Sukses

Unggah Ujaran Kebencian soal Palestina dan Muslim, Akun Anak PM Israel Diblokir Facebook

Putra PM Israel mengatakan, Facebook telah memblokir akunnya setelah dirinya mengunggah status yang dianggap kontroversial soal Palestina dan muslim.

Liputan6.com, Tel Aviv - Putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Facebook telah memblokir akunnya selama 24 jam setelah dirinya mengunggah postingan --yang dinilai kontroversial-- soal Palestina dan muslim.

Pekan lalu, Facebook menghapus sebuah unggahan Yair Netanyahu yang menyerukan "pembalasan dendam" untuk dua tentara Israel yang dibunuh oleh seorang Palestina.

Dalam postingannya, pemuda 27 tahun itu mengatakan dia akan lebih suka jika "semua muslim meninggalkan tanah Israel". Unggahan itu kemudian dihapus oleh Facebook.

Merespons tindakan tersebut, Yair Netanyahu menyebut Facebook telah bertindak menjadi "polisi atas pendapat seseorang". Tapi, pihak media sosial besutan Mark Zuckerberg menuduh Yair mengutarakan ujaran kebencian, demikian seperti dikutip dari BBC, Selasa (19/12/2018).

Pada Minggu 16 Desember, Yair Netanyahu juga mengunggah status ke Twitter untuk mengekspresikan kemarahannya pada larangan 24 jam dari Facebook, menyindir langkah itu dengan menyebutnya "luar biasa".

Twit-nya termasuk screenshot dari unggahannya di Facebook yang telah dihapus. Isinya berupa seruan untuk membalas kematian para prajurit Israel yang diduga ditembak dan dibunuh oleh seorang Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel pada Kamis 13 Desember.

Di dalamnya ia memperingatkan bahwa "tidak akan pernah ada kedamaian dengan monster-monster dalam bentuk manusia itu, yang menyebut diri mereka 'Palestina' sejak 1964," ujar Yair, mereferensi tahun berdirinya Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

"Pemikiran polisi progresif radikal di Facebook juga telah merisak saya!" lanjut Yair dalam postingannya.

"Hamas, Hizbullah dan rezim Iran memiliki halaman resmi di Facebook. Ada juga halaman tanpa akhir yang menyerukan penghancuran Israel dan pembunuhan orang-orang Yahudi. Ribuan pelaku kekerasan, ekstremis dan sayap kiri membuat postingan terhadap saya dan keluarga saya, termasuk ancaman fisik kekerasan dan ancaman pembunuhan tidak bermoral."

"(Tapi) semua itu tidak melanggar aturan komunitas Facebook."

Ini bukan pertama kalinya unggahan Yair menuai kontroversi. Tahun lalu, ia menarik kritik luas setelah dia mengunggah meme mencemooh beberapa pengkritik ayahnya, salah satunya miliarder George Soros. Miliarder itu sendiri dituduh oleh kelompok Anti-Defamation League sebagai anti-Semit.

Tanggapan dari Facebook

Seorang juru bicara Facebook mengatakan Yair Netanyahu telah "mengunggah beberapa postingan, di antaranya merupakan ujaran kebencian," dan itu, kata Facebook, telah melanggar aturan standar komunitasnya.

"Karena itu, konten tersebt dihapus dari platform kami seperti yang kami lakukan untuk siapa pun yang memposting konten serupa tentang setiap karakteristik yang dilindungi."

"Setelah ini, Yair Netanyahu memutuskan untuk membagikan screenshot dari postingan yang dihapus dan memanggil orang untuk membagikannya - dengan konten tulisan yang sama berupa ujaran kebencian lagi."

Juru bicara itu mengatakan Facebook akan terus menegakkan kebijakannya.

"Selain itu, kami ingin menekankan bahwa kami tidak pernah menghapus posting karena mengkritik perusahaan dan klaim bahwa kami menyensor kritik terhadap perusahaan di platform itu jelas tidak benar."

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelaku Penembakan Telah Ditangkap

Sejauh ini pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan telah menahan "40 tersangka pelaku serangan teror."

IDF menyatakan melalui Twitter pada Jumat 14 Desember 2018 bahwa 37 tahanan di antaranya "diketahui sebagai anggota Hamas".

Menurut cuitan di Twitter tersebut, penangkapan mereka menyusul "serangan penembakan" pada Kamis 13 Desember 2018 yang menewaskan dua tentara IDF dan mencederai beberapa lainnya.

Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa para tahanan adalah "aktivis Hamas, termasuk anggota parlemen" yang ditangkap dalam penggerebekan Kamis malam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.