Sukses

Seperti Pak Eko di Ujungberung, 3 Rumah di Luar Negeri Ini Juga Bermasalah

Tiga rumah ini memiliki kasus seperti Pak Eko Ujungberung yang bermasalah dengan jalanan.

Liputan6.com, Ujungberung - Saat ini, nama Eko Purnomo tengah viral di media sosial. Sebab, warga Ujungberung ini terpaksa pindah dari rumahnya lantaran tak punya akses jalan karena terisolasi tembok rumah tetangga.

Sudah tiga tahun Eko Purnomo tak lagi tinggal di rumahnya yang berlokasi di RT 05 RW 06 Kampung Sukagalih, Desa Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat.

Kini ia bersama istri dan adik-adiknya mengontrak rumah di Kampung Ciporea, Kelurahaan Pasanggrahan, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung.

Hal lain yang membuat viral adalah upaya pak Eko (sapaan akrabnya) yang berupaya menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan keluh kesahnya ini.

Bahkan, ia harus kejar-kejaran dengan Paspampres lantaran melempar surat ke arah Presiden Jokowi saat tengah menghadiri karnaval kebudayaan di Bandung.

Rupanya, kasus soal rumah yang terjepit, tak punya akses serta melintang di tengah jalan raya juga pernah terjadi di dunia. Berikut selengkapnya seperti dikutip dari berbagai sumber pada Kamis, (13/9/2018):

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Rumah Halangi Jalan Selama 14 Tahun

Sebuah rumah di Shanghai, China, dianggap sebagai masalah dalam pembangunan karena telah menghalangi jalan raya selama 14 tahun. Akhirnya diruntuhkan juga pada September tahun 2017.

Para penghuni rumah yang dikenal dengan sebutan 'rumah paku' itu awalnya menolak pindah sejak 2003. Mereka beralasan kompensasi yang diberikan pemerintah tidak sepadan.

Namun pada akhirnya mereka menyetujui paket kompensasi senilai 2,7 juta yuan dan memperbolehkan rumah mereka untuk diruntuhkan, demikian dikutip dari laman BBC.

Rumah 'paku' menjadi hal yang kerap terjadi di tengah pembangunan pesat oleh Pemerintah China. Istilah tersebut digunakan untuk mendeskripsikan rumah yang tak boleh dihancurkan oleh para penghuni.

 

3 dari 4 halaman

2. Rumah 'Bandel'

Dalam rangka perlawanan terhadap pihak otoritas, seorang penghuni rumah di bagian Selatan China ngotot tidak membolehkan petugas membuldozer rumahnya.

Rumah tak berpenghuni di Nanning, China itu kurang lebih bisa dibilang gubuk. Lokasinya lah yang sedikit berbeda dari rumah selayaknya, yaitu di tengah-tengah jalan, yang menghambat pembangunan, seperti dikutip dari Telegraph.co.uk.

Ada istilah ‘rumah paku’ di China, yang digunakan untuk menyebut properti yang tidak pada tempatnya lantaran si pemilik tidak membolehkan untuk menggusur properti itu. Kata ‘paku’ mengacu pada sikap keras kepala si pemilik dan rumah yang seakan muncul dari tanah seperti paku yang tidak pada tempatnya.

Sesuai hukum yang berlaku di China, adalah ilegal untuk menghancurkan properti secara paksa tanpa persetujuan dari pemiliknya. Secara tipikal, penduduk menolak akibat kompensasi yang tidak sesuai.

4 dari 4 halaman

3. Rumah Berdiri di Dua Negara

Sebuah rumah seluas 213 meter persegi yang terdiri dari lima bangunan bertingkat, berdesain ala era 1950-an, dan dijaga 24 jam oleh pihak keamanan. Meski spesifikasinya terdengar biasa, namun rumah itu tergolong tak biasa, apa alasannya?

Hunian yang dijual dengan harga US$ 109.000 itu berdiri di atas dua negara, yakni Amerika Serikat dan Kanada. Bangunan itu berada tepat di perbatasan Beebe Plain, Vermont (AS) dan Satnstead, Quebec (Kanada).

Namun pemilik rumah itu, Brian DuMoulin, perlu menjualnya dengan usaha ekstra karena masalah perbatasan internasional, demikian dikutip dari laman Time.

Rumah yang secara lokal dikenal sebagai Old Stone Store, awalnya dibangun oleh seorang pedagang sehingga ia bisa menjual barang-barang ke petani di Vermont dan Quebec. Brian dan istrinya, Joan DuMoulin, mewarisi bangunan itu sekitar 40 tahun lalu.

Pasangan yang memiliki dua kewarganegaraan, AS dan Kanada, dan juga punya sebuah rumah di dekat Morgan, Vermont itu berharap dapat menjualnya sehingga bisa pindah ke Ontario untuk lebih dekat dengan anak-anak dan cucu mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.