Sukses

Keracunan Makanan di Arab Saudi Terungkap Akibat Mayones, Satu Pabrik Ditutup

Kasus keracunan makanan di Arab Saudi ini terjadi bulan lalu dan menerpa jaringan restoran burger terkemuka.

Liputan6.com, Riyadh - Pihak berwenang Arab Saudi pada hari Sabtu (11/5/2024) mengumumkan bahwa sumber kasus keracunan makanan baru-baru ini di Riyadh pada jaringan burger populer di negara itu telah dilacak berasal dari bakteri yang ditemukan dalam produk mayones yang digunakan.

Bulan lalu, sejumlah kasus botulisme dilaporkan di Arab Saudi terkait dengan jaringan restoran Hamburgini, sehingga mendorong pihak berwenang mengambil tindakan yang diperlukan dan membuka penyelidikan. Demikian seperti dikutip dari AlArabiya News, Senin (13/5).

Kementerian Kesehatan Arab Saudi awal bulan ini mengumumkan bahwa 75 orang terdampak dan satu kematian dilaporkan.

Menindaklanjuti masalah ini, Kementerian Kota, Urusan Pedesaan dan Perumahan Arab Saudi mengumumkan pada hari Sabtu bahwa analisis laboratorium yang dilakukan oleh Otoritas Makanan dan Obat Arab Saudi mengungkapkan bahwa bakteri clostridium botulinum, yang menyebabkan botulisme, ditemukan dalam sampel mayones "Bon Tum" yang disajikan jaringan tersebut.

Clostridium botulinum adalah bakteri yang menghasilkan racun botulinum, salah satu zat paling mematikan yang diketahui. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), racun botulinum memblokir fungsi saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan pernapasan dan otot.

"Botulisme bawaan makanan, yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang diproses secara tidak tepat, merupakan penyakit langka namun berpotensi fatal jika tidak didiagnosis dengan cepat dan diobati dengan antitoksin," jelas WHO.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tindakan Hukum

Imbas kasus keracunan makanan ini, distribusi mayones terkait dihentikan secara nasional dan akan dimusnahkan dari pasar serta perusahaan makanan di seluruh Arab Saudi.

"Pabrik yang memproduksi mayones telah ditutup sambil menunggu tindakan hukum," kata kementerian Arab Saudi, sambil menyerukan pelanggan untuk memusnahkan produk tersebut.

"Semua sisa stok produk di pabrik, terlepas dari batch atau tanggal kedaluwarsanya, akan ditarik dan dimusnahkan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.