Sukses

Helikopter Milik Angkatan Udara India Jatuh, 7 Orang Tewas

Insiden helikopter jatuh mengakibatkan lima prajurit dan dua perwira tewas di tempat.

Liputan6.com, New Delhi - Setidaknya tujuh personel Angkatan Udara India dilaporkan meninggal dunia usai helikopter yang mereka gunakan mengalami sebuah insiden. Sebuah parasut yang membelit baling-baling rotor bagian belakang diduga jadi alasan utama.

Dilansir dari laman Mirror.co.uk, Kamis (2/11/2017), sebuah rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan sebuah helikopter Mi 17-V5 mengalami kecelakaan.

Insiden tragis tersebut mengakibatkan lima prajurit dan dua perwira tewas di tempat. Sementara itu, satu orang lainnya mengalami luka parah dan masih kritis.

Pada mulanya, helikopter ini sedang menjalankan misi pengiriman bahan bakar ke sebuah pangkalan Angkatan Darat India yang lokasinya sangat tepencil -- dekat dengan perbatasan China.

Dalam rekaman video yang beredar tampak jelas beberapa jeriken minyak yang diterjunkan ke tanah dengan menggunakan parasut.

Namun, salah satu parasut ada yang tidak mengembang dengan sempurna. Nahasnya, parasut itu malah mengarah ke bagian belakang dan mengenai mesin helikopter. Tak lama, hal itu menyebabkan helikopter hilang keseimbangan dan terjatuh.

Menurut laporan media setempat, video itu sudah dikonfirmasi kebenarannya oleh seorang pejabat senior di Kementerian Pertahanan yang sudah menggelar investigasi.

"Sudah ada standar yang harus dilakukan oleh anggota militer untuk menerjunkan pasokan bahan bakar," ujar seorang pilot senior.

"Anggota penerbangan sudah melakukan yang terbaik sesuai dengan latihan yang mereka lakukan. Namun memang nahas, parasut mengenai ekor helikopter," kata dia.

Helikopter buatan Rusia tersebut sudah digunakan oleh Angkatan Udara India pada 2013 dan bisa dibilang punya kemampuan yang sangat mumpuni.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Helikopter Jatuh di Perairan Norwegia, 13 Tewas

Insiden helikopter yang terjatuh ini juga pernah terjadi di Norwegia tahun 2016. Unit tersebut mengudara dari Statoil ASA --lapangan udara minyak dan gas tersebut.

Helikopter CHC yang dioperasikan dari lepas pantai Norwegia itu jatuh dalam perjalanan ke Bergen di pantai barat negara itu. Seluruh penumpang dan awak pesawat tewas.

Helikopter jatuh itu membawa 11 penumpang dan 2 awak terbang rendah sekitar tengah hari di dekat Turoey, luar Bergen. Unit tersebut kembali dari platform Gullfaks B.

"Operasi penyelamatan resmi berakhir dan semua telah dikonfirmasi tewas," kata Pusat Koordinasi Penyelamatan Gabungan Norwegia seperti dikutip dari ABC.net.au.

 

3 dari 3 halaman

Kejadian Serupa

Ini adalah kecelakaan pesawat mematikan pertama di industri lepas pantai Norwegia sejak tahun 1997. Ketika itu sebuah helikopter dalam perjalanan ke lapangan Norne jatuh di Laut Norwegia, menewaskan 12 orang di dalamnya.

"Baling-baling helikopter dari Airbus Grup Eurocopter 225LP ditemukan di tanah, sementara bagian lambungnya berada di bawah air pada kedalaman 6-7 meter," ungkap John Sjursoe.

Wakil Presiden Eksekutif Statoil, Arne Sigve Nylund mengatakan, para penumpang berasal dari beberapa perusahaan yang berbeda untuk pengembangan dan produksi di Norwegia.

"Ini adalah tragedi yang mendalam, 13 rekan meninggal. Keluarganya terluka, dan rekan kerjanya kehilangan teman...," tutur Nylund.

Sebelas orang di dalam helikopter dilaporkan warga negara Norwegia. Dua lainnya berasal dari Inggris dan Italia.

Korban tewas terakhir di industri terjadi pada bulan Desember 2015, ketika satu orang tewas setelah gelombang menabrak rig milik Statoil.

Di Inggris Raya, penerbangan helikopter dihentikan pada 2013, setelah empat orang tewas dalam kecelakaan akibat masalah mesin yang membawa pekerja dari lokasi pengeboran minyak.

Menurut kantor berita NTB, Statoil yang 67 persen dimiliki oleh pemerintah, saat ini menutup produksi di Gullfaks B untuk mengurus personel pada lokasi tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini