Sukses

Kisah Api Abadi di Azerbaijan yang Berkobar Sejak 4.000 Tahun Silam

Di Azerbaijan, terdapat lahan api yang disebut berkobar sejak 4.000 tahun silam, dan menjadi atraksi wisata andalan setempat.

Liputan6.com, Baku - Di Semenanjung Absheron, Azerbaijan, terdapat sebidang lahan dengan api yang terus berkobar sejak sekitar 4.000 tahun silam.

Menurut Aliyeva Rahila, seorang pemandu setempat, nyala api selalu tinggi menari dengan gelisah di siang hari, melintasi bentangan bukit setinggi 10 meter, menjadikan hari yang panas semakin panas.

Ini adalah Yanar Dag --yang berarti "gunung terbakar"-- yang tercipta karena efek samping dari cadangan gas alam melimpah di Azerbaijan, dmeikian sebagaimana dikutip dari CNN pada Sabtu (29/6/2019).

Cadangan gas yang terkadang bocor ke permukaan itu memicu beberapa kemunculan api dalam skala besar yang terjadi secara spontan, di mana telah membuat para pelancong terpesona dan ketakutan selama ribuan tahun.

Penjelajah asal Venesia, Marco Polo menulis tentang fenomena misterius ketika ia melewati negara itu pada Abad ke-13.

Pedagang Jalur Sutera lainnya membawa kabar tentang api abadi itu ketika mereka melewati Azerbaijan, yang kemudian mereka juluki sebagai "negeri api".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berkaitan dengan Agama Kuno

Kebakaran semacam itu dulunya banyak terjadi di Azerbaijan, tetapi karena menyebabkan pengurangan tekanan gas di bawah tanah, mengganggu ekstraksi gas komersial, sebagian besar telah dimusnahkan.

Yanar Dag adalah salah satu dari sedikit contoh yang tersisa, dan mungkin yang paling mengesankan.

Pada suatu waktu mereka memainkan peran penting dalam agama kuno Zoroaster, yang didirikan di Iran dan berkembang di Azerbaijan pada milenium pertama sebelum Masehi

Bagi penganut Zoroaster, api adalah penghubung antara manusia dan dunia supernatural, di mana manusia dapat memperoleh wawasan dan kebijaksanaan spiritual darinya.

Apa murni dianggap sebagai sesuatu yang murni, menopang kehidupan dan bagian vital dari peribadatan Zoroaster.

Meskipun diklaim kuno, beberapa orang berpendapat bahwa api Yanar Dag mungkin baru dinyalakan pada 1950-an.

Berjarak sekitar 30 menit perjalanan ke utara dari ibu kota Baku, destinasi ini hanya menawarkan sebuah kafe kecil, dan tidak ada banyak lagi yang bisa dinikmati di daerah tersebut.

3 dari 3 halaman

Menghidupkan Sebuah Kuil

Untuk wawasan yang lebih dalam tentang sejarah ibadah api Azerbaijan, pengunjung harus menuju ke timur ibu kota Baku, yakni tepatnya di Kuil Api Ateshgah.

"Sejak zaman kuno, mereka berpikir bahwa Tuhan (mereka) ada di sini," kata Rahila kepada CNN, merujuk pada kompleks pentagonal yang dibangun pada Abad ke-17 dan ke-18 oleh penduduk keturunan India di Baku.

Ritual pembakaran di situs ini berasal dari Abad ke-10 atau sebelumnya. Nama Ateshgah berasal dari bahasa Persia untuk "rumah api", dan pusat dari kompleks ini adalah kuil altar dengan atap berbentuk kubah, dibangun di atas ventilasi gas alam.

Api alami dan abadi membakar di sini di altar tengah sampai tahun 1969, tetapi belakangan ini api diumpankan dari pasokan gas utama Baku dan hanya dinyalakan untuk pengunjung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.