Sukses

Serangan Udara ke Yaman Tewaskan 29 Bocah, Ini yang Akan Dilakukan Arab Saudi Cs

Serangan udara Arab Saudi di Dahyan, Yaman menewaskan 51 orang, yang mayoritas adalah anak-anak.

Liputan6.com, Riyadh - Sebuah bus baru saja melewati pasar Dahyan, Yaman. Kendaraan itu mengangkut warga sipil, termasuk anak-anak sekolah yang baru pulang piknik.

Di tengah jalan, sang pengemudi menghentikan bus untuk membeli minuman. Kendaraan itu dalam kondisi diam saat rudal yang ditembakkan dalam serangan udara koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi menghantamnya. Setidaknya, 29 anak tak berdosa tewas karenanya.

Sebuah tayangan video menunjukkan situasi mengenaskan pasca-serangan, di mana sejumlah jasad anak-anak terbaring di bawah bus yang meledak. Sementara, beberapa bocah tersadar dalam kondisi berdarah-darah dan kehilangan anggota badan.

Salah satu bocah, dengan wajah penuh debu, mencoba untuk mengangkat kakinya yang tak bisa digerakkan. "Kakiku tak mau bangun," kata dia seperti dikutip dari CNN.

Belakangan, koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi mengumumkan, pihaknya akan melakukan investigasi terhadap serangan udara di Yaman yang menewaskan anak-anak tersebut.

Dalam akun Twitternya, media Al-Arabiya TV yang dibiayai Arab Saudi mengutip pernyataan seorang pejabat senior yang mengatakan, pihak koalisi akan mencari bukti-bukti 'kerusakan kolateral' akibat serangan tersebut.

"Kami akan membawa para pelaku untuk bertanggung jawab dan membayar kompensasi pada para korban," demikian ujar pejabat senior tersebut Al-Arabiya TV, seperti dikutip dari BBC News, Sabtu (11/8/2018).

Serangan udara koalisi kala itu menargetkan Dahyan, kota yang terletak di Provinsi Saada yang dikuasai pemberontak Houthi.

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi mendukung pemerintah Yaman yang melawan kubu Houthi.

Sementara itu, kementerian kesehatan yang berafiliasi ke kubu Houthi mengatakan, korban jiwa akibat serangan udara yang dilancarakan koalisi Arab Saudi bertambah menjadi 51 orang, termasuk 40 anak. Sementara, sekitar 79 orang lainnya luka-luka.

Sementara, seperti dikutip dari CNN, Komite Internasional Palang Merah mengungkapkan, sebuah rumah sakit menerima jasad 29 orang yang mayoritas adalah anak-anak berusia kurang dari 15 tahun, serta 40 korban luka, 30 di antaranya adalah para bocah.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyerukan dilakukannya penyelidikan secara independen dan cepat, demikian diungkapkan juru bicaranya.

Menteri Luar Negeri Inggris Alistair Burt juga berpendapat, perlunya dilakukan investigasi yang transparan. Ia mengaku prihatin atas kejadian tersebut.

Sementara, Mohammed Ali al-Houthi, pemimpin Dewan Revolusioner Tertinggi Houthi, dalam akun Twitternya menyatakan siap untuk bekerja sama dan mendukung penyelidikan internasional.

 

Saksikan video terkait serangan di Yaman berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengapa Perang Bergolak di Yaman

Yaman menderita dan hancur akibat konflik yang terus meningkat eskalasinya sejak awal 2015. Kata itu, pemberontak Houthi merebut kendali sebagian besar wilayah barat negara tersebut dan memaksa Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi melarikan diri ke luar negeri.

Khawatir dengan munculnya kelompok yang mereka lihat sebagai proxy atau perpanjangan tangan Iran, koalisi yang terdiri atas Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan tujuh negara Arab lainnya campur tangan dalam upaya untuk memulihkan kekuasaan pemerintah Yaman.

Sekitar 10 ribu orang, dua pertiga di antaranya adalah warga sipil tewas akibat konflik, demikian menurut data PBB. Sementara, sekitar 55 ribu orang tewas.

Pertempuran dan blokade parsial oleh pihak koalisi juga telah menyebabkan 22 juta orang terjebak dan membutuhkan bantuan kemanusiaan -- menciptakan darurat keamanan pangan terbesar di dunia, serta memicu wabah kolera yang diduga telah mempengaruhi satu juta orang.

Serangan di Dahyan dilakukan sepekan setelah koalisi yang dipimpin Arab Saudi melakukan serangan udara yang menargetkan sebuah pasar ikan yang sibuk dan juga ke pintu masuk rumah sakit terbesar di Yaman, Al-Thawra di kota pelabuhan Hodeidah. Sebanyak 55 orang warga sipil tewas, 170 lainnya luka-luka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.