Sukses

Akibat Dua Wanita Masuk Kuil Hindu, Pemerintahan Kerala di India Ditutup

Gara-gara kasus masuknya dua orang wanita ke sebuah kuil Hindu, pemerintahan di negara bagian Kerala, India, ditutup.

Liputan6.com, Thiruvathapuram - Pemerintahan negara bagian Kerala di India selatan ditutup, menyusul protes keras setelah dua wanita membuat sejarah dengan memasuki sebuah kuil Hindu yang konservatif.

Satu orang tewas dalam bentrokan pada Rabu 2 Januari. Sebagian besar sekolah di seluruh negara bagian itu ditutup dan operasional transportasi umum turut ditangguhkan.

Kuil Sabarimala --nama kuil tersebut-- secara historis tertutup bagi wanita "usia menstruasi", yang didefinisikan berusia antara 10 hingga 50, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Kamis (3/1/2019).

Sebelumnya, Mahkamah Agung India mencabut larangan tersebut pada September lalu, yang memicu kemarahan luas di tengah masyarakat Hindu.

Meskipun wanita berusaha memasuki kuil itu sejak putusan terkait disahkan, mereka kerap dipaksa untuk mundur karena protes besar-besaran dari umat Hindu konservatif.

Sementara itu, pada hari Rabu, Bindu Ammini (40) dan Kanaka Durga (39) memasuki Kuil Sabarimala pada pagi hari dan menjadi kelompok wanita pertama yang nekat memasuki bangunan ibadah paling suci di negara bagain Kerala tersebut.

Aksi kontroversial itu memicu protes baru di Kerala, di mana kelompok-kelompok sayap kanan menuntut penutupan pemerintahan di seluruh negara bagian.

Sebelumnya, kedua wanita tersebut sempat mencoba memasuki kuil itu pada bulan Desember, namun dicegah oleh ratusan pengunjuk rasa.

Kini, setelah kabar masuknya kedua wanita itu ke dalam kuil tersebar luas, kekerasan meletus di beberapa kota besar dan kecil di India, di mana memicu bentrokan antara demonstran dan polisi yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

15 Orang Terluka

Polisi mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa setidaknya 15 orang terluka setelah pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah mereka.

Menurut laporan media setempat, sekitar 100 orang telah ditangkap oleh polisi di satu distrik, di mana massa menyerang seorang polisi wanita.

Diperkirakan akan ada lebih banyak penangkapan di negara bagian Kerala, kata salah seorang polisi kepada BBC Hindi.

Beberapa wartawan juga diserang dalam protes yang membuat lumpuh ibu kota negara bagian Kerala, Thiruvathapuram.

Bahkan, berbagai maskapai penerbangan India telah mengeluarkan peringatan kepada penumpang yang hendak bepergian ke Kerala.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dianggap Serangan ke Hindu

Keputusan Mahkamah Agung India untuk membiarkan wanita beribadah di kuil Sabarimala datang setelah sebuah petisi, yang menyatakan bahwa tradisi pelarangan tersebut melanggar kesetaraan gender.

Tetapi partai nasionalis Hindu yang berkuasa di India, Partai Bharatiya Janata (BJP), berpendapat bahwa keputusan itu merupakan serangan terhadap nilai-nilai Hindu.

Masalah ini menjadi semakin diperdebatkan menjelang pemilihan umum India, yang dijadwalkan berlangsung pada April dan Mei mendatang. Para kritikus menuduh Perdana Menteri Narendra Modi mengejar agenda memecah belah agama untuk meraih basis dukungan masyarakat Hindu di negara itu.

Ajaran Hindu di India menganggap wanita yang sedang menstruasi tidak bersih dan melarang mereka berpartisipasi dalam ritual keagamaan, meski sebagian besar kuil tetap mengizinkan kaum Hawa masuk selama mereka tidak menstruasi.

Di lain pihak, para pengunjuk rasa secara konsisten berargumen bahwa putusan pengadilan bertentangan dengan keinginan dewa kuil, Ayappa.

Mereka mengatakan bahwa larangan wanita memasuki Sabarimala bukan hanya tentang menstruasi, namun juga sesuai dengan keinginan dewa, yang diyakini telah menetapkan aturan jelas tentang ziarah untuk mencari berkahnya.

Menurut mitologi kuil, Dewa Ayyappa adalah seorang bujangan yang diakui telah mengambil sumpah selibat dan karenanya, wanita dari usia tertentu tidak diizinkan masuk ke dalam kuil.

Dua wanita lain telah berhasil mencapai tempat kuil pada Oktober lalu, dengan lebih dari 100 polisi melindungi mereka ketika pengunjuk rasa melempari batu selama perjalanan bolak-balik sejauh sekitar lima kilometer.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.