Sukses

Inggris Didesak Kirim Kapal Perang ke Gibraltar, Ada Apa?

Ketegangan Inggris dan Spanyol terkait dengan Gibraltar ditengarai meningkat pasca-Brexit.

Liputan6.com, London - Selama negosiasi Brexit, Inggris harus mengirimkan kapal perangnya ke Selat Gibraltar demi 'melindungi kawasan itu dari Spanyol'. Pernyataan tersebut disampaikan oleh mantan penasihat menteri pertahanan Inggris, Luke Coffey.

Menurut Coffey yang kini menjabat sebagai Direktur Allison Center for Foreign Policy Studies, langkah itu perlu dilakukan untuk menangkis tawaran Madrid terkait 'kedaulatan bersama'. Demikian seperti dilansir Independent, Kamis (4/8/2016).

Dikenal sebagai The Rock, kawasan yang terletak di ujung Semenanjung Iberia, Spanyol, ini memiliki 30 ribu warga yang telah memilih tetap menjadi Wilayah Luar Negeri Inggris -- wilayah kedaulatan Britania Raya di luar Inggris.

Sebelumnya, pasca-Brexit Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Garcia-Margallo bergegas menyerukan agar Inggris berbagi kedaulatan atas wilayah itu. Namun ajakan ini diacuhkan Britania Raya.

Coffey menegaskan, Inggris harus segera bertindak saat ini demi melindungi kepentingannya di Gibraltar dan meyakinkan warga di sana yang cemas dengan proses Brexit.

"Yang pertama dan terpenting, Theresa May, Boris Johnson, Liam Fox, Michael Fallon, dan David Davis harus melakukan kunjungan bersama ke Gibraltar sesegera mungkin," tulis Coffey di Conservative Home.

"Kementerian Pertahanan juga harus mengambil sikap dengan meningkatkan keberadaan kapal perang di Gibraltar. Ini akan mengirim pesan penting bagi warga di sana," tegasnya.

Coffey yang menuding Spanyol bersikap anakronistik --inkonsistensi kronologis sejarah-- menambahkan Britania Raya perlu mempersiapkan kemungkinan terburuk.

"Inggris harus bersiap untuk kemungkinan terburuk, termasuk dengan siaga lewat jalur udara jika perbatasan darat ditutup,"

Menteri Luar Negeri Inggris untuk Eropa, David Lidington, mengatakan negaranya akan terus 'mendukung' keinginan warga Gibraltar.

"Kami tidak akan pernah melewatkan keinginan warga Gibraltar terkait dengan kehendak kedaulatan yang mereka harapkan. Selain itu, Inggris tidak akan masuk dalam proses negosiasi dengan pihak-pihak yang tidak terkait," tegas Lidington.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Inggris hingga saat ini belum menyikapi usulan untuk mengirimkan kapal perang ke Gibraltar.

Perseteruan Inggris dan Spanyol atas Gibraltar telah berlangsung lama.

Britania Raya telah menduduki kawasan itu sejak 1713, sementara Spanyol menolak mengakui Gibraltar memiliki wilayah teritorial mengingat hal itu tidak disebutkan dalam Traktat Utrecht 1713.

Menyusul sengketa Gibraltar, sejumlah peristiwa yang meningkatkan ketegangan kedua negara pun telah berkali-kali terjadi. Salah satunya, kejadian penembakan sebuah jet ski pada 2013 lalu.

Peristiwa itu memperparah krisis diplomatik Inggris - Spanyol. Sebelumnya, pada November 2012 sebuah insiden di kawasan itu berujung pada pengusiran masing-masing duta besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini