Sukses

Foto Pertama Bumi dari Angkasa Luar Diambil dari Roket Nazi

Kamera yang diikatkan ke roket milik Nazi meluncur hingga ketinggian 104 kilometer dan berhasil memotret Bumi.

Liputan6.com, Sante Fe - Pada 24 Oktober 1946, peneliti White Sands Missile Range di New Mexico mengikat kamera film Devry 35-millimeter ke moncong roket V2 yang diambil dari Nazi dan menembakkannya ke angkasa luar.

Menurut laporan Tony Reichhardt dalam majalah Smithsonian’s Air & Space, roket tersebut ditembak lurus menuju angkasa hingga mencapai ketinggian 104 kilometer dan kembali lagi ke Bumi dengan kecepatan 548,64 kilometer per jam.

Kamera yang dilindungi oleh penutup baja itu, menangkap foto pertama Bumi dan berhasil mendarat kembali dengan selamat.

Fred Rulli yang kala itu berusia 19 tahun, mengingat hari tersebut dengan jelas. Ia mengatakan kepada Reichardt bahwa dirinya ditugaskan masuk ke dalam tim pemulihan di padang gurun untuk mengambil tabung film dari puing-puing roket.

Ketika mereka menemukan bahwa kamera film itu kembali dengan utuh, peneliti sangat senang. "Mereka gembira, melompat-lompat seperti anak-anak," ujar Rulli.

Foto yang diambil dari kamera tersebut memang tak sejelas sekarang. Meski tak memperoleh banyak data, itu merupakan bukti dari konsep yang mengagumkan.

Sebelum peluncuran V2, Becky Ferreira dalam Motherboard melaporkan bahwa foto Bumi dari ketinggian pernah dilakukan pada 1935 dari Explorer II, yakni misi balon udara yang disponsori oleh Army Air Corps dan the National Geographic Society.

Seperti dikutip dari Smithsonian, Selasa (25/10/2016), dua awak yang berada dalam balon udara tersebut, mampu mengambil foto dari ketinggian 21,7 kilometer.

Namun kurang dari setahun setelah V2 mengambil foto pertama, peneliti White Sands yang dipimpin oleh fisikawan John T Menge dapat mengambil foto Bumi dari ketinggian 160 kilometer dari permukaan Bumi. Di antara tahun 1946 hingga 1950, mereka mendapat 1.000 foto Bumi dari angkasa luar dengan menggunakan roket V2.

Seiring berjalannya waktu, memotret gambar Bumi dari angkasa luar telah jauh lebih canggih dan memberi manusia perspektif baru soal planet biru yang kita tempati ini.

Contohnya, ketika Misi Apollo 8 mengelilingi Bulan saat malam Natal pada 1968, astronot Bill Anders mengenang ketika dirinya mengorbit Bulan dan mengaguminya serta mengambil sejumlah gambar.

Earthrise, 1968 (NASA)

Tapi ketika pesawat antariksa terbalik ke posisi baru dan memperlihatkan sisi Bumi, ketiga astronot yang berada di pesawat antariksa itu merasa takjub. Dua astronot lain meilai memotret planet tempat tinggal kita, meskipun itu bukan merupakan misi mereka.

Andres pun memotret sebuah gambar yang dijuluki "Earthrise". Foto tersebut memukau dunia dan memicu munculnya gerakan lingkungan baru.

Selain itu, terdapat gambar lain yang dijuluki "Pale Blue Dot" yang diambil dari Voyager 1 dari jarak 6 miliar kilometer dari Bumi.

Pale Blue Dot (NASA/JPL-Caltech)

Dalam buku dengan nama yang sama seperti foto tersebut, astronom Carl Sagan menulis, "Itu adalah rumah, Itu kita. Di sana ada orang-orang yang kau cintai, orang-orang yang kamu tahu, orang-orang yang pernah kita dengar, setiap orang yang pernah dan hidup di kehidupan mereka...Mungkin tak ada penggambaran yang lebh baik dari kebodohan dan kesombongan manusia dari foto dunia kita yang kecil ini."

Dalam 10 tahun terakhir, gambar dari Bumi telah mengalami peningkatan kualitas seiring dengann perkembangan teknologi. Contohnya saja versi terbaru "Earthrise" pada 2015. Dengan menggunakan Lunar Reconnaissance Orbiter Camera milik NASA, foto itu memberikan kita Gambar Bumi terjelas hingga saat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini