Sukses

Kelompok Bersenjata Duduki Gedung Pemerintah Federal AS

Suasana tegang, tak ada aparat keamanan, wartawan diusir, namun mereka menolak disebut teroris.

Liputan6.com, Oregon - Sekelompok orang bersenjata mengambil alih gedung perlindungan suaka marga satwa milik pemerintah federal Oregon, AS. Mereka menuduh pemerintah menghukum para pemilik ranch karena menolak menjual lahan kepada mereka. Hal itu diungkapkan juru bicara kelompok tersebut kepada CNN.

Bersenjatakan laras panjang, beseragam hijau ala militer, mereka menduduki bagian dari Malheur National Wildlife Refue di dekat kota Burns. Sebelumnya mereka berjalan dan berunjuk rasa mendukung Dwigh dan Steven Hammond. Kedua pria itu dituduh telah menyerang properti milik pemerintah dengan membakarnya.

Vonis dijatuhkan pada 2001. Jaksa penuntut mengatakan Hammond bersaudara membakar lokasi tersebut sehingga lebih dari 130 acre atau sekitar 526 ribu meter persegi lahan terbakar. Keduanya dihukum 5 tahun penjara.

Bukan Teroris?

Setelah berunjuk rasa membawa bendera Amerika Serikat, sekelompok orang bersenjata itu berhasil menguasai gedung milik pemerintah federal sejak Sabtu 2 Januari. Hingga Minggu (3/1/2016), mereka menolak untuk pergi.

"Kami akan di sini selama mungkin," kata Ammon Bundy, juru bicara kelompok tersebut.

"Kami membawa senjata tapi tidak berniat untuk menggunakannya. Namun, jika pihak keamanan melawan, kami akan mempertahankan diri," tambahnya lagi.

Kelompok Bersenjata Duduki Gedung Milik Pemerintah Federal AS (cocophony/thinkprogress)

Bundy adalah anak dari Cliven Bundy, pemilik tanah pertanian di Nevada yang tahun lalu menarik perhatian setelah melakukan perlawanan dengan badan sengketa tanah AS. Pria berusia 40 tahun itu mengatakan bahwa kelompoknya itu jelas membawa senjata, namun ia menolak disebut milisi.

Bundy juga menolak memberi perincian jumlah orang kelompoknya yang menduduki kantor federal itu. "Kami bukan teroris," ujarnya.

"Kami ini khawatir dan memikirkan warga sipil dan sadar apa yang kami lakukan ini demi anak-anak kami," ujarnya lagi.

Juru bicara Perlindungan Satwa Liar dan Ikan mengatakan badannya dan Lembaga Persengketaan Tanah AS mengetahui kelompok bersenjata itu.

"Saat ini situasi tengah berlangsung. Kepentingan kami adalah melindungi para pekerja dan kami kabarkan tidak ada seorang karyawan pun di gedung itu. Kami akan tetap memantau situasi ini," kata jubir itu.

Suasana Tegang, Wartawan Diusir

Wartawan Guardian, Jason Wilson, berkicau dalam twitter-nya. Ia mengatakan saat tiba di lokasi, tak ada satu pun petugas keamanan di lahan itu.

"Tidak ada petugas keamanan, tidak ada media, dan saya satu-satunya wartawan di situ. Mereka tak memperbolehkan saya masuk serta mengusir dengan kasar," tulisnya.

Kendati berhasil menduduki lahan itu, namun saat ditanya apa yang diingikan kelompoknya, Bundy tidak menjawab dengan jelas.

"Masyarakat berhak menggunakan lahan tanpa ketakutan," jawabnya.

Ia menuduh Malheur National Wildlife Refuge telah berbuat semena-semena kepada lebih 100 kepala keluarga pemilik lahan sejak 1900-an.

"Mereka hingga saat ini terus memperluas wilayah tanpa mempedulikan pemilik sebenarnya," ujar dia lagi.

Adapun dewan juri dalam persidangan Hammond mengatakan saksi mata melihat Hammond bersaudara membunuhi sekawanan kijang di wilayah taman marga satwa dan sengaja membakar taman itu.

Dewan kota Burns, Oregon, mengumumkan sekolah-sekolah akan ditutup sepanjang minggu akibat ketegangan yang diciptakan oleh kelompok bersenjata itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini