Sukses

Ini 7 Cara Mengatasi Perubahan Iklim, Merujuk pada UNEP

Tujuh cara untuk mengatasi perubahan iklim ala United Nations Environment Programme atau UNEP.

Liputan6.com, New York - Banyak orang di seluruh dunia, termasuk anak-anak sekolah, menjalankan aksi damai yang menuntut agar pemerintah mereka, pebisnis dan investor, mengambil sikap tegas terhadap perubahan iklim.

Merespons perubahan iklim adalah kunci untuk menuju sustainable (keberlanjutan). Menurut United Nations Environment Programme atau UNEP, sikap ini merupakan bagian dari upaya yang disepakati secara global, sejalan dengan Paris Climate Agreement (Perjanjian Iklim Paris) dan Sustainable Development Goals (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan).

“Meskipun skala dan langkah tindakan saat ini tidak cukup untuk mencapai sustainable, masih ada waktu bagi kita untuk secara radikal mengatur cara produksi, konsumsi, dan investasi,” kata Niklas Hagelberg, spesialis iklim di UN Environment.

Inilah tujuh 'area' yang harus difokuskan oleh seluruh orang di dunia, untuk menangani perubahan iklim, merujuk pada pernyataan UNEP yang dikutip pada Minggu (24/3/2019).

 

Saksikaan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Pertanian dan Makanan

Menurut Emissions Gap Report 2018 dari UN Environment, sistem pangan --dari produksi hingga konsumsi-- berpotensi mengurangi hingga 6,7 gigaton CO2. Pangan merupakan urutan kedua setelah sektor energi.

"Kita membutuhkan transformasi pangan global dalam 12 tahun ke depan, di mana limbah makanan dikurangi, serta menjalankan diet dan pola hidup sehat melalui penurunan asupan protein hewani," menurut badan PBB ini.

UNEP menambahkan, penduduk dunia juga perlu memberi insentif pada pertanian agar lebih tanggap terhadap iklim dan berkelanjutan, serta mengakhiri situasi pangan yang tidak adil saat ini --di mana lebih dari 820 juta orang kekurangan gizi.

3 dari 8 halaman

2. Pembanguan Gedung dan Kota

Sekitar 70 persen penggunaan energi, bangunan dan konstruksi menyumbang 39 persen dari emisi karbon dioksida. Infrastruktur perkotaan dalam jumlah besar akan dibangun dalam 15 tahun mendatang, seiring percepatan migrasi desa ke kota (atau sebaliknya).

UNEP menuturkan, ada peluang besar untuk memperbaiki bangunan yang didirikan, meningkatkan standar bangunan, dan memikirkan kembali perencanaan kota seperti memberikan insentif untuk mini-grid solutions atau solusi jaringan mini.

"Kita juga perlu mengatasi emisi metana, nitro oksida, dan CF11 yang diinduksi manusia, dan menemukan solusi yang lebih cerdas untuk pendinginan, pemanasan, dan pengelolaan limbah," UNEP menjelaskan.

4 dari 8 halaman

3. Pendidikan

Kata UNEP, menyekolahkan perempuan hingga tingkat tertinggi adalah sesuatu yang penting, sebab wanita yang berpendidikan akan memprogram masa suburnya untuk memiliki anak dalam jumlah sedikit, lebih sehat, meningkatkan akses global, dan menjalankan keluarga berencana.

"Kita perlu fokus pada inklusi ekonomi, sosial dan politik agar tidak merugikan siapa pun. Pendidikan, keterampilan, dan pembentukan kesadaran pada kaum Hawa adalah unsur-unsur penting untuk inklusi yang bermakna," papar UNEP.

5 dari 8 halaman

4. Energi

"Kita sudah harus memulai berinvestasi dalam energi terbarukan dan menghentikan pengembangan pembangkit listrik berbahan bakar batubara. Kita perlu mengarahkan subsidi bahan bakar fosil untuk mendorong investasi skala besar dan penciptaan lapangan kerja dalam energi terbarukan," menurut UNEP.

Pada saat yang sama, masyarakat global membutuhkan standar efisiensi energi untuk peralatan listrik (penerangan, mesin listrik, transformer) dan transisi menuju peralatan listrik berlabel efisiensi.

6 dari 8 halaman

5. Pembiayaan Energi

Bantu negara-negara miskin mengurangi dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Menurut Emissions Gap Report 2018, energi terbarukan dan proyek efisiensi energi di negara-negara berkembang dapat secara signifikan mengurangi emisi pada tahun 2020, jika negara-negara industri mau untuk memobilisasi pendanaan iklim senilai US$ 100 miliar per tahun.

7 dari 8 halaman

6. Hutan dan Penggunaan Lahan

Melindungi dan memulihkan hutan tropis. Tanam satu triliun pohon untuk mengurangi karbon dioksida, menyelamatkan keanekaragaman hayati, meningkatkan ketahanan pangan, membuka mata pencaharian dan menolong ekonomi pedesaan.

Untuk melakukan hal ini, kita perlu meningkatkan investasi yang mengurangi separuh deforestasi hutan tropis pada 2020, menghentikan deforestasi pada tahun 2030 secara global, dan mengumpulkan sekitar US$ 50 miliar per tahun untuk mencapai target 350 juta hektar hutan dan restorasi bentang alam pada 2030 --sejalan dengan Bonn Challenge.

Sejauh ini, 168 juta hektar restorasi telah dijanjikan oleh 47 negara. "Kita perlu menanam lebih banyak pohon di tanah pertanian dan padang rumput, juga pemulihan lahan gambut," pungkas UNEP.

8 dari 8 halaman

7. Transportasi

Kendaraan bermotor bertanggung jawab atas sekitar seperempat dari semua emisi CO2 (sektor energi), dan akan meningkat menjadi sepertiga pada tahun 2050, tumbuh lebih cepat daripada sektor lain mana pun.

Dengan kebijakan dan insentif yang tepat, pengurangan emisi yang signifikan dapat dicapai. "Agar hal ini terjadi, kita perlu menerapkan standar efisiensi kendaraan, insentif untuk transportasi tanpa emisi dan berinvestasi dalam mobilitas tidak bermotor," tegas UNEP.

Misalnya, seperti pemerintah India yang memprioritaskan kebijakan yang membantu mengalihkan angkutan barang dari jalan ke kereta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.