Sukses

Putra Mahkota Arab Saudi: Pembunuhan Jamal Khashoggi Kejahatan Keji

Mohammed bin Salman (MBS), Putra Mahkota Arab Saudi akhirnya buka suara soal kasus kematian jurnalis Jamal Khashoggi.

Liputan6.com, Riyadh - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) akhirnya buka suara terkait kasus kematian jurnalis The Washington Post pada Rabu 25 Oktober 2018 waktu setempat. Ia menyebut pembunuhan seorang pengritiknya, Jamal Khashoggi sebagai "kejahatan keji yang tidak bisa dibenarkan."

"Kejahatan itu sangat menyakitkan bagi semua orang Saudi. Menyakitkan dan kejam bagi setiap manusia di dunia," demikian komentar publik pertamanya tentang kematian Khashoggi tiga pekan lalu di dalam konsulat Saudi di Istanbul, Mohammed mengatakan pada konferensi investasi Riyadh, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (25/10/2018).

Pangeran MBS menambahkan, "Mereka yang berada di balik kejahatan ini harus bertanggung jawab, pada akhirnya keadilan akan menang."

Komentar itu muncul, setelah Presiden Donald Trump mengatakan bahwa akhirnya putra mahkota yang bertanggung jawab atas kematian Jamal Khashoggi.

Trump mengatakan kepada harian The Wall Street Journal, "Nah, pangeran Saudi yang berkuasa di sana pada tahap ini. Dia melakukan banyak hal, jadi jika ada seseorang yang melakukannya, itu adalah dia."

Tanggapan terbaru Trump tentang kematian Khashoggi itu muncul setelah dia mengatakan kepada wartawan Selasa 23 Oktober bahwa pemerintah Saudi telah melakukan salah satu perbuatan "menutup-nutupi yang terburuk" dalam sejarah dengan tanggapan mereka terhadap pembunuhan Khashoggi --seorang pengkritik putra mahkota di kolom yang ditulisnya untuk harian The Washington Post.

Pada hari Rabu, Inggris juga bergabung dengan AS dalam mencabut visa bagi orang yang dicurigai membunuh Khashoggi, sementara Amerika dan beberapa pemerintah Barat mempertimbangkan tindakan lebih lanjut terhadap Riyadh, termasuk kemungkinan memangkas penjualan senjata.

Sejauh ini pihak berwenang Saudi telah memecat lima pejabat terkait dengan kematian Jamal Khashoggi dan menangkap 18 orang lain. Putra Mahkota Saudi itu juga mengatakan bahwa para pejabat Saudi akan terus menyelidiki pembunuhan itu dengan Turki.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pernyataan Baru dari Saudi Soal Kasus Khashoggi

Penampilan publik Pangeran MBS pada hari ini terjadi sehari setelah informan Saudi menyampaikan pernyataan baru soal kematian Jamal Khashoggi.

Seperti dikutip dari CNN, informan Saudi, pada Selasa 23 Oktober menjelaskan bahwa memang benar ada sebuah operasi yang melibatkan tim beranggotakan belasan orang "untuk meyakinkan Khashoggi kembali ke Arab Saudi" --Khashoggi diketahui telah hidup di pengasingan di AS dan Turki (bersama tunangannya, Hatice Cengiz) sejak akhir 2017.

Tim itu diketahui berada di konsulat Saudi di Istanbul ketika Khashoggi diketahui memasuki kompleks itu pada 2 Oktober 2018.

Jika 'cara baik-baik' tidak berhasil, tim itu berencana untuk membius dan membawa Khashoggi ke sebuah 'rumah aman' atau safe house (terminologi dunia intelijen-spionase untuk menyebut sebuah kamp atau rumah persembunyian) Saudi di Istanbul, di mana ia akan ditahan selama 48 jam.

Dan, jika Khashoggi masih menolak untuk kembali ke Arab Saudi pada saat itu, tim harus pergi dan seorang "kaki-tangan lokal" mesti membiarkannya pergi, kata informan itu kepada CNN.

Informan Saudi itu juga mengklaim bahwa seorang ahli forensik hadir untuk menghapus semua bukti keberadaan Khashoggi di konsulat dan di rumah aman, sehingga jika kemudian Khashoggi mengatakan bahwa dia telah diculik, tidak akan ada bukti yang mendukung pernyataannya.

Namun, operasi itu berjalan keliru ketika tahapan di konsulat, yang mana Khashoggi "marah ketika hendak dibius, kemudian berjibaku dengan anggota tim untuk menghindari pembiusan, dan akhirnya dicekik sampai tewas."

Dalam operasi itu, informan tersebut menyebut tentang keterlibatan '15 orang Saudi' yang ikut serta dalam operasi itu. Total sembilan orang berada di konsulat, dengan "tiga atau empat bertugas untuk menanyai Khashoggi, dan sisanya menangani logistik." Anggota lainnya, menunggu di rumah aman, menurut informan itu.

Kendati demikian, informan itu tidak memberikan bukti yang menguatkan versi baru dari peristiwa tersebut --sebuah iterasi lain dari sisi Arab Saudi tentang misteri kematian Jamal Khashoggi yang terus berkembang itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.