Sukses

Video PM Jepang Jatuh Saat Main Golf Bareng Donald Trump

Trump dan Abe kerap berbicara tentang kekuatan dan hubungan di antara mereka. Namun, sebuah video menyatakan sebaliknya.

Liputan6.com, Tokyo - Ada saja hal-hal yang tak terduga dalam kunjungan Donald Trump ke Jepang. Pria berusia 71 tahun itu sempat menimbulkan kehebohan karena gaya nyelenehnya saat memberi makan ikan koi. Trump yang tak membungkuk saat bertemu kaisar pun turut menggegerkan warganet.

Meski demikian, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, tetap saja menjamu dan menyanjung Presiden Trump. Mengetahui bahwa miliarder nyentrik itu menyukai golf dan hamburger, Abe pun menyediakan dua hal itu kepada Trump.

Selama Trump di Jepang, kedua kepala negara itu kerap berbicara tentang kekuatan sekutu dan hubungan bromance di antara mereka.

Namun, sebuah video memperlihatkan sebaliknya.

Dikutip dari The Washington Post, Kamis (9/11/2017), ketika kedua kepala negara itu tengah bermain golf di Kasumi Country Club pada Minggu, PM Abe yang tengah berada di bunker (jebakan pasir di lapangan golf) terjatuh dan berguling bak ninja. Adegan itu sama sekali tidak diketahui oleh Donald Trump.

Video itu memperlihatkan PM Jepang, yang mengenakan sweater putih, baru saja memukul bolanya dari pasir dan berlari keluar dari bunker. Tapi saat dia menjejakkan kakinya ke rumput, ia kehilangan keseimbangan dan berguling ke belakang ke dalam lubang berpasir. Untungnya, seorang ajudan bergerak cepat untuk membantu perdana menteri.

Namun, Trump sudah berjalan dan memunggungi Abe. Ia tampaknya tidak menyadari teman golfnya telah melakukan gerakan 'akrobat' di belakangnya.

Berikut video detik-detik PM Abe jatuh terguling ke belakang:

Video itu didapat dari TV Jepang yang memang memiliki izin untuk merekam kedua pemimpin itu dari udara. Dengan demikian, gambar PM Jepang terjatuh, sementara Trump tak melihat adegan itu pun segera viral di dunia maya.

"Saya melihat bahwa PM Abe berguling ke belakang dan jatuh saat dia keluar dari sebuah bunker. Bukan berarti saya mengejeknya, tapi saya hanya mencoba mengatakan dengan bahasa yang baik bahwa itu adalah cara indah untuk jatuh," tulis akun Twitter @forownway.

"Kebenaran dari diplomasi golf Abe-Trump!" lanjut warganet @oliveyellow.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diplomasi Golf yang Gagal?

Banyak warganet lainnya melihat jatuhnya Abe adalah tanda dari kedua hubungan itu tak seimbang.

"Abe diabaikan saat dia terjatuh ke belakang. Dia menyajikan Trump banyak makanan lezat, tapi bayarannya, Abe dipaksa untuk membeli banyak senjata," tulis @iampeppar di Twitter. "Lagi pula, Trump mengabaikan semua tweet Abe. Trump bahkan tidak mem-follow Abe di Twitter. Dan kau panggil teman terbaik ini LOL? "

Litera, sebuah situs berita tabloid, menyebut Trump kurang bereaksi terhadap apa yang terjadi dengan Abe.

"Kami pikir Trump menyadari bahwa dia jatuh, akan bergegas menemui Perdana Menteri Abe dan mengatakan sesuatu seperti: 'Oh my gosh! Shinzo, apa kau baik-baik saja?" dan membantunya berdiri, tapi tidak ada yang seperti itu," tulis situs itu. Media itu dianggap berlebihan karena kenyataannya Trump tidak melihat kejadian itu.

"Dia bahkan tidak memperhatikan baju Abe yang kotor dengan pasir di sekujur tubuhnya, dan langsung berjalan ke depan dengan cepat. Abe, bahkan mencoba untuk tidak ketinggalan langkah Trump. Dia tak beristirahat dan justru mengikuti Trump dengan panik," tulis situs tersebut.

Abe, memberi Trump sebuah tongkat golf berujung emas dalam pertemuan pertama mereka di pertandingan 27-hole di Mar-a-Lago pada Februari 2017. Ia dilaporkan telah berlatih golf lebih intens menjelang kedatangan Trump.

Nikkan Gendai, tabloid terlaris, menulis bahwa diplomasi golf Abe adalah "kegagalan besar" karena keduanya tak bercakap banyak di lapangan golf.

"Abe bahkan kerap bermain sendiri, sementara Trump berjalan dan berbincang dengan Hideki Matsuyama," tulis Gendai yang merujuk atlet golf profesional yang bermain bersama kedua kepala negara itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.