas Tentang Ring of Fire

Cincin Api Pasifik, juga disebut sebagai Sabuk Circum-Pasifik (Circum-Pacific Belt), adalah jalur di sepanjang Samudra Pasifik yang ditandai oleh gunung berapi aktif dan gempa bumi yang sering terjadi.

Panjangnya sekitar 40.000 kilometer (24.900 mil). Ring of Fire berada di batas-batas antara beberapa lempeng tektonik, termasuk Pasifik, Juan de Fuca, Cocos, Indo-Australia, Nazca, Amerika Utara, dan Lempeng Filipina.

Tujuh puluh lima persen gunung berapi di Bumi -- lebih dari 450 -- terletak di sepanjang Ring of Fire. Sedangkan 90 persen gempa bumi terjadi di Cincin Api Pasifik, termasuk peristiwa seismik paling ganas dan dramatis di planet ini.

Indonesia Ring of Fire (Wikipedia)

Banyaknya gunung berapi dan gempa bumi di sepanjang Ring of Fire disebabkan oleh jumlah pergerakan lempeng tektonik di daerah tersebut. Di sepanjang Cincin Api, lempengan saling tumpang tindih pada batas konvergen, yang kemudian disebut zona subduksi.

Artinya, lempeng yang ada di bawah ditekan atau disubduksi oleh lempeng atasnya. Seperti batu yang ditumbuk, lempeng itu meleleh dan menjadi magma. Magma yang begitu dekat dengan permukaan Bumi menimbulkan kondisi yang matang untuk aktivitas gunung berapi -- pengecualian yang signifikan adalah perbatasan antara lempeng Pasifik dan Amerika Utara.

Bentangan Cincin Api di planet ini adalah batas transformasi, di mana lempeng bergerak menyamping melewati satu sama lain. Jenis batas tersebut menghasilkan sejumlah besar gempa bumi ketika ketegangan di kerak menumpuk dan dilepaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gunung Berapi Aktif di Ring of Fire

Seperti dilansir dari Express.co.uk, sebanyak 452 gunung berapi membentang dari ujung selatan Amerika Selatan, di sepanjang pantai Amerika Utara, melintasi Selat Bering, kemudian ke Jepang, Indonesia, dan ke Selandia Baru. Namun, beberapa gunung berapi aktif dan tidak aktif ada di Antartika, "menutup" cincin itu.

Sebagian besar gunung berapi aktif di Cincin Api Pasifik ditemukan di tepi barat, dari Semenanjung Kamchatka di Rusia, melalui pulau-pulau Jepang dan Asia Tenggara, lalu ke Selandia Baru.

Gunung Ruapehu di Selandia Baru adalah salah satu gunung berapi yang paling aktif di Ring of Fire, dengan letusan kecil tahunan dan letusan besar terjadi sekitar setiap 50 tahun. Tingginya 2.797 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Gunung itu adalah bagian dari Arc Volcanic Taupo, di mana lempeng Pasifik yang padat berada di bawah lempeng Australia. 

Sementara itu, di Indoneisa ada Gunung Krakatau, yang berada di tengah Selat Sunda (antara Pulau Sumatra dan Pulau Jawa). Krakatau meletus lebih jarang daripada Gunung Ruapehu, tetapi erupsinya sangat dahsyat.

Di bawah Gunung Krakatau terdapat lempeng Australia yang lebih padat, yang sedang disubduksi di bawah lempeng Eurasia.

Subduksi atau penunjaman merupakan zona yang terdapat pada batas antar lempeng yang bersifat konvergen. Akibat perbedaan massa jenis antara kedua jenis lempeng tersebut, maka lempeng yang lebih besar massa jenisnya menunjam kebawah lempeng lainnya.

Letusan mematikan Gunung Krakatau tercatat pada tahun 1883, menghancurkan seluruh pulau di dekatnya, mengirimkan gas dan abu vulkanik, serta bebatuan setinggi 80 kilometer (50 mil) di udara. Gunung berapi baru, Anak Krakatau, telah terbentuk setelahnya. Banyak letusan kecil yang terjadi sejak itu.

Di Jepang, ada Gunung Fuji, gunung tertinggi dan paling terkenal di Negeri Sakura. Ini juga menjadi gunung berapi aktif di Ring of Fire.

Gunung Fuji terakhir meletus pada 1707, tetapi aktivitas gempa yang terjadi di Jepang timur baru-baru ini, menempatkan gunung ini dalam "keadaan kritis." Gunung Fuji berada di "persimpangan tiga", di mana tiga lempeng tektonik (lempeng Amur, lempeng Okhotsk, dan lempeng Filipina) berinteraksi.

Bagian timur Cincin Api juga memiliki sejumlah daerah vulkanik aktif, termasuk Kepulauan Aleut, Pegunungan Cascade di Amerika Serikat bagian barat, Sabuk Vulkanik Trans-Meksiko, dan Pegunungan Andes.

Gunung St. Helens, di negara bagian Washington, AS, adalah gunung berapi aktif di Pegunungan Cascade. Di bawah Gunung St. Helens, lempeng Juan de Fuca sedang disubduksikan di bawah lempeng Amerika Utara.

Gunung St. Helens terletak di bagian kerak Bumi yang sangat lemah, yang membuatnya lebih rentan terhadap letusan. Letusannya yang bersejarah terjadi pada tahun 1980, berlangsung 9 jam dan menutupi area terdekat dengan abu vulkanik.

Ada lagi Gunung Popocatepetl, salah satu gunung berapi paling berbahaya di Ring of Fire (dekat dengan daerah perkotaan Mexico City dan Puebla). Gunung ini juga menjadi salah satu gunung berapi paling aktif di Meksiko, dengan 15 letusan yang tercatat sejak 1519.

Gunung berapi ini terletak di Sabuk Vulkanik Trans-Meksiko, yang merupakan hasil subduksi dari lempeng Amerika Utara terhadap lempeng Cocos kecil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.