Sukses

Demi Putrinya yang Difabel, Ayah Bangun Taman Main Rp 670 Miliar

Sebagai mantan pengusaha, pria itu mencoba untuk menjual bisnis propertinya pada tahun 2005 untuk mendirikan The Gordon Hartman Foundation.

Liputan6.com, Texas - Seorang pria di Texas, Amerika Serikat membangun sebuah taman hiburan senilai US$ 51 juta atau sekitar Rp 670 miliar. Hal tersebut ia lakukan bukan untuk urusan bisnis semata yang menghasilkan keuntungan, tetapi sebuah kado spesial bagi putri tercinta yang seorang difabel.

Seperti dikutip dari laman BBC, Sabtu (11/8/2017), pembangunan itu bermula dari pengalaman Gordon Hartman ketika rekreasi bersama putrinya yang berusia 12 tahun.

Saat sedang berenang, Hartman melihat banyak anak kecil yang menjauhi anaknya. Ia mengira respons itu terjadi akibat putrinya yang memiliki kekurangan.

"Morgan adalah anak yang luar biasa. Saat bertemu orang ia akan tersenyum dan selalu ingin memeluk orang lain," ujar Hartman.

Hartman dan istrinya Maggue kerap bertanya kepada orang tua lain tentang kondisi anak perempuannya, termasuk bagaimana penanganannya ketika berinteraksi dengan anak-anak lain.

Namun tak ada hasil yang memuaskan. Hartman pun menyadari tak ada tempat yang diperuntukkan bagi sang anak.

Kemudian pada 2007, Hartman memutuskan untuk membangun sebuah taman bermain sendiri.

Sebagai mantan pengusaha, pria itu mencoba untuk menjual bisnis propertinya pada 2005 untuk mendirikan The Gordon Hartman Family Foundation -- sebuah organisasi nirlaba untuk membantu penderita difabel.

"Kami menginginkan sebuah taman bermain di mana anak-anak berkebutuhan khusus dapat bermain dengan orang tuannya," ujar Hartman.

Hartman juga melibatkan beberapa dokter, terapis, orang tua dan pihak lain untuk mengonsultasikan konsep taman bermain yang dikhususkan untuk anak-anak cacat.

Taman bermain yang dibangun di atas lahan penambangan seluas 25 hektar tersebut didirikan di San Antonio, Texas.

Area bermain ini dilengkapi dengan beberapa atraksi seperti bianglala yang dapat dinikmati sepenuhnya oleh anak-anak. Para pengunjung mengatakan bahwa hal ini adalah pengalaman pertama merasakan atraksi yang begitu luar biasa.

Tak hanya bianglala, terdapat pula komedi putar yang dirancang khusus untuk anak-anak difabel.

Namun, Morgan sempat takut saat pertama kali mencoba wahana tersebut. Awalnya, ia terlihat bingung karena tak mengerti dengan jenis permainan itu.

Sepertiga dari total karyawan yang dipekerjakan di taman bermain tersebut adalah penyandang disabilitas. Meski begitu, mereka dapat bekerja dengan baik tanpa kendala apapun.

Hartman tak berencana untuk membuka taman bermain lainnya. Meski ada banyak permintaan dari banyak orang di beberapa wilayah. Sebagai gantinya, ia menyediakan fasilitas pendidikan bagi remaja berkebutuhan khusus.

Kini Morgan sudah beranjak dewasa, usianya sudah memasuki 23 tahun.

"Kini Morgan lebih sering berbincang dengan orang lain. Kami tentu bangga dengan perkembangannya," ujar Hartman.

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.