Sukses

Sidik Jari Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Peti Mati Mesir Kuno

Sidik jari itu dipercaya milik pembuat peti jenazah yang saat itu sedang memberikan ulasan cat terakhir sebelum akhirnya mengering.

Liputan6.com, Cambridge - Sebuah sidik jari berusia 3.000 tahun ditemukan di peti mati Mesir Kuno.

Sidik jari itu dipercaya milik pembuat peti jenazah yang saat itu sedang memberikan ulasan cat terakhir sebelum akhirnya mengering. Hal itu diungkapkan oleh Museum Fitzwiliam di Cambridge, Inggris.

Sementara peti jenazah tersebut dipercaya milik seorang pendeta bernama Nesawershefyt, atau dikenal dengan Nes-Amun. Usia peti itu sekitar 1.000 tahun Sebelum Masehi dan merupakan salah satu barang bagian dari pameran bertajuk Death of the Nile.

Pameran itu bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana bentuk peti jenazah berubah-ubah seiring dengan perkembangan zaman selama 4.000 tahun.

Julie Dawson kepala museum mengatakan, penemuan sebenarnya ditemukan pada 2005 namun sengaja tidak dipublikasikan sampai saat ini.

"Sidik jari adalah salah satu saksi sejarah bagaimana sentuhan manusia membuat kita semakin dekat dengan si pembuat peti jenazah itu," kata juru bicara museum seperti dilansir dari The Independent, Senin (22/2/2016).

Peti jenazah Nes-Amun dipercaya sebagai salah satu yang terbaik dari jenisnya di seluruh dunia. Pun muminya juga mengalami pengawetan yang nyaris sempurna.

"Boks bagian dalam peti itu terbuat dari berbagai lapisan kayu," kata Dawson lagi.

"Sementara, kayu merupakan barang komoditas mahal pada saat itu dan tukang ukir sangat luar biasa berbakat membuat obyek yang sangat kompleks ini," ucapnya lagi.

Death of Nile adalah pameran pertama kali yang fokus pada artis pembuat karya seni Mesir Kuno dan mengeksplorasi kepercayaan dan pekerjaan di balik pembuatan peti jenazah.

Video Terkini